Desa Wisata Tinalah -->
Paket Wisata Jogja Dewi Tinalah

Desa Wisata Kulon Progo Permudah Wisatawan Akses Informasi Digital

Desa Wisata Kulon Progo Permudah Wisatawan Akses Informasi Digital. Perkembangaan Teknologi Informasi digital saat ini dimanfaatkan oleh desa wisata di Kulon Progo untuk mempermudah wisatawan memperoleh informasi tentang desa wisata di Kulon Progo. Dengan informasi yang membahas tentang desa wisata di Kulon Progo, Wisatawan dapat memperoleh informasi lengkap tentang profil desa wisata, kontak pengelola desa wisata, alamat dan map yang mempermudah menuju lokasi desa wisata, dan berbagai paket kegiatan di desa wisata, baik atraksi, maupun kulinernya.

Desa Wisata Kulon Progo Permudah Wisatawan Akses Informasi Digital

Salah satu desa wisata Kulon Progo yang mengembangkan konten digital secara lengkap yaitu Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah). Beralamat di Jl. Persandian Km 5, Purwoharjo, Samigaluh, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Konten digital yang dikembangkan memanfaatkan semua portal yang dapat diakses menggunakan internet, yaitu Google, Gmail, Youtube, Tacebook, Instagram, Twitter, Tumblr, Pinrest, Blog, Web, Google Bisnisku, Google Map, portal Scribd, dan portal Academia.

Bagaimana cara menemukan informasi Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah)

Wisatawan bisa memperoleh informasi lengkap tentang Dewi Tinalah dengan cara menuliskan kata kunci Desa Wisata Tinalah atau Dewi Tinalah di halaman penelusuran, bisa menggunakan Goolge, Mozzila, Opera dan mesin pencari lainnya. Dengan menuliskan kata kunci tersebut, wisatawan akan mendapatkan informasi dari portal resmi web Desa Wisata Tinalah, portal Google Bisnisku, Google Map, ulasan berbagai portal berita, informasi dari TripAdvisor, maupun berbagai portal blogger yang membahas tentang Desa Wisata Tinalah.

Informasi yang disajikan di web resmi Desa Wisata Tinalah sangat lengkap. Dengan mengakses web resmi Dewi Tinalah di alamat www.dewitinalah.com, wisatawan akan memperoleh informasi profil Desa Wisata Tinalah, kegiatan terbaru Dewi Tinalah, kontak dan map, informasi paket beserta harganya, maupun informasi terkait dengan desa wisata. Selain itu, wisatawan dipermudah untuk menghubungi admin / cs Dewi Tinalah tanpa menuliskan nomor kontak, wisatawan tinggal klik tombol Whatsapp yang ada di portal web Dewi Tinalah.

Informasi Poin Penilaian Desa Wisata di Google sangat Penting

Selain informasi dari web resmi Dewi Tinalah, wisatawan juga akan memperoleh informasi dari portal Google Bisnisku. Di portal ini berisi tentang link tautan menuju portal Dewi Tinalah, petunjuk menuju Desa Wisata Tinalah, dan tombol telpon. Di portal ini juga terdapat ulasan yang menjadi bahan pertimbangan wisatawan berdasarkan ulasan tersebut. Wisatawan bisa memperoleh informasi paket kegiatan desa wisata Tinalah dengan mengakses menu produk Dewi Tinalah. Di menu ini akan tersaji nama paket, deskripsi, dan harga, sehingga wisatawan mudah menentukan paket yang akan dipilih. Wisatawan dipermudah untuk reservasi dengan tobol reservasi atau beli online.

Hal penting yang perlu diketahui oleh wisatawan tentang desa wisata adalah penilaian atau rating yang telah diberikan oleh orang-orang dalam mengulas desa wisata. Semakin tinggi rating menunjukkan kualitas pelayanan yang semakin baik juga dari desa wisata tersebut. Dalam hal ini, Desa Wisata Tinalah telah memperoleh rating poin di atas 4 (empat) dengan rentang poin yang diterapkan adalah 1 (satu) sampai dengan 5 (lima).

