Desa Wisata Tinalah -->
Paket Wisata Jogja Dewi Tinalah

4 Desa Wisata Yogyakarta Masuk 50 Terbaik Nasional 2021 Kemenparekraf RI

Dewi Tinalah Wisata Jogja - Di Ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021, Kemenparekraf telah mengumumkan 50 desa wisata terbaik di Indoneisa ADWI 2021. Terdapat 4 Desa Wisata Yogyakarta yang masuk dalam desa wisata terbaik di Indonesia.


4 Desa Wisata Yogyakarta Masuk 50 Terbaik Nasional Kemenparekraf RI
sumber foto - Desa Wisata Tinalah (50 besar desa wisata terbaik Indonesia)

4 Desa Wisata Yogyakarta Terbaik Nasional tersebut Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah - Kulon Progo), Desa Wisata Kakilangit Mangunan Bantul, Desa Wisata Sambi Sleman, dan Kampung Wisata Rejowinangun Yogyakarta.


Desa Wisata Tinalah - Kulon Progo

Desa wisata ini dikenal dengan nama Dewi Tinalah. Alamat di Desa Puroharjo, Samigaluh, Kulon Progo, DI Yogyakarta. Desa wisata ini memilik ragam atraksi wisata meliputi kegiatan live in, wisata alam, susur sungai, Goa Sriti, Puncak Kleco, Situs Rumah Sandi Negara, Energi terbarukan dan berkelanjutan PLTMH, kawasan jalur speda Jogja Magelang, camping, makrab, outbound, gathering, kuliner desa, workshop, aneka oleh-oleh, homestay, paket sunrise dan sunset, dan kawasan pendidikan budaya dan lingkungan. Aktif dalam digitalisasi desa wisata secara berkelanjutan.


Desa Wisata Sambi - Sleman

Desa Wisata Sambi memiliki beragam potensi wisata yang menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan. Alamat Jl. Candi Ijo Km.2 Gunungsari, Desa Sambirejo, Kec. Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Potensi wisata berupa panorama alam Tebing Breksi, Watu Tapak, Kuliner, Paket Wisata, dan Balkondes terkenal dengan Amazing Race Tebing Breksi.


Desa Wisata Kakilangit Mangunan - Bantul

Desa wisata ini mengusun tema Desa Mandiri Berbudaya, Bernilai Tradisi & Filosofi. Alamat di Cempluk, Mangunan, Dlingo, Bantul Regency, Special Region of Yogyakarta. Desa wisata ini menawarkan view alam yang indah. Terdapat atrasi wisata berupa tradisi, seni budaya, kerajinan, wisata alam, outbond dan souvenir khas Kaki Langit.


Desa Wisata Rejowinangun - Yogyakarta

Desa Wisata ini dikenal dengan Kampung Wisata Rejowinangun. Alamat Jalan Jl Ki Penjawi No 37, Rejowinangun, Kec. Kotagede, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kampung ini memiliki potensi wisata Kerajinan, Seni Budaya, Kuliner, Edukasi Agro, Souvenir, dan Sejarah.


Tahap 50 besar ini telah melewati kurasi dari 300 besar dan 100 besar desa wisata dari seluruh pendaftar sebanyak 1831 desa wisata di Indonesia dari 34 provinsi yang diumumkan melalui Jadesta.com.


Portal Jadesta merupakan situs yang dikelola Kemenparekraf sebagai ruang dan wadah informasi yang juga berfungsi untuk menyusun rencana pengembangan dan pengelolaan desa wisata di Indonesia.


Berikut ini daftar 50 Desa Wisata Terbaik Indonesia 2021 - Jadesta Kemenparekraf RI


Aceh
  • Desa Wisata Nusa, Kabupaten Aceh Besar

Sumatra Utara
  • Desa Wisata Huta Tinggi, Kabupaten Samosir
  • Desa Wisata Tipang, Kabupaten Humbang Hasundutan

Sumatra Barat
  • Desa Wisata Sungai Batang, Kabupaten Agam
  • Desa Wisata Kampuang Minang Nagari Sumpu, Kabupaten Tanah Datar
  • Desa Wisata Apar, Kota Pariaman
  • Desa Wisata Saribu Gonjong, Kabupaten Lima Puluh Kota

Sumatra Selatan
  • Desa Wisata Ekowisata Burai, Kabupaten Ogan Ilir

Riau
  • Desa Wisata Koto Mesjid, Kabupaten Kampar

Lampung
  • Desa Wisata Rigis Jaya, Kabupaten Lampung Barat

Banten
  • Desa Wisata Cikolelet, Kabupaten Serang
  • Desa Wisata Sukarame, Kabupaten Pandeglang

DKI Jakarta
  • Desa Wisata Pulau Untung Jawa, Kabupaten Kepulauan Seribu
  • Desa Wisata Perkampungan Budaya Betawi, Kota Jakarta Selatan

Jawa Barat
  • Desa Wisata Alamendah, Kabupaten Bandung
  • Desa Wisata Saung Ciburial, Kabupaten Garut
  • Desa Wisata Cisande, Kabupaten Sukabumi
  • Desa Wisata Gegesik Kulon, Kabupaten Cirebon
  • Desa Wisata Selasari, Kabupaten Pangandaran

Jawa Tengah
  • Desa Wisata Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara
  • Desa Wisata Sangiran, Kabupaten Sragen
  • Desa Wisata Pandanrejo, Kabupaten Purworejo
  • Desa Wisata Cikakak, Kabupaten Banyumas
  • Desa Wisata Sumberbulu, Kabupaten Karanganyar
  • Desa Wisata Karanganyar, Kabupaten Magelang

Jawa Timur
  • Desa Wisata Kampung Blekok, Kabupaten Situbondo
  • Desa Wisata Sanankerto, Kabupaten Malang
  • Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong, Kabupaten Mojokerto
  • Desa Wisata Ranupani, Kabupaten Lumajang
  • Desa Wisata Serang, Kabupaten Blitar
  • Desa Wisata Tamansari, Kabupaten Banyuwangi

Yogyakarta
  • Desa Wisata Kakilangit Mangunan, Kabupaten Bantul
  • Desa Wisata Rejowinangun, Kota Yogyakarta
  • Desa Wisata Tinalah, Kabupaten Kulon Progo
  • Desa Wisata Dewi Sambi, Kabupaten Sleman

Bali
  • Desa Wisata Carangsari, Kabupaten Badung
  • Desa Wisata Tenganan Pegringsingan, Kabupaten Karangasem

Nusa Tenggara Barat
  • Desa Wisata Sesaot, Kabupaten Lombok Barat
  • Desa Wisata Bonjeruk, Kabupaten Lombok Tengah
  • Desa Wisata Senaru, Kabupaten Lombok Utara

Nusa Tenggara Timur
  • Desa Wisata Detosoko Barat, Kabupaten Ende
  • Desa Wisata Wae Rebo, Kabupaten Manggarai

Sulawesi Selatan
  • Desa Wisata Kole Sawangan, Kabupaten Tana Toraja
  • Desa Wisata Ara, Kabupaten Bulukumba
  • Desa Wisata Lembang Nonongan, Kabupaten Toraja Utara

Sulawesi Tenggara
  • Desa Wisata Liya Togo, Kabupaten Wakatobi

Gorontalo
  • Desa Wisata Religi Bubohu Bongo, Kabupaten Gorontalo

Maluku
  • Desa Wisata Ngilngof, Kabupaten Maluku Tenggara

Papua
  • Desa Wisata Kampung Yoboi, Kabupaten Jayapura

Papua Barat
  • Desa Wisata Arborek, Kabupaten Raja Ampat

Itu tadi 4 Desa Wisata Yogyakarta Terbaik di Indonesia dan 50 Daftar Desa Wisata Terbaik Indonesia 2021 Jadesta Kemenparekraf RI. Desa Wisata sebagai penggerak kebangkitan ekonomi nasional melalui desa-desa.

