Desa Wisata Tinalah -->
Paket Wisata Jogja Dewi Tinalah

Pelatihan Manajemen Pengelolaan Desa Wisata Dinas Pariwisata Sleman di Dewi Tinalah

Pelatihan Manajemen Pengelolaan Desa Wisata 8 Desa (Kecamatan Tempel) Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman di Dewi Tinalah. Desa Wisata saat ini menjadi salah satu ruang masyarakat untuk berkreasi. Selain itu dengan adanya desa wisata kondisi desa secara bertahap dapat tertata dengan rapi dan semakin lestari.



Hari Kamis 28 Oktober 2021, Dinas Pariwisata Sleman berkunjung di Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah) dalam rangka Pelatihan Manajemen Pengelolaan Desa Wisata 8 Desa (Kecamatan Tempel) Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman.


Baca Juga: Definisi dan Konsep Desa Wisata


Desa wisata menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk mengelola potensi di desa berdasarkan kemampuan masyarakat setempat (SDM) dalam mengelola kegiatan pariwisata agar memberikan manfaat kepada masyarakat, lingkungan dan ekonomi secara optimal sekaligus sebagai upaya untuk menghambat perpindahan penduduk dari desa ke kota.


Pengembangan desa wisata tidak terlepas dari adanya kelembagaan, daya tarik wisata dan infrastruktur. Kelembagaan merupakan komponen penting dalam keberhasilan parwisata. Kelembagaan berperan untuk mengatur sumber daya dan distribusi manfaat dalam upaya peningkatan potensi desa wisata.


Baca Juga: Strategi Pemasaran Desa Wisata Menggunakan WhatsApp


Dengan adanya kelembagaan, desa wisata dapat mempersiapkan diri, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, program kerja, pendanaan, dan berbagai dukungan komponen masyarakat.


Pengembangan Potensi Desa Wisata yang Bersinergi dan Berkelanjutan

Dalam rangka pengembangan potensi desa wisata yang bersinergi dan berkelanjutan diperlukan langkah-langkah berikut:


1. Membangun komitmen bersama

2. Pemetaan potensi dan permasalahan desa

3. Membentuk / memperkuat kelembagaan

4. Menyusun rencana strategis

5. Mempersiapkan SDM desa wisata

6. Menata lingkungan, sarana prasarana pendukung

7. Formulasi branding desa wisata

8. Rancangan paket wisata

9. Pemasaran dan kemitraan

10. Pemantauan dan evaluasi


Kegiatan ini sealigus menjadi ruang silaturahmi antar pelaku desa wisata di Kabupaten Sleman dan Kulon Progo. Dengan adanya kegiatan ini juga menjadi ruang untuk berbagi kondisi dan perjalanan desa-desa wisata yang ada di Kecamatan Temple Sleman dengan Desa Wisata Tinalah. Harapannya kegiatan ini menjadi semangat bersama untuk membangun desa berbasis masyarakat dengan semangat gotong royong. 

Kulon Progo Punya Desa Wisata Terbaik – Dewi Tinalah 50 Besar Anugerah Desa Wisata Indoneisa

Dewi Tinalah – Wisata Kulon Progo di Kabupaten Kulon Progo mempunyai salah satu desa wisata terbaik menurut Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Desa wisata ini adalah Desa Wisata Tinalah atau yang terkenal dengan Dewi Tinalah. Desa wisata Kulon Progo Dewi Tinalah berhasil menjadi 50 besar penerima Anugerah Desa Wisata Indonesai dari 1831 desa wisata di Indonesia.


Kulon Progo Punya Desa Wisata Terbaik – Dewi Tinalah 50 Besar Anugerah Desa Wisata Indoneisa


Dewi Tinalah merupakan wisata alam Jogja yang berada di kawasan Pegunungan Menoreh Samigaluh Kulon Progo. Dewi Tinalah memang terkenal dengan pesona alam dan budaya. Kegiatan wisata alam berbasis outdoor dan adventure menjadi pilihan banyak wisatawan ketika berkunjung ke tempat wisata Jogja.


Pesona alam Dewi Tinalah secara keseluruhan merupakan pegunungan. Tinalah merupakan nama sungai yang ada di Kalurahan Purwoharjo yang dijadikan sebagai nama poluler desa wisata. Dewi Tinalah juga terkenal dengan wisata alam yang menawan seperti wisata Puncak Kleco, Goa Sriti, Trekking Jogja Dewi Tinalah, camping, outbound, river tubing, biking dan berbagai kegiatan wisata berbasis alam.

Desa Wisata Tinalah sebagai penerima Anugerah Desa Wisata Indonesia juga mengusung wisata budaya di Kulon Progo seperti Merti Bumi Tinalah, baritan, wiwitan, saparan, kesenian wayang wong, jatilan lancur, bregodo Serang Boyo, krawitan. Kegiatan wisata budaya ini menjadi salah satu paket wisata Kulon Progo 2021.


Dewi Tinalah juga menjadi wisata Kulon Progo dekat bandara, dekat juga dengan pantai Kulon Progo terbaru, wisata Kalibiru Kulon Progo dan Waduk Sermo Kulon Progo. Jarak dengan tempat tersebut kurang lebih 20-25 km.

Kunjungan Mas Menteri Sandiaga Uno di Dewi Tinalah menjadi harapan besar wisata Kulon Progo yang sudah dibuka. Sehingga desa wisata dapat beraktivitas kembali menerima wisatawan dan menjual berbagai paket wisata Jogja Dewi Tinalah dengan penerapan protokol kesehatan CHSE di masa pandemic covid-19.