Desa Wisata Kulon Progo Permudah Wisatawan Akses Informasi Digital Wisata Jogja

Selain dari portal resmi Desa Wisata Tinalah, wisatawan bisa memperoleh informasi lain di portal berita maupun blog yang ditemukan di halaman pencarian ketika menuliskan kata kunci Desa Wisata Tinalah, Dewi Tinalah, maupun Tinalah. Dengan adanya informasi dari portal berita terkemuka, menunjukkan bahwa desa wisata Tinalah telah memperoleh tempat di hati masyarakat. Ulasan-ulasan dari blogger juga menunjukkan bahwa telah banyak orang atau wisatawan yang telah berkunjung ke Dewi Tinalah, dan memang pantas tempat wisata Jogja ini diulas atau diberitakan.


Semoga semakin banyak desa wisata di Yogyakarta dan Kulon Progo yang menerapkan optimasi digital untuk memberikan kemudahan wisatawan mengakses informasi desa wisata, melakukan pemesanan / reservasi dan pembayaran secara digital.
 


Gerakan Tree Planting Pendidikan Biologi FKIP UAD di Desa Wisata Tinalah

Gerakan Tree Planting Pendidikan Biologi FKIP UAD di Desa Wisata Tinalah - Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Pendidikan Biologi (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan lakukan gerakan tree planting (tanam pohon) di kawasan Desa Wisata Tinalah, Purwoharjo, Samigaluh, Kulon Progo, DIY yang dilaksanakan hari Minggu (15 Desember 2019). Kegiatan ini merupakan bentuk program sosial dan pengabdian Program studi - Himpunan Mahasiswa Pendidikan Biologi.

tanam pohon pendidikan biologi uad di desa wisata tinalah kulon progo

Kegiatan ini bertujuan untuk penghijauan kawasan Desa Wisata Tinalah di setiap dusun. Di desa wisata Tinalah (Dewi Tinalah) terdapat 14 dusun. Panitia membagikan 345 bibit pohon untuk 14 dusun dan kawasan pengembangan Dewi Tinalah.

Kepala desa Purwoharjo, Ari Wibowo, A.Md., program ini sangat bagus dan sangat membantu program penghijauan di kawasan Dewi Tinalah, diharapkan nantinya bibit yang sudah tumbuh besar dapat menjadi penjaga erosi, bibit buah yang ditanam di kawasan Dewi Tinalah dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk berkunjung. Kegiatan ini juga menghadirkan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo.


Bibit tanaman yang ditanam di kawasan Dewi Tinalah meliputi bibit kayu putih (Melaleuca leucadendra syn. M. leucadendron), jati, sengon, mahoni, munggur, ketapang, jambon, pule, gmelina, nangka, sirsak, jeruk, dan kalpataru.


tanam pohon pendidikan biologi uad di desa wisata tinalah kulon progo

Dengan terlaksananya kegiatan ini, harapannya bukan hanya menjadi program sesaat, tetapi masyarakat yang telah menerima bibit tersebut dapat merawat bibit dengan baik, memberi pupuk dan menyiran bibit sehingga tumbuh dengan optimal.
 


3 Hal Penting dalam Pengembangan Desa Wisata

Desa wisata saat ini banyak dikembangkan hampir disetiap desa. Pengembangan desa wisata sangat bermanfaat untuk memperkuat perekonomian masyarakat desa. Tentu hal ini membutuhkan banyak pengetahuan dan pemahaman awal tentang desa wisata. Jangan sampai pengembangan desa wisata menjadi salah kaprah.


Pengertian desa wisata yaitu suatu daerah tujuan wisata atau disebut pula destinasi pariwisata, yang mengintegrasikan daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku (UU. No. 10 Th. 2009; Nuryanti, 1993). 

Berikut Video penjelasan tentang pengambangan desa wisata.