Desa Wisata Tinalah 300 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 Kemenparekraf

Dewi Tinalah Wisata Jogja - Desa Wisata Tinalah sebagai salah satu Desa Wisata Yogyakarta dan juga merupakan Desa Wisata Kulon Progo berhasil lolos tahap 300 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 Kemenparekraf. Dari 1831 desa wisata di seluruh Indonesia yang mendaftar dalam ajang tersebut.


Desa Wisata Tinalah 300 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 Kemenparekraf


Tahap tersebut merupakan tahapan krusial yang telah melewati proses kurasi yang begitu ketat dari para dewan juri Anugerah Desa Wisata 2021. Dilansir dari Jadesta bahwa Program Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 merupakan upaya memulihkan perekonomian Indonesia, pada khususnya di bidang dan sektor industri pariwisata (desa wisata). Anugerah Desa Wisata 2021 nantinya juga bertujuan untuk menjadikan desa-desa wisata Indonesia sebagai destinasi wisata berkelas dunia dan berdaya saing.




Desa Wisata Tinalah perwakilan Desa Wisata Yogyakarta

Dewi Tinalah menjadi salah satu bagian dari 300 desa wisata yang lolos dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia mewakili Desa Wisata Yogyakarta dan Desa Wisata Kulon Progo. Berikut desa wisata di Yogyakarta yang lolos:

Desa Wisata Kulon Progo

  • Desa Wisata Jatimulyo
  • Desa Wisata Tinalah
  • Desa Wisata Kalibiru

Desa Wisata Sleman

  • Desa Wisata Dewi Sambi
  • Desa Wisata Diro Sendangmulyo
  • Desa Wisata Gabugan

Desa Wisata Yogyakarta

  • Desa Wisata Rejowinangun
  • Desa Wisata Dewabroto

Desa Wisata Bantul

  • Desa Wisata Kakilangit Mangunan
  • Desa Wisata Patihan Goa Cemara
  • Desa Wisata Wukirsari

Desa Wisata Gunungkidul

  • Desa Wisata Bleberan


Desa Wisata Tinalah Masuk 300 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 Kemenparekraf Jadesta


Anugerah Desa Wisata 2021 terdapat 4 klasifikasi desa wisata dan 7 kategori penilaian desa wisata. 4 kategori desa wisata tersebut adalah desa wisata rintisan, desa wisata berkembang, desa wisata maju, dan desa wisata mandiri. 7 kategori desa wisata meliputi kategori desa wisata homestay, CHSE, toilet, souvenir, daya tarik wisata, desa digital, dan konten kreatif.


Baca Juga: Pedoman Desa Wisata 2021


Dalam tahun 2021, desa dari Sabang sampai Merauke di Indoensia, terdapat lebih dari 70.000 desa di Indonesia. Untuk mewujudkan desa wisata yang berkelas dunia, berdaya saing, dan berkelanjutan (sustainable) agar Indonesia Bangkit, melalui program Augerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021, Kemenparekraf mempersembahkan 1.831 peserta desa wisata, yang telah mendaftar dari 34 provinsi di Indonesia di Web Jadesta. Jumlah ini lebih dari dua kali lipat dari target semula yang 700 desa wisata.


Setelah melalui kegiatan dan serangkaian proses tahap kurasi (pemilihan), berdasarkan penilaian dari tim dewan kurator terhadap 7 kategori penilaian, klasifikasi dan kelengkapan data yang ada di laman jadesta.com, terdapat 300 besar desa wisata, ADWI 2021. Data desa wisata di laman web jadesta.com, nantinya akan dijadikan ruang, wadah dan arah dalam upaya kegiatan penyusunan rencana pengembangan desa-desa wisata diIndonesia oleh Kemenparekraf RI. Desa wisata nantinya akan menjadi simbol kebangkitan ekonomi nasional, untuk Indonesia Bangkit!


Dengan adanya program Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 sebagai cara pengembangan desa wisata yang fokus pada pengembangan pariwisata berkelanjutan dengan tiga aspek, yaitu desa wisata berkelanjutan, desa wisata dengan manfaat sosial lingkungan, dan desa wisata dengan manfaat ekonomi.



Kriteria Desa Wisata Digital Wujudkan Desa Mandiri dengan TIK

Dewi Tinalah - Desa wisata saat ini tidak dapat terlepas dari adanya peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Ranah digital menjadi bagian penting dalam sektor TIK. Penting bagi desa wisata saat ini dapat bertahan dan eksis di era informasi digital. Di sini desa wisata harus menjadi produsen atau pelaku informasi melalui proses digital marketing.


Kriteria Desa Wisata Digital

Penting bagi pengelola desa wisata, pokdarwis, dan pemerintah desa serta warga di kawasan desa wisata untuk mengetahui kriteria desa wisata digital agar dapat mengembangkan desa wisatanya dengan benar dan terarah. Digital merketing menjadi bagian penting dari kriteria desa wisata digital.


Mengapa Digital Marketing penting untuk Desa Wisata?

Tidak dipungkiri lagi, dengan adanya digital marketing merupakan salah satu strategi desa wisata melakukan penetrasi internet dunia dan Indonesia. Adanya digital marketing menjadikan perilaku masyarakat bergeser dari cara tradisional ke Teknologi Informasi. Desa wisata dapat menjangkau wilayah yang luas dan cepat, lebih hemat dan efektif dengan penerapan digital marketing.



Desa wisata yang melakukan digital marketing dapat mengetahui hasil yang terukur dan akurat. Dengan informasi yang disajikan di internet secara digital membuat wisatawan mencar informasi desa wisata secara mudah secara tanpa batas waktu alias 24 jam non stop menyajikan informasi.


Contoh digital maketing yang diterapkan di Dewi Tinalah adalah pemasaran menggunakan media digital baik berupa teks, foto, suara, maupun video. Penerapan digital maketing di Dewi Tinalah menggunakan media online berupa web, media sosial, konten pdf, media youtube, leaflet digital, dan berbagai saluran media digital lain.


Terkait penerapan strategi digital marketing yang telah di terapkan oleh Desa Wisata Tinalah, Anda juga dapat belajar digital marketing atau yang sering disebut dengan istilah kursus digital marketing. Nantinya dengan digital marketing course ini Anda akan diberikan tugas digital merketing yang harus dikerjakan untuk mengetahui jobdesk digital marketing oleh pengelola desa wisata.


Pelatihan digital marketing untuk pengelola desa wisata saat ini sangatlah penting dan menjadi kewajiban karena mau tidak mau harus masuk era digital. Jika desa wisata tidak adaptif dengan proses pemasaran saat ini menggunakan digital maketing akan kehilangan kesempatan untuk melebarkan jangkauan pasar dan mendapatkan pasar baru secara geratis.


Pengelola desa wisata dapat belajar secara mandiri atau otodidak dari berbagai macam sumber saat ini. Banyak materi digital marketing yang mudah dipelajari secara online. Bisa juga belajar dari digital merketing ppt yang bisa diundung di internet. Pengelola desa wisata dapat mencari dengan kata kunci ppt on digital marketing untuk mendapatkan kursus digital marketing secara cuma-cuma.


Sebagai contoh digital marketing yang diterapkan di Desa Wisata Tinalah adalah strategi digital merkting menggunakan WhatsApp. Pengelola desa wisata mengoptimalkan media chat ini dengan strategi whatsapp marketing yang bisa juga pengelola desa wisata di tempat lain terapkan juga. Digital marketing tools ini jika dioptimalkan sangat optimal untuk memperluas funnel digital marketing. Dengan WhatsApp dapat membangun kolam pemasaran secara efektif.