Sandiaga Uno Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kunjungi Dewi Tinalah 50 Besar Desa Wisata Indonesia

Dewi Tinalah – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengunjungi Desa Wisata Tinalah yang terpilih sebagai 50 Terbaik Desa Wisata Indonesia dari 1831 desa wisata di seluruh Indonesia. Kunjungan ini sekaligus menetapkan Dewi Tinalah sebagai penerima Anugerah Desa Wisata Indonesia 50 terbaik desa wisata Indonesia dan sekaligus desa wisata Tinalah Kulon Progo menjadi desa wisata binaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.


Menteri Sandiaga Uno kunjungi Desa Wisata Tinalah 50 Terbaik Desa Wisata Indonesia Anugerah Desa Wisata Indoensia 2021


Rangkaian kegiatan kunjungan Menteri Parekraf RI juga didahului oleh kegiatan visitasi dan penjurian oleh tim juri yang menilai 7 aspek penilaian di Desa Wisata Tinalah meliputi aspek homestay, CHSE, toilet, souvenir, daya tarik wisata, desa digital, dan konten kreatif. Bertindak sebagai tim juri dalam penilaian Anugerah Desa Wisata Indonesia adalah Panca R Sarungu,SE MMSI, CTE sebagai Ketua Umum MASATA dan Sang Putu Subaya, SH, MH sebagai Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia.


Baca Juga: 4 Desa Wisata Terbaik di Jogja


Dalam kesempatan ini, Mas Menteri Sandiaga Uno menyampaikan, sebagai desa wisata rintisan Dewi Tinalah mampu mengoptimalkan potensi yang ada berbasis alam dan budaya. Pemanfaatan digitalisasi menjadi trobosan yang jitu untuk Dewi Tinalah dapat memasarkan potensi dan kegiatan wisata serta produk umkm.


Waktu kunjungan di Dewi Tinalah, Sandiaga Uno juga mengapresiasi upaya pengembangan digitalisasi dengan adanya Aplikasi Mbak Dewi berbasis kecerdasan buatan. Aplikasi ini mempunyai fitur untuk mendeteksi objek yang ada di Dewi Tinalah. Selain itu aplikasi Mbak Dewi juga dapat digunakan untuk melihat aura diri wisatawan. Apliksi ini hasil kolaborasi UAJY dan UKRIM dengan Dewi Tinalah.


Baca Juga: Kemasaran Produk Tingkatkan Produk UMKM Desa Wisata


Desa Wisata Tinalah menjadi satu-satunya Desa Wisata Terbaik di Kulon Progo yang mendapatkan Anugerah Desa Wisata sebagai 50 Besar Desa Wisata Indonesia 2021. Dengan kegiatan ini, harapannya desa wisata dapat kembali membuka kegiatan wisata dengan penerapan protokol kesehatan. Anugerah ini juga diharapkan dapat memberikan semangat desa wisata untuk terus berinovasi dan mengoptimalkan potensi-potensi desa.

4 Desa Wisata Yogyakarta Masuk 50 Terbaik Nasional 2021 Kemenparekraf RI

Dewi Tinalah Wisata Jogja - Di Ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021, Kemenparekraf telah mengumumkan 50 desa wisata terbaik di Indoneisa ADWI 2021. Terdapat 4 Desa Wisata Yogyakarta yang masuk dalam desa wisata terbaik di Indonesia.


4 Desa Wisata Yogyakarta Masuk 50 Terbaik Nasional Kemenparekraf RI
sumber foto - Desa Wisata Tinalah (50 besar desa wisata terbaik Indonesia)

4 Desa Wisata Yogyakarta Terbaik Nasional tersebut Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah - Kulon Progo), Desa Wisata Kakilangit Mangunan Bantul, Desa Wisata Sambi Sleman, dan Kampung Wisata Rejowinangun Yogyakarta.


Desa Wisata Tinalah - Kulon Progo

Desa wisata ini dikenal dengan nama Dewi Tinalah. Alamat di Desa Puroharjo, Samigaluh, Kulon Progo, DI Yogyakarta. Desa wisata ini memilik ragam atraksi wisata meliputi kegiatan live in, wisata alam, susur sungai, Goa Sriti, Puncak Kleco, Situs Rumah Sandi Negara, Energi terbarukan dan berkelanjutan PLTMH, kawasan jalur speda Jogja Magelang, camping, makrab, outbound, gathering, kuliner desa, workshop, aneka oleh-oleh, homestay, paket sunrise dan sunset, dan kawasan pendidikan budaya dan lingkungan. Aktif dalam digitalisasi desa wisata secara berkelanjutan.


Desa Wisata Sambi - Sleman

Desa Wisata Sambi memiliki beragam potensi wisata yang menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan. Alamat Jl. Candi Ijo Km.2 Gunungsari, Desa Sambirejo, Kec. Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Potensi wisata berupa panorama alam Tebing Breksi, Watu Tapak, Kuliner, Paket Wisata, dan Balkondes terkenal dengan Amazing Race Tebing Breksi.


Desa Wisata Kakilangit Mangunan - Bantul

Desa wisata ini mengusun tema Desa Mandiri Berbudaya, Bernilai Tradisi & Filosofi. Alamat di Cempluk, Mangunan, Dlingo, Bantul Regency, Special Region of Yogyakarta. Desa wisata ini menawarkan view alam yang indah. Terdapat atrasi wisata berupa tradisi, seni budaya, kerajinan, wisata alam, outbond dan souvenir khas Kaki Langit.