Baca Juga: Panduan Desa Wisata dan Pokdarwis

Kriteria Desa Wisata Digital juga mempunyai arah digitalisasi desa wisata atau literasi digital. Pengelola desa wisata perlu memperhatikan dokumen digital pengelolaan, pusat informasi digital, digital marketing (pemasaran digital), transaksi digital (pemesanan-pembayaran), komunikasi media sosial, dan literasi digital masyarakat di desa.


Pertanyaan mendasar tentang desa wisata digital adalah seperti apa itu kategorinya. Desa wisata digital adalah desa yang telah memasuki dan melebarkan sayap melalui pendekatan digital. Desa wisata digital ditantang untuk dapat menunjukkan komitmen menjadikan digitalisasi sebagai sarana penunjang desa wisata.


Berikut ini beberapa kriteria suatu desa wisata dapat dikategorikan sebagai desa wisata digital. Terdapat kategori mengenai literasi digital, strategi pemasaran, pusat informasi, media sosial, dan pengelolaan terintegrasi.


Literasi Digital Warga Lokal

  • Sebagian (>30%) warga / penduduk desa wisata telah memiliki smartphone berbasis android.
  • Sebagian (>30%) warga telah memiliki smartphone dan telah paham dan mampu menggunakan jaringan dan layanan internet.
  • Sebagian warga (>30%) yang memiliki smartphone telah aktif mengelola produk di platform online.


Strategi Pemasaran Digital

  • Desa wisata telah memiliki situs (website) untuk mempromosikan aktivitas dan usaha desa wisata.
  • Situs desa wisata tersebut telah berisikan pemesanan tiket masuk, memilih paket wisata, memilih tempat pondok wisata (homestay) dan lain-lain jejaring media sosial.


Pusat Informasi Digital

  • Desa wisata dengan mudah dapat ditemukan di internet (media sosial)
  • Desa wisata secara jelas dapat menampilkan daya tarik, produk lokal, destinasi wisata setempat, jadwal pertunjukan, dan lokasi fasilitas umum.
  • Desa wisata memiliki alamat dan kontak yang jelas dan mudah dihubungi serta masih aktif.


Sosial Media Desa Wisata

  • Desa Wisata dikelola secara aktif melalui media sosial seperti WhatsApp (WA), Instagram (IG), Facebook (FB), Twitter, Youtube, TikTok.
  • Desa wisata aktif berinteraksi di sosial media melalui IF, FB, Telegram, Twitter, WhatsApp (WA), dan lainnya.


Pengelolaan Desa Secara Digital

  • Desa wisata telah memiliki WIFI pada satu tempat atau beberapa tempat.
  • Desa wisata telah memiliki sistem pencatatan terintegrasi untuk kunjungan, keuangan, kerjasama, program kerja, dan data lainnya.


Cara Mengembangkan Desa Wisata Digital

Untuk menjadikan suatu desa wisata menjadi kawasan desa wisata digital, maka perlu adanya sarana prasarana utama yaitu akses internet dan pemanfaatan media digital. Hal tersebut dapat didanai menggunakan alokasi dana desa yang didalamnya mengamanahkan dana desa tersebut dapat digunakan untuk pengembangan desa wisata. Penggunaan alokasi dana desa ini perlu dipahami oleh pemerintah desa dan pengelola desa wisata dalam upaya untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat secara nyata melalui pemanfaatan dana desa yang tepat guna.


Kunci penting dalam pengembangan desa wisata digital adalah mindset dari masyarakat desa. Diperlukan perbagai sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan untuk mengelola desa wisata digital. Hal ini dapat dilakukan dengan mengundang Desa Wisata Tinalah yang saat ini telah menjadi desa wisata Digital dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia dari Kemenparekraf RI.


Itu tadi Kriteria Desa Wisata Digital yang harus dipahami oleh Pemerintah Desa, Pengelola Desa Wisata, Pokdarwis, dan warga di kawasan desa wisata. Bagi Anda yang ingin belajar tentang desa wisata dan mengundang Dewi Tinalah sebagai narasumber tentang Desa Wisata Digital dapat menghubungi kontak 085729546678 (WA/Telpon).



Desa Wisata Tinalah urutan 2 Media Instagram di Kulon Progo

Dewi Tinalah - Memasuki Triwulan III di bulan Agustus, Desa Wisata Tinalah menempati posisi rangking 2 setelah Desa Wisata Purwosari di kategori media sosial Instagram Desa Wisata di Kulon Progo. Pengambilan data ini merupakan cara untuk mengetahui kualitas pemanfaatan media online dan digital media sosial Instagram yang dimanfaatkan oleh desa-desa wisata di Kulon Progo versi Social Blade.

 

Desa Wisata Tinalah urutan 2 Media Instagram di Kulon Progo
Info Grafis Media Instagram Desa-desa Wisata di Kulon Progo

Social Blade melacak statistik pengguna untuk YouTube, Twitch, Instagram, dan Twitter.
Data dapat digunakan untuk lebih dalam memahami pertumbuhan dan tren pengguna dengan memanfaatkan Social Blade.

Social Blade memberi semua pengguna akses ke basis data publik yang dengan menggunakan teknologi canggih, mampu memberi data analitik global untuk pengembangan pembuatan konten, streaming langsung, atau penguatan barand / merek apa pun.



Berikut ini rangkum 10 media Instagram dengan rangking Social Blade tertinggi per 12 Agustus 2021 yang tersaji dalam info grafis.


Rank Media Instagram - Desa Wisata Tinalah


Asa Desa Wisata di Masa Pandemi

Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia, industri pariwisata Tanah Air terpuruk. Bahkan, dampak pandemi terhadap pariwisata lebih dahsyat daripada serangan di Bali pada 2002. 



Namun, karena pandemi belum tiba, industri pariwisata belum pulih dari wabah Covid-19. Sulit diprediksi kapan akan berakhir. Menghadapi pandemi, hampir semua perusahaan perjalanan telah mengundurkan diri dan tidak berdaya. Industri pariwisata lumpuh.


Jumlah wisatawan dari dalam dan luar negeri menurun tajam di semua daerah. Tingkat hunian hotel kurang dari 10%, bahkan ada yang nol. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah pilihan yang menyakitkan bagi pengusaha pariwisata.


Baca Juga: Statergi Pemasaran Desa Wisata di Masa Pandemi

Tidak hanya itu, pemandu wisata, biro perjalanan, restoran, pengrajin kecil dan seniman yang mendukung industri pariwisata juga merasakan industri lain yang terkena dampak penurunan pariwisata. Bahkan organisasi wisata mengibarkan bendera putih di daerah-daerah tertentu untuk menunjukkan penyerahan diri. 



Menanggapi kekhawatiran terhadap industri pariwisata tanah air, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menparekraf, menyatakan bahwa industri pariwisata Indonesia sangat berharap kota wisata menjadi lokomotif perekonomian nasional. Perkembangan pariwisata di Indonesia Dalam mimpi buruk pariwisata domestik, desa wisata bisa menjadi tumpuan harapan.


Faktor pembangun desa wisata

Meski pandemi Covid19 belum menunjukkan tanda-tanda mereda, wisatawan tetap bisa berkunjung ke kota-kota wisata. Hal ini dikarenakan kota wisata berbeda dengan destinasi wisata lain yang biasanya banyak dikunjungi wisatawan: lingkungan yang segar, segar dan hijau.  


Kejenuhan tempat-tempat wisata dan tempat-tempat wisata yang sering dikunjungi, serta faktor kemacetan yang biasa terjadi di tempat-tempat favorit, akan menjadikan kota-kota wisata pilihan baru untuk berwisata. Oleh karena itu, sudah saatnya kota-kota pariwisata meningkatkan pariwisatanya. 


Baca Juga: Pedoman Desa Wisata - Ebook Terbaru

Manajer harus terus menerapkan standar Clean, Health, Safety and Environment (CHSE) untuk mencapai lingkungan yang bersih, sehat, aman, dan berkelanjutan. Wisatawan sering memilih destinasi yang aman dan nyaman, dan Mr. ChSE telah menerapkannya dengan sangat baik. S Selain menerapkan CHSE, desa wisata juga harus melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan wilayahnya sendiri.


Jika memungkinkan, pengunjung juga bisa belajar tentang budaya dan seni serta berinteraksi dengan masyarakat desa. Manfaat atraksi budaya tidak hanya dapat memperpanjang masa tinggal wisatawan, merevitalisasi dan melindungi budaya dan seni di desa, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat dan seniman.


Baca Juga: Program Vaksinasi untuk Pengelola Desa Wisata

Penguatan kelembagaan juga diterapkan pada pengembangan desa wisata, seperti melalui perusahaan desa (BUMDes), kelompok pemberdayaan keluarga (PKK) dan kelompok sadar wisata pedesaan (Pokdarwis). Pengembangan pariwisata di desa dapat direncanakan. Tanpa merusak lingkungan. 


Dengan penguatan BUMDes, masyarakat lokal dapat berinvestasi dalam pengembangan desa wisata. Kemudian peran PKK dalam pengembangan desa wisata juga diperlukan untuk meningkatkan potensi perempuan dalam pengembangan pariwisata di pedesaan. Rencana Sapta Pesona untuk desa wisata. Jangan lupa untuk mempromosikan kota pariwisata digital. 


Kota-kota wisata kini banyak dikunjungi wisatawan milenial, sehingga dibutuhkan sumber daya manusia untuk mengelolanya dengan strategi modern. Promosi kota wisata tidak hanya dengan cara tradisional, tetapi juga memiliki keunggulan tersendiri. Menggunakan jaringan sosial. 


Baca Juga: Paket Atraksi Edukasi Kunci Pengembangan Desa Wisata

Oleh karena itu, perlu dibentuk generasi Pesona Indonesia (GenPI) yang terdiri dari anak-anak pedesaan kecil yang akrab dengan dunia maya di desa. Belum jelas kapan pandemi Covid19 ini akan berakhir.


Meski demikian, wisatawan tetap perlu optimistis industri pariwisata bisa kembali berkembang. Oleh karena itu, perlu diambil langkah-langkah strategis untuk menjadikan pariwisata kembali menjadi pilar pemulihan ekonomi. Dan harapan ini terkonsentrasi di desa-desa wisata.

Pentingnya Kekayaan Intelektual dan CoBranding Sebagai Strategi Pengembangan Desa Wisata Berkelanjutan

Produk desa wisata memiliki sejumlah keunggulan kekayaan intelektual. Diantaranya, produk desa wisata itu baru, tidak terpengaruh pemalsuan dan ilegalitas, serta dapat membawa manfaat ekonomi tambahan.

Sumber Gambar : Siedoo


Ketua Asosiasi Pusat (Sentra) Kekayaan Intelektual Indonesia (ASKII), guru besar dan Ph.D. Budi Agus Riswandi, S., M.Hum menjelaskan bahwa HKI dan CoBranding merupakan strategi dan upaya pengembangan produk dan atraksi desa wisata yang berdaya saing dan kompetitif diera saat ini.


Baca Juga: Branding Desa Wisata Tinalah

“Jika desa wisata di kabupaten Magelang mau kompetitif, desa wisata butuh strategi. Selama ini kita melihat kekayaan intelektual dari perspektif administratif, dan sekarang kita mengubah pemikiran kita. Bagaimana pemanfaatan kekayaan intelektual dapat membantu dan mengakselerasi kesejahteraan manusia? Profesor Budi.


Diberitakan, Fakultas Hukum (FH) Universitas Moehammediya Magelang (UNIMMA) Jawa Tengah menggelar diskusi panel (FGD) dengan topik “Penelitian Potensi Kekayaan Intelektual Kabupaten Magelang Melalui Desa Wisata”. Co-branding juga tak kalah pentingnya, jelas guru besar hukum Universitas Islam Indonesia (UII). Co-branding dapat dijelaskan sebagai logo dan ciri khas desa wisata.


Dia menyebutkan bahwa dalam Tujuan penggunaan co-branding di desa adalah untuk membedakan diri dari desa wisata lainnya, meningkatkan daya saing produk, dan menciptakan ekonomi pedesaan yang mandiri.”


Baca Juga: Strategi Pemasaran Desa Wisata via WhatsApp

Sementara itu, pada kawasan di Kabupaten Magelang tercatat terdapat 57 desa wisata, sebesar 34 desa wisata sudah mempunyai SK Bupati yg terdiri berdasarkan 6 desa wisata menggunakan SK pencanangan, 28 desa wisata menggunakan SK Penetapan, & sisanya masih belum mempunyai SK (perintisan). Sampai menggunakan waktu ini, masih belum banyak pengembangan desa wisata yg berbasis dalam kearifan lokal berupa kekayaan intelektual.


Dari kondisi  tersebut, UNIMMA membuat kegiatan Focus Group Discussion secara online. Acara l dihadiri Organisasi Perangkat Desa (OPD) Kabupaten Magelang yg terdiri berdasarkan Dispermades, Diknas, Disparpora, Disdagkop, Dinas Perindustrian, BAPPEDA & perwakilan UMKM pada daerah Kabupaten Magelang.


Dr. Dyah Adriantini Sintha Dewi, SH., M.Hum, Dekan FH Unimma pada sambutannya membicarakan bahwa kegiatan pariwisata waktu ini tentu terkena efek berdasarkan pandemi. “Adapun potensi kekayaan intelektual yg bisa digali pada desa wisata merupakan karya seni tradisional, pahat, UMKM, kuliner, merek dagang & lainnya yg mempunyai nilai ekonomi tinggi.


Baja Juga: Panduan Desa Wisata

Pada kesempatan yang sama, peneliti senior Henyatun, Sh., M.Hum menyampaikan bahwa FGD ini terkait dengan pelaksanaan Penelitian Terapan Unggulan di Perguruan Tinggi (PTUPT) yang didanai oleh KemenristekBRIN. Kabupaten Magelang memiliki potensi kreatif yang kaya dalam hal sumber daya ekonomi berbasis hak kekayaan intelektual. FGD kali ini dapat merumuskan masalah yang ada di lapangan dan bisa dilaporkan ke DRPM.


Pada FGD, tim peneliti FH UNIMMA mencoba untuk menggali apa yang menjadi potensi kekayaan intelektual di kawasan Kabupaten Magelang guna mengembangkan embrio produk hukum bagi desa-desa wisata di Kabupaten Magelang.

Dewi Tinalah Sabet Juara 2 Gelar Ekonomi Kreatif Desa Wisata Kulon Progo 2021

Dewi Tinalah – Dinas Pariwisata Kulon Progo pada bulan Juli 2021 menyelenggarakan gelar ekonomi kreatif desa wisata Kulon Progo 2021. Kegiatan ini merupakan upaya untuk mengembangkan potensi desa-desa wisata di Kulon Progo melalui sektor ekonomi kreatif.

 

Dewi Tinalah Sabet Juara 2 Gelar Ekonomi Kreatif Desa Wisata Kulon Progo 2021

Dewi Tinalah melaksanakan Gelar Ekonomi Kreatif 2021 di kawasan Sekretariat Desa Wisata yang beralamat di Jl. Persandian Km5, Purwoharjo, Samigaluh, Kulon Progo, DI Yogyakarta pata tanggal 10 Juli 2021. Pada gelar ekonomi kreatif ini menampilkan kesenian wayang wong, ingkung ndeso, berbagai macam kripik seperti kripik pegagan, pisang, gedebog (pelepah pisang), tempe sagu, dan lukisan batik. Semua produk di Dewi Tinalah adalah contoh ekonomi kreatif di Yogyakarta di kawasan desa wisata.