Desa Wisata Rejowinangun - Yogyakarta

Desa Wisata ini dikenal dengan Kampung Wisata Rejowinangun. Alamat Jalan Jl Ki Penjawi No 37, Rejowinangun, Kec. Kotagede, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kampung ini memiliki potensi wisata Kerajinan, Seni Budaya, Kuliner, Edukasi Agro, Souvenir, dan Sejarah.


Tahap 50 besar ini telah melewati kurasi dari 300 besar dan 100 besar desa wisata dari seluruh pendaftar sebanyak 1831 desa wisata di Indonesia dari 34 provinsi yang diumumkan melalui Jadesta.com.


Portal Jadesta merupakan situs yang dikelola Kemenparekraf sebagai ruang dan wadah informasi yang juga berfungsi untuk menyusun rencana pengembangan dan pengelolaan desa wisata di Indonesia.


Berikut ini daftar 50 Desa Wisata Terbaik Indonesia 2021 - Jadesta Kemenparekraf RI


Aceh
  • Desa Wisata Nusa, Kabupaten Aceh Besar

Sumatra Utara
  • Desa Wisata Huta Tinggi, Kabupaten Samosir
  • Desa Wisata Tipang, Kabupaten Humbang Hasundutan

Sumatra Barat
  • Desa Wisata Sungai Batang, Kabupaten Agam
  • Desa Wisata Kampuang Minang Nagari Sumpu, Kabupaten Tanah Datar
  • Desa Wisata Apar, Kota Pariaman
  • Desa Wisata Saribu Gonjong, Kabupaten Lima Puluh Kota

Sumatra Selatan
  • Desa Wisata Ekowisata Burai, Kabupaten Ogan Ilir

Riau
  • Desa Wisata Koto Mesjid, Kabupaten Kampar

Lampung
  • Desa Wisata Rigis Jaya, Kabupaten Lampung Barat

Banten
  • Desa Wisata Cikolelet, Kabupaten Serang
  • Desa Wisata Sukarame, Kabupaten Pandeglang

DKI Jakarta
  • Desa Wisata Pulau Untung Jawa, Kabupaten Kepulauan Seribu
  • Desa Wisata Perkampungan Budaya Betawi, Kota Jakarta Selatan

Jawa Barat
  • Desa Wisata Alamendah, Kabupaten Bandung
  • Desa Wisata Saung Ciburial, Kabupaten Garut
  • Desa Wisata Cisande, Kabupaten Sukabumi
  • Desa Wisata Gegesik Kulon, Kabupaten Cirebon
  • Desa Wisata Selasari, Kabupaten Pangandaran

Jawa Tengah
  • Desa Wisata Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara
  • Desa Wisata Sangiran, Kabupaten Sragen
  • Desa Wisata Pandanrejo, Kabupaten Purworejo
  • Desa Wisata Cikakak, Kabupaten Banyumas
  • Desa Wisata Sumberbulu, Kabupaten Karanganyar
  • Desa Wisata Karanganyar, Kabupaten Magelang

Jawa Timur
  • Desa Wisata Kampung Blekok, Kabupaten Situbondo
  • Desa Wisata Sanankerto, Kabupaten Malang
  • Desa Wisata Kampung Majapahit Bejijong, Kabupaten Mojokerto
  • Desa Wisata Ranupani, Kabupaten Lumajang
  • Desa Wisata Serang, Kabupaten Blitar
  • Desa Wisata Tamansari, Kabupaten Banyuwangi

Yogyakarta
  • Desa Wisata Kakilangit Mangunan, Kabupaten Bantul
  • Desa Wisata Rejowinangun, Kota Yogyakarta
  • Desa Wisata Tinalah, Kabupaten Kulon Progo
  • Desa Wisata Dewi Sambi, Kabupaten Sleman

Bali
  • Desa Wisata Carangsari, Kabupaten Badung
  • Desa Wisata Tenganan Pegringsingan, Kabupaten Karangasem

Nusa Tenggara Barat
  • Desa Wisata Sesaot, Kabupaten Lombok Barat
  • Desa Wisata Bonjeruk, Kabupaten Lombok Tengah
  • Desa Wisata Senaru, Kabupaten Lombok Utara

Nusa Tenggara Timur
  • Desa Wisata Detosoko Barat, Kabupaten Ende
  • Desa Wisata Wae Rebo, Kabupaten Manggarai

Sulawesi Selatan
  • Desa Wisata Kole Sawangan, Kabupaten Tana Toraja
  • Desa Wisata Ara, Kabupaten Bulukumba
  • Desa Wisata Lembang Nonongan, Kabupaten Toraja Utara

Sulawesi Tenggara
  • Desa Wisata Liya Togo, Kabupaten Wakatobi

Gorontalo
  • Desa Wisata Religi Bubohu Bongo, Kabupaten Gorontalo

Maluku
  • Desa Wisata Ngilngof, Kabupaten Maluku Tenggara

Papua
  • Desa Wisata Kampung Yoboi, Kabupaten Jayapura

Papua Barat
  • Desa Wisata Arborek, Kabupaten Raja Ampat

Itu tadi 4 Desa Wisata Yogyakarta Terbaik di Indonesia dan 50 Daftar Desa Wisata Terbaik Indonesia 2021 Jadesta Kemenparekraf RI. Desa Wisata sebagai penggerak kebangkitan ekonomi nasional melalui desa-desa.

Desa Wisata Tinalah 300 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 Kemenparekraf

Dewi Tinalah Wisata Jogja - Desa Wisata Tinalah sebagai salah satu Desa Wisata Yogyakarta dan juga merupakan Desa Wisata Kulon Progo berhasil lolos tahap 300 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 Kemenparekraf. Dari 1831 desa wisata di seluruh Indonesia yang mendaftar dalam ajang tersebut.


Desa Wisata Tinalah 300 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 Kemenparekraf


Tahap tersebut merupakan tahapan krusial yang telah melewati proses kurasi yang begitu ketat dari para dewan juri Anugerah Desa Wisata 2021. Dilansir dari Jadesta bahwa Program Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 merupakan upaya memulihkan perekonomian Indonesia, pada khususnya di bidang dan sektor industri pariwisata (desa wisata). Anugerah Desa Wisata 2021 nantinya juga bertujuan untuk menjadikan desa-desa wisata Indonesia sebagai destinasi wisata berkelas dunia dan berdaya saing.




Desa Wisata Tinalah perwakilan Desa Wisata Yogyakarta

Dewi Tinalah menjadi salah satu bagian dari 300 desa wisata yang lolos dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia mewakili Desa Wisata Yogyakarta dan Desa Wisata Kulon Progo. Berikut desa wisata di Yogyakarta yang lolos:

Desa Wisata Kulon Progo

  • Desa Wisata Jatimulyo
  • Desa Wisata Tinalah
  • Desa Wisata Kalibiru

Desa Wisata Sleman

  • Desa Wisata Dewi Sambi
  • Desa Wisata Diro Sendangmulyo
  • Desa Wisata Gabugan

Desa Wisata Yogyakarta

  • Desa Wisata Rejowinangun
  • Desa Wisata Dewabroto

Desa Wisata Bantul

  • Desa Wisata Kakilangit Mangunan
  • Desa Wisata Patihan Goa Cemara
  • Desa Wisata Wukirsari

Desa Wisata Gunungkidul

  • Desa Wisata Bleberan


Desa Wisata Tinalah Masuk 300 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 Kemenparekraf Jadesta


Anugerah Desa Wisata 2021 terdapat 4 klasifikasi desa wisata dan 7 kategori penilaian desa wisata. 4 kategori desa wisata tersebut adalah desa wisata rintisan, desa wisata berkembang, desa wisata maju, dan desa wisata mandiri. 7 kategori desa wisata meliputi kategori desa wisata homestay, CHSE, toilet, souvenir, daya tarik wisata, desa digital, dan konten kreatif.


Baca Juga: Pedoman Desa Wisata 2021


Dalam tahun 2021, desa dari Sabang sampai Merauke di Indoensia, terdapat lebih dari 70.000 desa di Indonesia. Untuk mewujudkan desa wisata yang berkelas dunia, berdaya saing, dan berkelanjutan (sustainable) agar Indonesia Bangkit, melalui program Augerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021, Kemenparekraf mempersembahkan 1.831 peserta desa wisata, yang telah mendaftar dari 34 provinsi di Indonesia di Web Jadesta. Jumlah ini lebih dari dua kali lipat dari target semula yang 700 desa wisata.


Setelah melalui kegiatan dan serangkaian proses tahap kurasi (pemilihan), berdasarkan penilaian dari tim dewan kurator terhadap 7 kategori penilaian, klasifikasi dan kelengkapan data yang ada di laman jadesta.com, terdapat 300 besar desa wisata, ADWI 2021. Data desa wisata di laman web jadesta.com, nantinya akan dijadikan ruang, wadah dan arah dalam upaya kegiatan penyusunan rencana pengembangan desa-desa wisata diIndonesia oleh Kemenparekraf RI. Desa wisata nantinya akan menjadi simbol kebangkitan ekonomi nasional, untuk Indonesia Bangkit!


Dengan adanya program Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 sebagai cara pengembangan desa wisata yang fokus pada pengembangan pariwisata berkelanjutan dengan tiga aspek, yaitu desa wisata berkelanjutan, desa wisata dengan manfaat sosial lingkungan, dan desa wisata dengan manfaat ekonomi.



Kriteria Desa Wisata Digital Wujudkan Desa Mandiri dengan TIK

Dewi Tinalah - Desa wisata saat ini tidak dapat terlepas dari adanya peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Ranah digital menjadi bagian penting dalam sektor TIK. Penting bagi desa wisata saat ini dapat bertahan dan eksis di era informasi digital. Di sini desa wisata harus menjadi produsen atau pelaku informasi melalui proses digital marketing.


Kriteria Desa Wisata Digital

Penting bagi pengelola desa wisata, pokdarwis, dan pemerintah desa serta warga di kawasan desa wisata untuk mengetahui kriteria desa wisata digital agar dapat mengembangkan desa wisatanya dengan benar dan terarah. Digital merketing menjadi bagian penting dari kriteria desa wisata digital.


Mengapa Digital Marketing penting untuk Desa Wisata?

Tidak dipungkiri lagi, dengan adanya digital marketing merupakan salah satu strategi desa wisata melakukan penetrasi internet dunia dan Indonesia. Adanya digital marketing menjadikan perilaku masyarakat bergeser dari cara tradisional ke Teknologi Informasi. Desa wisata dapat menjangkau wilayah yang luas dan cepat, lebih hemat dan efektif dengan penerapan digital marketing.



Desa wisata yang melakukan digital marketing dapat mengetahui hasil yang terukur dan akurat. Dengan informasi yang disajikan di internet secara digital membuat wisatawan mencar informasi desa wisata secara mudah secara tanpa batas waktu alias 24 jam non stop menyajikan informasi.