 

Baca Juga: Paket Wisata di Dewi Tinalah

Dari seluruh rangkaian penilaian dari dewan juri, Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah) berhasil mendapatkan juara 2 dalam Gelar Ekonomi Kreatif Desa Wisata Kulon Progo. Penilaian ini mengedepankan orisinalitas, alur cerita, kreativitas, editing, dan konsep pengembangan ekonomi kreatif di desa wisata.


Terdapat tujuh desa wisata di Kulon Progo yang mengikuti Gelar Ekonomi Kreatif Desa Wisata Kulon Progo. Acara ini diikuti oleh Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah), Desa Wisata Nglinggo, Desa Wisata Banjaroya, Desa Wisata Jatimulyo, Desa Wisata Purwosari, Desa Wisata Kalibiru, Desa Wisata Segajih yang tersebar di kecamatan Samigaluh, Kalibawang, Girimulyo, dan Kokap.


Urutan Penghargaan Gelear Ekonomi Kreatif Desa Wisata Kulon Progo

  • Desa Wisata Jatimulyo, Girimulyo (Juara 1)
  • Desa Wisata Tinalah / Dewi Tinalah, Samigaluh (Juara 2)
  • Desa Wisata banjaroya, kalibawang (Juara 3)
  • Desa Wisata Nglinggo, Samigaluh (Juara 4)
  • Desa Wisata Kalibiru, Kokap (Juara 5)
  • Desa Wisata Purwosari, Girimulyo (Juara 6)
  • Desa Wisata Segajih Hargotirto, Kokap (Juara 7)


Dalam acara penghargaan gelar ekonomi kreatif desa wisata Kulon Progo 2021 turut dihadiri oleh bupat dan wakil bupat Kulon Progo, H. Sutedjo dan Fajar Gegana. Dalam kesempatan ini, Bupati Kulon Progo menyampikan bahwa desa wisata harus mensinergikan potensi alam dan budaya untuk pengembangan desa wisata. Gerakan Sambanggo (Sambang Gisik/Pantai, Sambang Gawe/industri, Sambang Gunung) merupakan kesempatan setiap desa wisata untuk mengoptimalkan potensi dan daya kreativitas.


Riparda Kulon Progo dalam pengembangan sektor pariwisata Kulon Progo mengusung konsep pariwisata berbasis budaya berkelas dunia. Desa wisata di Kulon Progo perlu menguatkan potensi budaya yang ada di desa dengan menggali dan membuat story telling sehingga apik untuk ditampilkan.
 

Joko Mursito sebagai Kepala Dinas Pariwisata menyampaikan saat ini Kulon Progo telah ditetapkan sebagai kawasan GeoWisata sebagai pendukung wisata jogja terkini. Geowisata ini merupakan geoheritage kawasan gunung api purba yang membentang di kawasan Pegunungan Menoreh di Jatimulyo dan Samigaluh. 

 

Baca Juga: Ebook Panduan Desa Wisata dan Pokdarwisa


Dengan diselenggarakannya Gelar Ekonomi Kreatif Desa Wisata Kulon Progo 2021 diharapakan menjadi pemantik dan semangat untuk desa wisata mengembangkan potensi yang ada dengan daya kreativitas dan bernilai ekonomi. Pemanfaatan TIK perlu digunakan untuk pengembangan ekonomi kreatif di desa-desa Kulon Progo seperti membuat konten kreatif yang dapat mengenalkan seluruh potensi desa wisata di Kulon Progo.


Demikian info mengenai Dewi Tinalah Sabet Juara 2 Gelar Ekonomi Kreatif Desa Wisata Kulon Progo 2021. Kegiatan ini menjadi keunggulan ekonomi di Yogyakarta dari desa. Semoga semakin banyak ekonomi kreatif di Jogja khusunya di Kulon Progo. Salam dari desa, desa berdaya Indonesia jaya!!!
 

Info Dewi Tinalah

Dapatkan informasi wisata Jogja di Desa Wisata Tinalah – Dewi Tinalah melalui layanan WA maupun email yang terdapat di Kontak Dewi Tinalah. Paket wisata Kulon Progo di Dewi Tinalah diantaranya paket live in & education, camping, outbound, gathering, homestay, makrab, kuliner, workshop, studi desa wisata, bimtek pengembangan pemasaran desa wisata berkelanjutan. Hubungi kontak Dewi Tinalah untuk info selengkapnya.


Lomba Karya Tulis Desa Wisata 2021 Hadiah 48 Juta - Desa Wisata Menuju ke Tingkat Global

Dewi Tinalah - Kesempatan menarik untuk meraih hadiah jutaan rupiah dengan mengikuti lomba karya tulis desa wisata 2021. Lomba Penulisan Desa Wisata yang digelar Badan Pelakşana Otorita Borobudur (BOB), dengan bekerjasama Kedaulatan Rakyat (KR) dan Sekolah Vokasi UGM. Pendaftaran lomba dengan tema Desa Wisata Joglosemar Menuju ke Tingkat Global.

 


 

Lomba menulis ini bertujuan untuk semakin memperkenalkan potensi desa wisata tersebut di masyarakat dan juga untuk mengembangkannya menjadi desa wisata mandiri. Tulisan diharapkan ikut mendorong percepatan pertumbuhan Sosial ekonomi untuk menuju Desa Wisata Mandiri. Semangatnya untuk mempercepat proses pertumbuhan kondisi sosial ekonomi di desa-desa.

 

Baca Juga: Tentang Desa Wisata Tinalah  

 

Lomba ini bersifat aprisiatif dimana penilaiannya murni menjadi kewenangan dewan juri dan tim independent yang terdiri dari lembaga pemerintah/ BUMN, perguruan tinggi, media, pakar, dan/atau praktisi dari industri. Untuk tiap desa nantinya akan ada dua pemenang dengan hadiah jutaan Rupiah. Total hadiah sendiri mencapai lebih dari Rp 48 juta.

Lomba menulis yang digagas BOB merupakan sebuah hal positif untuk mengenalkan lebih jauh desa-desa wisata sekaligus membangkitkan ekonomi desa yang terdampak pandemi. Dengan tulisan, diharapkan muncul ide dan pemikiran menarik yang bisa membawa dampak positif.

 

Baca Juga: Buku Panduan Desa Wisata 2021

Dengan menulis ini, masyarakat bisa lebih peka dan kritis terhadap permasa lahan isu-isu strategis, sosial dan iptek yang terkait dengan pengembangan desa wisata sehingga dapat berperan aktif melalui pemikiran-pemikiran dan ide-ide kreatif. Harapannya, lewat tulisan-tulisan yang muncul nantinya bisa muncul solusi atas permasalahan sosial, ekonomi,kesejahteraan masyarakat di desa wisata.