Contoh digital maketing yang diterapkan di Dewi Tinalah adalah pemasaran menggunakan media digital baik berupa teks, foto, suara, maupun video. Penerapan digital maketing di Dewi Tinalah menggunakan media online berupa web, media sosial, konten pdf, media youtube, leaflet digital, dan berbagai saluran media digital lain.


Terkait penerapan strategi digital marketing yang telah di terapkan oleh Desa Wisata Tinalah, Anda juga dapat belajar digital marketing atau yang sering disebut dengan istilah kursus digital marketing. Nantinya dengan digital marketing course ini Anda akan diberikan tugas digital merketing yang harus dikerjakan untuk mengetahui jobdesk digital marketing oleh pengelola desa wisata.


Pelatihan digital marketing untuk pengelola desa wisata saat ini sangatlah penting dan menjadi kewajiban karena mau tidak mau harus masuk era digital. Jika desa wisata tidak adaptif dengan proses pemasaran saat ini menggunakan digital maketing akan kehilangan kesempatan untuk melebarkan jangkauan pasar dan mendapatkan pasar baru secara geratis.


Pengelola desa wisata dapat belajar secara mandiri atau otodidak dari berbagai macam sumber saat ini. Banyak materi digital marketing yang mudah dipelajari secara online. Bisa juga belajar dari digital merketing ppt yang bisa diundung di internet. Pengelola desa wisata dapat mencari dengan kata kunci ppt on digital marketing untuk mendapatkan kursus digital marketing secara cuma-cuma.


Sebagai contoh digital marketing yang diterapkan di Desa Wisata Tinalah adalah strategi digital merkting menggunakan WhatsApp. Pengelola desa wisata mengoptimalkan media chat ini dengan strategi whatsapp marketing yang bisa juga pengelola desa wisata di tempat lain terapkan juga. Digital marketing tools ini jika dioptimalkan sangat optimal untuk memperluas funnel digital marketing. Dengan WhatsApp dapat membangun kolam pemasaran secara efektif.


Baca Juga: Panduan Desa Wisata dan Pokdarwis

Kriteria Desa Wisata Digital juga mempunyai arah digitalisasi desa wisata atau literasi digital. Pengelola desa wisata perlu memperhatikan dokumen digital pengelolaan, pusat informasi digital, digital marketing (pemasaran digital), transaksi digital (pemesanan-pembayaran), komunikasi media sosial, dan literasi digital masyarakat di desa.


Pertanyaan mendasar tentang desa wisata digital adalah seperti apa itu kategorinya. Desa wisata digital adalah desa yang telah memasuki dan melebarkan sayap melalui pendekatan digital. Desa wisata digital ditantang untuk dapat menunjukkan komitmen menjadikan digitalisasi sebagai sarana penunjang desa wisata.


Berikut ini beberapa kriteria suatu desa wisata dapat dikategorikan sebagai desa wisata digital. Terdapat kategori mengenai literasi digital, strategi pemasaran, pusat informasi, media sosial, dan pengelolaan terintegrasi.


Literasi Digital Warga Lokal

  • Sebagian (>30%) warga / penduduk desa wisata telah memiliki smartphone berbasis android.
  • Sebagian (>30%) warga telah memiliki smartphone dan telah paham dan mampu menggunakan jaringan dan layanan internet.
  • Sebagian warga (>30%) yang memiliki smartphone telah aktif mengelola produk di platform online.


Strategi Pemasaran Digital

  • Desa wisata telah memiliki situs (website) untuk mempromosikan aktivitas dan usaha desa wisata.
  • Situs desa wisata tersebut telah berisikan pemesanan tiket masuk, memilih paket wisata, memilih tempat pondok wisata (homestay) dan lain-lain jejaring media sosial.


Pusat Informasi Digital

  • Desa wisata dengan mudah dapat ditemukan di internet (media sosial)
  • Desa wisata secara jelas dapat menampilkan daya tarik, produk lokal, destinasi wisata setempat, jadwal pertunjukan, dan lokasi fasilitas umum.
  • Desa wisata memiliki alamat dan kontak yang jelas dan mudah dihubungi serta masih aktif.


Sosial Media Desa Wisata

  • Desa Wisata dikelola secara aktif melalui media sosial seperti WhatsApp (WA), Instagram (IG), Facebook (FB), Twitter, Youtube, TikTok.
  • Desa wisata aktif berinteraksi di sosial media melalui IF, FB, Telegram, Twitter, WhatsApp (WA), dan lainnya.


Pengelolaan Desa Secara Digital

  • Desa wisata telah memiliki WIFI pada satu tempat atau beberapa tempat.
  • Desa wisata telah memiliki sistem pencatatan terintegrasi untuk kunjungan, keuangan, kerjasama, program kerja, dan data lainnya.


Cara Mengembangkan Desa Wisata Digital

Untuk menjadikan suatu desa wisata menjadi kawasan desa wisata digital, maka perlu adanya sarana prasarana utama yaitu akses internet dan pemanfaatan media digital. Hal tersebut dapat didanai menggunakan alokasi dana desa yang didalamnya mengamanahkan dana desa tersebut dapat digunakan untuk pengembangan desa wisata. Penggunaan alokasi dana desa ini perlu dipahami oleh pemerintah desa dan pengelola desa wisata dalam upaya untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat secara nyata melalui pemanfaatan dana desa yang tepat guna.


Kunci penting dalam pengembangan desa wisata digital adalah mindset dari masyarakat desa. Diperlukan perbagai sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan untuk mengelola desa wisata digital. Hal ini dapat dilakukan dengan mengundang Desa Wisata Tinalah yang saat ini telah menjadi desa wisata Digital dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia dari Kemenparekraf RI.


Itu tadi Kriteria Desa Wisata Digital yang harus dipahami oleh Pemerintah Desa, Pengelola Desa Wisata, Pokdarwis, dan warga di kawasan desa wisata. Bagi Anda yang ingin belajar tentang desa wisata dan mengundang Dewi Tinalah sebagai narasumber tentang Desa Wisata Digital dapat menghubungi kontak 085729546678 (WA/Telpon).



Desa Wisata Tinalah urutan 2 Media Instagram di Kulon Progo

Dewi Tinalah - Memasuki Triwulan III di bulan Agustus, Desa Wisata Tinalah menempati posisi rangking 2 setelah Desa Wisata Purwosari di kategori media sosial Instagram Desa Wisata di Kulon Progo. Pengambilan data ini merupakan cara untuk mengetahui kualitas pemanfaatan media online dan digital media sosial Instagram yang dimanfaatkan oleh desa-desa wisata di Kulon Progo versi Social Blade.

 

Desa Wisata Tinalah urutan 2 Media Instagram di Kulon Progo
Info Grafis Media Instagram Desa-desa Wisata di Kulon Progo

Social Blade melacak statistik pengguna untuk YouTube, Twitch, Instagram, dan Twitter.
Data dapat digunakan untuk lebih dalam memahami pertumbuhan dan tren pengguna dengan memanfaatkan Social Blade.

Social Blade memberi semua pengguna akses ke basis data publik yang dengan menggunakan teknologi canggih, mampu memberi data analitik global untuk pengembangan pembuatan konten, streaming langsung, atau penguatan barand / merek apa pun.



Berikut ini rangkum 10 media Instagram dengan rangking Social Blade tertinggi per 12 Agustus 2021 yang tersaji dalam info grafis.


Rank Media Instagram - Desa Wisata Tinalah


Asa Desa Wisata di Masa Pandemi

Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia, industri pariwisata Tanah Air terpuruk. Bahkan, dampak pandemi terhadap pariwisata lebih dahsyat daripada serangan di Bali pada 2002. 



Namun, karena pandemi belum tiba, industri pariwisata belum pulih dari wabah Covid-19. Sulit diprediksi kapan akan berakhir. Menghadapi pandemi, hampir semua perusahaan perjalanan telah mengundurkan diri dan tidak berdaya. Industri pariwisata lumpuh.


Jumlah wisatawan dari dalam dan luar negeri menurun tajam di semua daerah. Tingkat hunian hotel kurang dari 10%, bahkan ada yang nol. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah pilihan yang menyakitkan bagi pengusaha pariwisata.


Baca Juga: Statergi Pemasaran Desa Wisata di Masa Pandemi

Tidak hanya itu, pemandu wisata, biro perjalanan, restoran, pengrajin kecil dan seniman yang mendukung industri pariwisata juga merasakan industri lain yang terkena dampak penurunan pariwisata. Bahkan organisasi wisata mengibarkan bendera putih di daerah-daerah tertentu untuk menunjukkan penyerahan diri. 



Menanggapi kekhawatiran terhadap industri pariwisata tanah air, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menparekraf, menyatakan bahwa industri pariwisata Indonesia sangat berharap kota wisata menjadi lokomotif perekonomian nasional. Perkembangan pariwisata di Indonesia Dalam mimpi buruk pariwisata domestik, desa wisata bisa menjadi tumpuan harapan.


Faktor pembangun desa wisata

Meski pandemi Covid19 belum menunjukkan tanda-tanda mereda, wisatawan tetap bisa berkunjung ke kota-kota wisata. Hal ini dikarenakan kota wisata berbeda dengan destinasi wisata lain yang biasanya banyak dikunjungi wisatawan: lingkungan yang segar, segar dan hijau.  


Kejenuhan tempat-tempat wisata dan tempat-tempat wisata yang sering dikunjungi, serta faktor kemacetan yang biasa terjadi di tempat-tempat favorit, akan menjadikan kota-kota wisata pilihan baru untuk berwisata. Oleh karena itu, sudah saatnya kota-kota pariwisata meningkatkan pariwisatanya. 


Baca Juga: Pedoman Desa Wisata - Ebook Terbaru

Manajer harus terus menerapkan standar Clean, Health, Safety and Environment (CHSE) untuk mencapai lingkungan yang bersih, sehat, aman, dan berkelanjutan. Wisatawan sering memilih destinasi yang aman dan nyaman, dan Mr. ChSE telah menerapkannya dengan sangat baik. S Selain menerapkan CHSE, desa wisata juga harus melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan wilayahnya sendiri.


Jika memungkinkan, pengunjung juga bisa belajar tentang budaya dan seni serta berinteraksi dengan masyarakat desa. Manfaat atraksi budaya tidak hanya dapat memperpanjang masa tinggal wisatawan, merevitalisasi dan melindungi budaya dan seni di desa, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat dan seniman.


Baca Juga: Program Vaksinasi untuk Pengelola Desa Wisata

Penguatan kelembagaan juga diterapkan pada pengembangan desa wisata, seperti melalui perusahaan desa (BUMDes), kelompok pemberdayaan keluarga (PKK) dan kelompok sadar wisata pedesaan (Pokdarwis). Pengembangan pariwisata di desa dapat direncanakan. Tanpa merusak lingkungan. 


Dengan penguatan BUMDes, masyarakat lokal dapat berinvestasi dalam pengembangan desa wisata. Kemudian peran PKK dalam pengembangan desa wisata juga diperlukan untuk meningkatkan potensi perempuan dalam pengembangan pariwisata di pedesaan. Rencana Sapta Pesona untuk desa wisata. Jangan lupa untuk mempromosikan kota pariwisata digital. 