 

Desa Wisata Joglosemar yang dilombakan

  • Desa Wisata Tinalah (Kulonprogo, DIY)      
  • Desa Wisata Glagah (Kulonprogo, DIY)
  • Desa Wisata Segajih (Kulonprogo, DIY)      
  • Desa Wisata Jatimulyo (Kulonprogo, DIY)      
  • Desa Wisata Gerbosari (Kulonprogo, DIY)
  • Desa Wisata Pagerharjo (Kulonprogo, DIY)
  • Desa Wisata Bleberan(Gunungkidul, DIY)
  • Desa Wisata Pulesari (Sleman, DIY)
  • Desa Wisata Garongan (Sleman, DIY)      
  • Desa Wisata Mangunan (Bantul, DIY)
  • Desa Wisata Karanganyar (Magelang,Jateng)
  • Desa Wisata Karangrejo (Magelang,Jateng)     
  • Desa Wisata Borobudur (Magelang,Jateng)      
  • Desa Wisata Ngagoretno (Magelang,Jateng)
  • Desa Wisata Kaligono (Purworejo,Jateng)
  • Desa Wisata Pandanrejo (Purworejo,Jateng)


Daftar Lomba Disini

Syarat Peserta

Peserta merupakan individu dari masyarakat umum yang memiliki kartu identitas  yang  masih  berlaku  KTP  /  Passport  /  Kartu  Mahasiswa  /  Kartu Pelajar.

Persyaratan Karya Tulis Desa Wisata Joglosemar 2021

  1. merupakan hasil karya sendiri;
  2. tidak mengandung unsur plagiarisme (bila terdapat kontribusi innovator/penulis lain harus disebutkan);
  3. memiliki kemanfaatan bagi instansi terkait, masyarakat dan atau pengelola desa wisata;
  4. tulisan belum pernah dan atau tidak sedang diikutsertakan dalam lomba sejenis;
  5. tulisan tidak mengandung unsur penghinaan atau pelecehan terhadap SARA;
  6. Peserta wajib menfollow IG Badan Otorita Borobudur (@boborobudur), SKH Kedaulatan
  7. Rakyat (@krjogjadotcom) dan Prodi Pariwisata Sekolah Vokasi UGM (@kamadipaugm);
  8. Peserta boleh mengirimkan karya sebanyak-banyaknya namun maksimal hanya akan memperoleh dua kejuaraan;
  9. Penyerahan artikel melalui Google Form dan attachment dilengkapi data diri;
  10. Keputusan penyelenggara tidak bisa diganggu gugat;
  11. Mengikuti ketentuan-ketentuan dalam Petunjuk ini.

 

Teknis Pendaftaran dan Pengiriman Karya Tulis

  1. Peserta wajib mengunggah karya tulis secara online ke alamat link http://bit.ly/karyatulisbob dengan maksimal ukuran file dan foto 5 MB. Tulisan diunggah mulai 14 Juni dan selambat-lambatnya tanggal 14 Agustus 2021 Pukul 21.00 WIB.
  2. Peserta tidak perlu mengirimkan tulisan fisik.
  3. Materi tulisan  yang  diunggah  wajib  memenuhi  struktur   sebagai berikut: 
  • Gaya penulisan bebas / popular
  • Tema bebas, tulisan ditujukan untuk memperkenalkan desa wisata kepada masyarakat
  • Mencantumkan foto keunikan desa wisata, fasilitas desa wisata, dan daya tarik lainnya.


Format Penulisan

  • Jumlah kata, maksimum 750 kata
  • Ditulis dalam bahasa Indonesia, kertas A4 dan jenis huruf Times New Roman 12 dengan spasi Multiple 1.5
  • Orientasi halaman naskah Portrait dengan margin atas 3,5 cm, kanan 3,5 cm, kiri 2,5 cm, dan bawah 2,5 cm
  • Ukuran font untuk judul karya tulis 14 pt, sedangkan untuk judul bab, judul sub bab, dan isi naskah 12 pt.
  • Gambar dan tabel diletakkan dalam naskah dengan posisi tengah halaman (center).

 

Mari bergabung dalam Lomba Karya Tulis Desa Wisata 2021 Hadiah 48 Juta - Desa Wisata Joglosemar Menuju Tingkat Global. Daftar Lomba Desa Wisata. Info dari Badan Otorita Borobudur masa lomba sampai 14 Agustus 2021 semula ditutup 14 Juli 2021.


lomba desa wisata 2021 - desa wisata joglosemar go global - desa wisata tinalah


Inovasi Desa Wisata Tinalah Sebagai Desa Wisata Digital Yogyakarta

Dewi Tinalah – Perjalanan Desa Wisata Tinalah sebagai salah satu Desa Wisata Kulon Progo yang berkegiatan sejak tahun 2013 terus melakukan pengembangan menjadi desa wisata digital. Langkah ini sudah sejak awal menjadi perhatian Dewi Tinalah, mulai dari pemanfaatan media digital dan teknologi informasi dan komunikasi.

 



Perjalanan Dewi Tinalah dalam memanfaatkan TIK menjadi bagian penting dalam pengembangan desa wisata digital Yogyakarta. Pemanfaatan media sosial menjadi bagian penting dalam mendistribusikan informasi mengenai Dewi Tinalah. Pentingnya data informasi digital menjadi salah satu sumber referensi wisatawan ketika mencari informasi mengenai Desa Wisata Tinalah.
 

Baca Juga: Panduan Desa Wisata Berkelanjutan

 
Upaya Dewi Tinalah dalam melakukan digitalisasi desa wisata yaitu dengan memanfaatkan kanal media web Dewi Tinalah, media sosial, pencatatan keuangan, dan pendataan pengunjung. Sebagai pionir desa wisata digital, Dewi Tinalah terus berupaya melakukan pengembangan desa wisata dengan memanfaatkan setiap media informasi untuk bisa menjadi sumber referensi desa wisata desa digital.

Di tahun 2020 Dewi Tinalah telah mengembangkan Aplikasi Desa Wisata Tinalah sebagai kesunggunah Dewi Tinalah untuk menjadi desa wisata digital yang terus berinovasi. Dengan aplikasi Desa Wisata Tinalah memberikasi fitur bagi wisatawan untuk mengenal Dewi Tinalah dalam satu genggaman, mobile friendly dan full experience.


Aplikasi Desa Wisata Digital yang dikembangkan Dewi Tinalah memuat fiture profil Dewi Tinalah, layanan reservasi, agenda terbaru, jelajah Desa Wisata Tinalah melalui aplikasi, notifikasi terkini, game desa wisata digital, dan e-sertifikat bagi wisatawan yang telah menggunakan Aplikasi Desa Wisata Tinalah.

Upaya Desa Wisata Tinalah dalam pengembangan desa wisata digital juga dilakukan dengan pemanfaatan market place sebagai ruang pemasaran secara digital. Selain itu Dewi Tinalah juga tergabung dalam layanan pihak ke tiga yang menjadi Online Travel Agency (OTA).

Baca Juga: Branding Parwisata di Desa Wisata Tinalah


Dengan menjadi desa wisata digital, Dewi Tinalah berharap nantinya dapat memberikan layanan prima bagi para wisatawan / tourist untuk berkunjung ke Dewi Tinalah. Tidak berhenti disini, Desa Wisata Tinalah akan terus berupaya dan berinovasi untuk memanfaatkan layanan TIK sebagai tools pengembangan desa wisata digital.

Mengenal Konsep Pariwisata Pedesaan - Desa Wisata Tinalah

Pariwisata pedesaan dapat didefinisikan sebagai perpindahan orang dari tempat tinggal normal mereka ke daerah pedesaan untuk jangka waktu minimum dua puluh empat jam hingga maksimum enam bulan untuk tujuan kesenangan dan kesenangan semata. Wisata pedesaan mengacu pada semua kegiatan pariwisata di daerah pedesaan.


desa-wisata-tinalah-kulon-progo-yogyakarta-wisata-pedesaan

Konsep pariwisata pedesaan sama sekali tidak didefinisikan dengan baik dan tunduk pada sejumlah interpretasi. Fleischer dan Pizam mengasosiasikan pariwisata pedesaan dengan 'liburan pedesaan' di mana turis menghabiskan sebagian besar periode liburannya dengan melakukan kegiatan rekreasi di lingkungan pedesaan di sebuah pertanian, peternakan, rumah pedesaan, atau daerah sekitarnya.



OECD mendefinisikan daerah pedesaan sebagai
, ”di tingkat lokal, kepadatan penduduk 150 orang per kilometer persegi adalah kriteria yang lebih disukai. Di tingkat regional, unit geografis dikelompokkan menurut persentase penduduknya yang berada di pedesaan ke dalam tiga jenis berikut: sebagian besar pedesaan (50%), pedesaan signifikan (15-50%) dan sebagian besar wilayah perkotaan (15%).

Dewan Eropa menggunakan istilah ' daerah pedesaan ' untuk menunjukkan ciri-ciri berikut:

Hamparan pedesaan pedalaman atau pesisir, termasuk kota-kota kecil dan desa-desa, di mana sebagian besar wilayah tersebut digunakan untuk:

  • Pertanian, kehutanan, budidaya perairan, dan perikanan.
  • Kegiatan ekonomi dan budaya penduduk pedesaan.
  • Area rekreasi dan rekreasi non-perkotaan atau cagar alam.
  • Tujuan lain seperti perumahan.


Menurut Dernoi, pariwisata pedesaan dapat dipahami sebagai aktivitas pariwisata di 'wilayah non-perkotaan di mana aktivitas manusia (ekonomi terkait lahan) sedang berlangsung, terutama pertanian: kehadiran manusia permanen tampaknya merupakan persyaratan yang memenuhi syarat'.

OECD menyatakan pariwisata pedesaan harus:


  • Terletak di daerah pedesaan.
  • Secara fungsional pedesaan, dibangun di atas fitur-fitur khusus dunia pedesaan; usaha kecil, ruang terbuka, kontak dengan alam dan alam, warisan, masyarakat tradisional, dan praktik tradisional.
  • Skala pedesaan - baik dalam hal bangunan dan permukiman - dan karenanya, berskala kecil.
  • Berkarakter tradisional, tumbuh perlahan dan organik, serta berhubungan dengan keluarga setempat.
  • Berkelanjutan - dalam arti bahwa pembangunannya harus membantu melestarikan karakter khusus pedesaan suatu daerah, dan dalam arti bahwa pembangunannya harus berkelanjutan dalam pemanfaatan sumber dayanya.
  • Dari berbagai jenis, mewakili pola kompleks lingkungan pedesaan, ekonomi, dan sejarah.


Jenis dan Bentuk Wisata Pedesaan

Segala bentuk pariwisata yang menampilkan kehidupan pedesaan, seni, budaya, dan warisan di lokasi pedesaan, sehingga menguntungkan masyarakat lokal secara ekonomi dan sosial serta memungkinkan interaksi antara wisatawan dan penduduk setempat untuk pengalaman pariwisata yang lebih memperkaya dapat disebut sebagai  pariwisata pedesaan.

Berbagai istilah digunakan untuk menggambarkan kegiatan pariwisata di pedesaan: agrowisata, wisata pertanian, wisata pedesaan, wisata lunak, wisata alternatif, ekowisata , dan beberapa lainnya, yang memiliki arti berbeda antara satu negara dengan negara lain, dan memang dari satu negara ke negara lain.

Istilah 'pariwisata pedesaan' telah diadopsi oleh Komunitas Eropa (EC) untuk merujuk pada semua aktivitas pariwisata di daerah pedesaan.


Jenis dan bentuk wisata pedesaan adalah sebagai berikut:

Agrowisata: walaupun sering digunakan untuk mendeskripsikan semua kegiatan pariwisata di pedesaan, lebih sering istilah tersebut berkaitan dengan produk pariwisata yang 'berhubungan langsung dengan lingkungan agraria, produk agraria atau agraria': tinggal di pertanian, baik di kamar atau berkemah, pendidikan kunjungan, makan, kegiatan rekreasi, dan penjualan produk pertanian atau kerajinan tangan.


 
Wisata Pertanian: secara eksplisit terkait dengan pertanian dan paling sering dikaitkan dengan pariwisata yang melibatkan tinggal di akomodasi pertanian dan mencari pengalaman dari operasi pertanian dan atraksi.

Wisata Alam Liar dan Hutan
: wisata menjelajahi alam liar dan keindahan alam pedesaan. Ini mungkin secara implisit dimasukkan dalam pengertian pariwisata pedesaan, atau mereka dapat dianggap terpisah. Di hutan belantara dan wisata hutan, wisatawan melakukan perjalanan ke habitat alami tumbuhan dan hewan.

Ini sebagian besar mencakup interaksi non-konsumtif dengan satwa liar dan alam, seperti mengamati dan memotret hewan di habitat aslinya. Wisata alam liar dan hutan mencakup berbagai kegiatan pariwisata seperti fotografi liar, safari, mengamati burung, trekking, dan hiking dll.

Pariwisata Hijau: pariwisata hijau mengacu pada pariwisata di pedesaan atau daerah hijau. Ini lebih umum digunakan untuk menggambarkan bentuk-bentuk pariwisata yang dianggap lebih ramah lingkungan daripada tradisional, pariwisata massal. Di daerah pedesaan, pariwisata hijau merupakan bentuk penting dari pariwisata pedesaan.

Pariwisata hijau digambarkan sebagai pendekatan pembangunan pariwisata yang berupaya mengembangkan hubungan simbiosis dengan lingkungan fisik dan sosial yang di atasnya bergantung dan secara implisit berupaya untuk mencapai cita-cita keberlanjutan.

Ekowisata: ini adalah bentuk wisata alam (pariwisata ke kawasan alami yang belum terjamah) yang mengasumsikan promosi aktif pelestarian lingkungan dan manfaat langsung bagi masyarakat dan budaya lokal, bersama dengan penyediaan pengalaman yang positif dan edukatif bagi wisatawan. Ekowisata adalah sekumpulan kegiatan pariwisata berkelanjutan yang terjadi di lingkungan alam.

Kegiatan Wisata Pedesaan

Berbagai perkiraan menunjukkan bahwa pariwisata di daerah pedesaan membentuk 10 hingga 20% dari semua aktivitas pariwisata, dan survei Eurobarometer melaporkan bahwa 23% wisatawan Eropa memilih pedesaan atau daerah pedesaan sebagai tujuan setiap tahun.

Berbagai aktivitas budaya dan alam terjadi di pedesaan. Lingkungan pedesaan memiliki sejarah panjang dalam pengelolaan untuk tujuan rekreasi, dan hubungan simbiosis ini memiliki dampak penting baik terhadap lingkungan maupun kegiatan.



Berbagai kegiatan pariwisata dan rekreasi dapat ditemukan di pedesaan. Kita dapat mengkategorikan aktivitas-aktivitas ini berdasarkan sifatnya. Jenis kegiatan wisata pedesaan adalah sebagai berikut:

  • Tur
  • Kegiatan budaya
  • Kegiatan yang berhubungan dengan air
  • Aktivitas yang berhubungan dengan kesehatan
  • Aktivitas udara
  • Aktivitas pasif
  • Kegiatan olahraga
  • Acara hallmark
  • Aktivitas terkait bisnis


Touring meliputi berbagai kegiatan pariwisata seperti hiking, berkuda, touring dengan karavan gipsi, touring bermotor, touring desa / kota kecil, bersepeda, liburan petualangan atau liburan hutan belantara.

Berbagai kegiatan pariwisata terkait budaya ditemukan di daerah pedesaan. Arkeologi, situs restorasi studi peninggalan pedesaan, museum, kursus kerajinan, lokakarya ekspresi seni adalah beberapa contoh kegiatan budaya pariwisata pedesaan.

Memancing, berenang, wisata sungai, kano, kayak, selancar angin, balap speedboat, berlayar adalah beberapa contoh kegiatan pariwisata pedesaan yang berhubungan dengan air .