Kota-kota wisata kini banyak dikunjungi wisatawan milenial, sehingga dibutuhkan sumber daya manusia untuk mengelolanya dengan strategi modern. Promosi kota wisata tidak hanya dengan cara tradisional, tetapi juga memiliki keunggulan tersendiri. Menggunakan jaringan sosial. 


Baca Juga: Paket Atraksi Edukasi Kunci Pengembangan Desa Wisata

Oleh karena itu, perlu dibentuk generasi Pesona Indonesia (GenPI) yang terdiri dari anak-anak pedesaan kecil yang akrab dengan dunia maya di desa. Belum jelas kapan pandemi Covid19 ini akan berakhir.


Meski demikian, wisatawan tetap perlu optimistis industri pariwisata bisa kembali berkembang. Oleh karena itu, perlu diambil langkah-langkah strategis untuk menjadikan pariwisata kembali menjadi pilar pemulihan ekonomi. Dan harapan ini terkonsentrasi di desa-desa wisata.

Pentingnya Kekayaan Intelektual dan CoBranding Sebagai Strategi Pengembangan Desa Wisata Berkelanjutan

Produk desa wisata memiliki sejumlah keunggulan kekayaan intelektual. Diantaranya, produk desa wisata itu baru, tidak terpengaruh pemalsuan dan ilegalitas, serta dapat membawa manfaat ekonomi tambahan.

Sumber Gambar : Siedoo


Ketua Asosiasi Pusat (Sentra) Kekayaan Intelektual Indonesia (ASKII), guru besar dan Ph.D. Budi Agus Riswandi, S., M.Hum menjelaskan bahwa HKI dan CoBranding merupakan strategi dan upaya pengembangan produk dan atraksi desa wisata yang berdaya saing dan kompetitif diera saat ini.


Baca Juga: Branding Desa Wisata Tinalah

“Jika desa wisata di kabupaten Magelang mau kompetitif, desa wisata butuh strategi. Selama ini kita melihat kekayaan intelektual dari perspektif administratif, dan sekarang kita mengubah pemikiran kita. Bagaimana pemanfaatan kekayaan intelektual dapat membantu dan mengakselerasi kesejahteraan manusia? Profesor Budi.


Diberitakan, Fakultas Hukum (FH) Universitas Moehammediya Magelang (UNIMMA) Jawa Tengah menggelar diskusi panel (FGD) dengan topik “Penelitian Potensi Kekayaan Intelektual Kabupaten Magelang Melalui Desa Wisata”. Co-branding juga tak kalah pentingnya, jelas guru besar hukum Universitas Islam Indonesia (UII). Co-branding dapat dijelaskan sebagai logo dan ciri khas desa wisata.


Dia menyebutkan bahwa dalam Tujuan penggunaan co-branding di desa adalah untuk membedakan diri dari desa wisata lainnya, meningkatkan daya saing produk, dan menciptakan ekonomi pedesaan yang mandiri.”


Baca Juga: Strategi Pemasaran Desa Wisata via WhatsApp

Sementara itu, pada kawasan di Kabupaten Magelang tercatat terdapat 57 desa wisata, sebesar 34 desa wisata sudah mempunyai SK Bupati yg terdiri berdasarkan 6 desa wisata menggunakan SK pencanangan, 28 desa wisata menggunakan SK Penetapan, & sisanya masih belum mempunyai SK (perintisan). Sampai menggunakan waktu ini, masih belum banyak pengembangan desa wisata yg berbasis dalam kearifan lokal berupa kekayaan intelektual.


Dari kondisi  tersebut, UNIMMA membuat kegiatan Focus Group Discussion secara online. Acara l dihadiri Organisasi Perangkat Desa (OPD) Kabupaten Magelang yg terdiri berdasarkan Dispermades, Diknas, Disparpora, Disdagkop, Dinas Perindustrian, BAPPEDA & perwakilan UMKM pada daerah Kabupaten Magelang.


Dr. Dyah Adriantini Sintha Dewi, SH., M.Hum, Dekan FH Unimma pada sambutannya membicarakan bahwa kegiatan pariwisata waktu ini tentu terkena efek berdasarkan pandemi. “Adapun potensi kekayaan intelektual yg bisa digali pada desa wisata merupakan karya seni tradisional, pahat, UMKM, kuliner, merek dagang & lainnya yg mempunyai nilai ekonomi tinggi.


Baja Juga: Panduan Desa Wisata

Pada kesempatan yang sama, peneliti senior Henyatun, Sh., M.Hum menyampaikan bahwa FGD ini terkait dengan pelaksanaan Penelitian Terapan Unggulan di Perguruan Tinggi (PTUPT) yang didanai oleh KemenristekBRIN. Kabupaten Magelang memiliki potensi kreatif yang kaya dalam hal sumber daya ekonomi berbasis hak kekayaan intelektual. FGD kali ini dapat merumuskan masalah yang ada di lapangan dan bisa dilaporkan ke DRPM.


Pada FGD, tim peneliti FH UNIMMA mencoba untuk menggali apa yang menjadi potensi kekayaan intelektual di kawasan Kabupaten Magelang guna mengembangkan embrio produk hukum bagi desa-desa wisata di Kabupaten Magelang.