Beragam kegiatan olah raga desa wisata banyak dijumpai di pedesaan. Beberapa contohnya adalah potholing, panjat tebing, orienteering, Tenis, Golf, ski menuruni bukit intensitas rendah, dan berburu.

Kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan seperti pelatihan kebugaran, kursus penyerangan, spa dan resor kesehatan adalah kegiatan populer dari pariwisata pedesaan. Sekelompok besar wisatawan melakukan perjalanan ke daerah pedesaan dengan tujuan semata-mata untuk meningkatkan kesehatan melalui kegiatan pariwisata yang berhubungan dengan kesehatan.

Kegiatan pasif seperti liburan relaksasi di lingkungan pedesaan, studi alam di luar ruangan termasuk mengamati burung dan fotografi, apresiasi lanskap juga beberapa kegiatan terkenal dari pariwisata pedesaan.

Pentingnya dan Manfaat Wisata Pedesaan

Wisata pedesaan merupakan salah satu bentuk penting dari sektor pariwisata yang memegang peranan penting dan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat pedesaan. Ketika turis bepergian ke daerah pedesaan, mereka mendukung ekonomi lokal dan membantu dengan berbagai cara. Wisata pedesaan membantu dalam pengembangan daerah pedesaan dan standar hidup masyarakat tuan rumah.

Beberapa kepentingan dan manfaat wisata pedesaan adalah sebagai berikut:

  • Menyediakan sumber pendapatan dan pekerjaan baru, alternatif atau tambahan di daerah pedesaan.
  • Wisata pedesaan memacu pembangunan infrastruktur di daerah pedesaan.
  • Membantu mengurangi gender dan kekuatan sosial lainnya
  • Mendorong komunitas kolektif
  • Hidupkan kembali budaya lokal.
  • Tanamkan rasa kebanggaan, harga diri, dan identitas lokal
  • Kontribusi untuk konservasi dan perlindungan.
  • Meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.
  • Membantu perbaikan dan penggunaan kembali properti yang ditinggalkan.
  • Memberikan kesempatan untuk mempertahankan populasi di daerah yang mungkin mengalami depopulasi.
  • Memungkinkan area untuk dihuni kembali.


Wisata pedesaan adalah bentuk pariwisata yang berkembang. Ini bukan hanya kunjungan pertanian atau kunjungan ke daerah pedesaan. Lebih dari itu. Wisata pedesaan bermanfaat bagi masyarakat tuan rumah di daerah pedesaan serta lingkungan alam sekitarnya melalui pelestarian dan konservasi sumber daya alam.

Masalah dan Tantangan Pariwisata Pedesaan

Isu dan tantangan utama pariwisata pedesaan perlu melestarikan lingkungan, sumber daya alam, kebutuhan pendidikan, pemahaman yang tepat bagi wisatawan dan masyarakat lokal, dan kebutuhan untuk menghasilkan gerakan demokrasi yang membantu semua orang di semua tingkatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan pariwisata .

Beberapa isu dan tantangan penting pariwisata pedesaan adalah sebagai berikut:

  • Kebocoran Ekonomi.
  • Inflasi harga lokal.
  • Mendistorsi struktur ketenagakerjaan lokal.
  • Pola permintaan musiman.
  • Memproduksi atau mendistorsi 'budaya' lokal untuk komodifikasi dan mementaskan keaslian.
  • Hancurkan budaya asli.
  • Perusakan habitat alami satwa liar pedesaan.
  • Membuang sampah sembarangan, emisi dan bentuk pencemaran lainnya.
  • Kemacetan.


Sistem koperasi dalam pariwisata pedesaan dapat menjadi pendekatan yang efektif dalam membawa dampak positif di pedesaan. Masyarakat lokal dapat memantau dan mengendalikan dampak negatif pariwisata pedesaan terhadap masyarakat mereka sendiri, jika mereka memiliki kepentingan dan kewenangan yang sama dalam pengelolaan dan pembangunan.

Karakteristik Wisata Pedesaan

Konsep wisata pedesaan memiliki tujuan yang luhur. Ini adalah jenis pariwisata berkelanjutan lain yang mengeksploitasi sumber daya di daerah pedesaan, menyebabkan sedikit atau tidak ada dampak berbahaya, dan menghasilkan peningkatan manfaat bagi daerah pedesaan dalam hal produktivitas pedesaan, lapangan kerja, peningkatan distribusi kekayaan, pelestarian lingkungan dan budaya pedesaan, lokal. keterlibatan masyarakat, dan cara yang sesuai untuk mengadaptasi kepercayaan dan nilai-nilai tradisional ke zaman modern.

Beberapa ciri khas wisata pedesaan adalah sebagai berikut:

  • Musiman
  • Fragmentasi
  • Pasar eksternal dibutuhkan
  • Dibutuhkan kerjasama antara pasar internal dan eksternal
  • Peran wanita
  • Peran ekonomi: pendapatan sampingan bagi petani dan pengusaha lain di pedesaan.

 

Wisata pedesaan dapat membantu meningkatkan seni pertunjukan lokal dan membantu melestarikan budaya lokal dan dapat mencegah migrasi pedesaan. Wisata pedesaan dapat menarik wisatawan dengan memberikan gambaran suasana desa yang sangat baik dengan masakan lokal.

Pengembangan Pariwisata Pedesaan

Pengembangan pariwisata pedesaan lebih dari sekedar proses yang direncanakan. Dengan menggunakan pendekatan yang berorientasi pada aktor, hal ini dapat dilihat sebagai proses yang dinamis, sedang dibangun dan dinegosiasikan secara sosial yang melibatkan banyak aktor sosial yang secara terus menerus membentuk kembali dan mengubahnya agar sesuai dengan persepsi, kebutuhan, nilai, dan agenda mereka.

 

Mengenal Konsep Pariwisata Pedesaan - Desa Wisata Tinalah
Sebuah model pembangunan pariwisata pedesaan yang berkelanjutan.


Perkembangan pariwisata pedesaan semakin meningkat pada tahun 1990-an dan literatur yang berkembang telah berkontribusi pada pemahaman kita tentang hal itu sebagai fenomena yang berkembang.

Menurut Long and Lane, pariwisata pedesaan telah memasuki tahap kedua pembangunan, yang pertama ditandai dengan pertumbuhan partisipasi, pengembangan produk dan bisnis, serta kemitraan. Dalam tinjauan mereka tentang pengembangan pariwisata pedesaan, Long dan Lane berpendapat bahwa pariwisata pedesaan - setidaknya di Eropa dan Amerika Utara - sedang memasuki fase ekspansi, diferensiasi, konsolidasi, dan pemahaman yang lebih kompleks.

Yang kedua diperkirakan akan lebih kompleks, dan kemungkinan besar akan terjadi, mengingat pertanyaan yang tersisa mengenai tempatnya dalam kebijakan, integrasinya dalam praktik, dan peran dinamisnya dalam restrukturisasi pedesaan dan dalam proses pembangunan pariwisata yang lebih luas.



Karena pariwisata terus dikembangkan di daerah pedesaan untuk melawan penurunan ekonomi di sektor produksi primer, kebutuhan akan bentuk-bentuk pembangunan yang berkelanjutan diakui. Sejak awal 1990-an, konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan telah diterima hampir secara universal sebagai pendekatan yang diinginkan dan sesuai untuk, dan tujuan, pembangunan pariwisata.

Pembangunan pariwisata pedesaan didorong oleh kebutuhan akan pertumbuhan ekonomi dan diversifikasi, dan oleh karena itu, penting bahwa kontribusi potensial pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi pedesaan tidak diencerkan oleh prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan yang terlalu spesifik.

 

Sumber: Tourism Note


Kelas Digital Marketing Kelas Digital Marketing