Dewi Tinalah Sabet Juara 2 Gelar Ekonomi Kreatif Desa Wisata Kulon Progo 2021

Dewi Tinalah – Dinas Pariwisata Kulon Progo pada bulan Juli 2021 menyelenggarakan gelar ekonomi kreatif desa wisata Kulon Progo 2021. Kegiatan ini merupakan upaya untuk mengembangkan potensi desa-desa wisata di Kulon Progo melalui sektor ekonomi kreatif.

 

Dewi Tinalah Sabet Juara 2 Gelar Ekonomi Kreatif Desa Wisata Kulon Progo 2021

Dewi Tinalah melaksanakan Gelar Ekonomi Kreatif 2021 di kawasan Sekretariat Desa Wisata yang beralamat di Jl. Persandian Km5, Purwoharjo, Samigaluh, Kulon Progo, DI Yogyakarta pata tanggal 10 Juli 2021. Pada gelar ekonomi kreatif ini menampilkan kesenian wayang wong, ingkung ndeso, berbagai macam kripik seperti kripik pegagan, pisang, gedebog (pelepah pisang), tempe sagu, dan lukisan batik. Semua produk di Dewi Tinalah adalah contoh ekonomi kreatif di Yogyakarta di kawasan desa wisata.

 

Baca Juga: Paket Wisata di Dewi Tinalah

Dari seluruh rangkaian penilaian dari dewan juri, Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah) berhasil mendapatkan juara 2 dalam Gelar Ekonomi Kreatif Desa Wisata Kulon Progo. Penilaian ini mengedepankan orisinalitas, alur cerita, kreativitas, editing, dan konsep pengembangan ekonomi kreatif di desa wisata.


Terdapat tujuh desa wisata di Kulon Progo yang mengikuti Gelar Ekonomi Kreatif Desa Wisata Kulon Progo. Acara ini diikuti oleh Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah), Desa Wisata Nglinggo, Desa Wisata Banjaroya, Desa Wisata Jatimulyo, Desa Wisata Purwosari, Desa Wisata Kalibiru, Desa Wisata Segajih yang tersebar di kecamatan Samigaluh, Kalibawang, Girimulyo, dan Kokap.


Urutan Penghargaan Gelear Ekonomi Kreatif Desa Wisata Kulon Progo

  • Desa Wisata Jatimulyo, Girimulyo (Juara 1)
  • Desa Wisata Tinalah / Dewi Tinalah, Samigaluh (Juara 2)
  • Desa Wisata banjaroya, kalibawang (Juara 3)
  • Desa Wisata Nglinggo, Samigaluh (Juara 4)
  • Desa Wisata Kalibiru, Kokap (Juara 5)
  • Desa Wisata Purwosari, Girimulyo (Juara 6)
  • Desa Wisata Segajih Hargotirto, Kokap (Juara 7)


Dalam acara penghargaan gelar ekonomi kreatif desa wisata Kulon Progo 2021 turut dihadiri oleh bupat dan wakil bupat Kulon Progo, H. Sutedjo dan Fajar Gegana. Dalam kesempatan ini, Bupati Kulon Progo menyampikan bahwa desa wisata harus mensinergikan potensi alam dan budaya untuk pengembangan desa wisata. Gerakan Sambanggo (Sambang Gisik/Pantai, Sambang Gawe/industri, Sambang Gunung) merupakan kesempatan setiap desa wisata untuk mengoptimalkan potensi dan daya kreativitas.


Riparda Kulon Progo dalam pengembangan sektor pariwisata Kulon Progo mengusung konsep pariwisata berbasis budaya berkelas dunia. Desa wisata di Kulon Progo perlu menguatkan potensi budaya yang ada di desa dengan menggali dan membuat story telling sehingga apik untuk ditampilkan.
 

Joko Mursito sebagai Kepala Dinas Pariwisata menyampaikan saat ini Kulon Progo telah ditetapkan sebagai kawasan GeoWisata sebagai pendukung wisata jogja terkini. Geowisata ini merupakan geoheritage kawasan gunung api purba yang membentang di kawasan Pegunungan Menoreh di Jatimulyo dan Samigaluh. 

 

Baca Juga: Ebook Panduan Desa Wisata dan Pokdarwisa


Dengan diselenggarakannya Gelar Ekonomi Kreatif Desa Wisata Kulon Progo 2021 diharapakan menjadi pemantik dan semangat untuk desa wisata mengembangkan potensi yang ada dengan daya kreativitas dan bernilai ekonomi. Pemanfaatan TIK perlu digunakan untuk pengembangan ekonomi kreatif di desa-desa Kulon Progo seperti membuat konten kreatif yang dapat mengenalkan seluruh potensi desa wisata di Kulon Progo.


Demikian info mengenai Dewi Tinalah Sabet Juara 2 Gelar Ekonomi Kreatif Desa Wisata Kulon Progo 2021. Kegiatan ini menjadi keunggulan ekonomi di Yogyakarta dari desa. Semoga semakin banyak ekonomi kreatif di Jogja khusunya di Kulon Progo. Salam dari desa, desa berdaya Indonesia jaya!!!
 

Info Dewi Tinalah

Dapatkan informasi wisata Jogja di Desa Wisata Tinalah – Dewi Tinalah melalui layanan WA maupun email yang terdapat di Kontak Dewi Tinalah. Paket wisata Kulon Progo di Dewi Tinalah diantaranya paket live in & education, camping, outbound, gathering, homestay, makrab, kuliner, workshop, studi desa wisata, bimtek pengembangan pemasaran desa wisata berkelanjutan. Hubungi kontak Dewi Tinalah untuk info selengkapnya.


Kelas Digital Marketing Kelas Digital Marketing