Baca Juga: Pengembangan Camping Ground di Desa Wisata




Jejak Perjuangan Pangeran Diponegoro di kawasan Desa Wisata Tinalah

Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah) merupakan kawasan pegunungan Menoreh di Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Kawasan Dewi Tinalah ini mempunyai nilai historis perjuangan Pangeran Diponegoro di seputaran Menoreh. 

napak tilas sejarah perjuangan pangerah diponegoro di kulon progo - desa wisata tinalah
Kegiatan Wisata Jogja - Napak Tilas Perjuangan Pangeran Diponegoro di Dewi Tinalah

Beberapa kegiatan napak tilas sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro telah dilaksanakan oleh berbagai komunitas. Diantaranya Ki Roni Sodewo, Ahmad Athoillah dan  Komunitas Penggiat Sejarah Kulon Progo (KPSKP). Berikut rekam jejak napak tilas sejarah Pangeran Diponegoro di kawasan Desa Wisata Tinalah.



#1 Jejak Sejarah Pangeran Diponegoro di Talun Miri, Kedung Jaran dan Sendang Selilin




#2 Jejak Sejarah Pangeran Diponegoro di Goa Pertapaan Prajurit Puncak Kleco


 
#3 Jejak Sejarah Pangeran Diponegoro di Puncak Gunung So Perbukitan Menoreh


 
#4 Jejak Sejarah Pangeran Diponegoro di Puncak Kleco dan Kedung Rong


 
Berbagai napak tilas jajak perjuangan Pangeran Diponegoro di kawasan Dewi Tinalah semoga memberikan manfaat bagi lliterasi sejarah di Indonesia. Harapannya akan semakin banyak insan yang suka akan sejarah. Penting bagi kita untuk mempelajari sejarah perjuangan para pahlawan.


FREE EBOOK - PANDUAN PENGEMBANGAN DESA WISATA

Buku Panduan Pengembangan Desa Wisata ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi masing-masing pihak terkait secara sinergis. Panduan ini semoga dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pengembangan desa wisata.


PANDUAN PENGEMBANGAN DESA WISATA


Isi buku ini meliputi pengantar tentang desa wisata, konsep desa wisata yang berkelanjutan, kebijakan dan dukungan pengembangan desa wisata, tahap pengembangan desa wisata, dan pemantauan dan evaluasi desa wisata. 



Dapatkan Ebook Panduan Pengembangan Desa Wisata
bit.ly/buku_panduan_desawisata

Dapatkan Ebook panduan desa wisata lainnya di Koleksi Ebook Desa Wisata. Mari berkembang bersama memajukan potensi desa untuk Indonesia.

Dapatkan Kelas Online Desa Wisata yang diselenggarakan oleh Desa Wisata Tinalah. Cek jadwal kelas desa wisata melalui tautan dibawah ini.
 
Akses Kelas Desa Wisata

8 Kebijakan Pengembangan Kawasan Pariwisata Kulon Progo



Kabupaten Kulon Progo saat ini mendapatkan tantangan dengan adanya pembangunan bandara baru di Yogyakarta. Berbagai sektor yang ada di kabupaten harus bisa beradaptasi dan memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan perekonomian daerah.

8 Kebijakan Pengembangan Kawasan Pariwisata Kulon Progo
 
Dampak yang nantinya banyak dirasakan dari pembangunan bandara adalah sektor pariwisata, mulai dari tempat wisata, penginapan, kuliner, aneka oleh-oleh, pertunjukan budaya dan kesenian. Sektor pariwisata harus mempunyai strategi matang agar siap dengan segala efek pembangunan bandara.

Baca Juga: Tempat Camping dan Outbound Kulon Progo

Dengan ini, Pemda Kabupaten Kulon Progo mengeluarkan kebijakan untuk mewujudkan kawasan pariwisata yang maju. Kebijakan ini dituangkan dalam RTRW Kabupaten Kulon Progo tahun 2012 – 2032 (Pasal 66 Ayat &).

Kebijakan pengembangan kawasan pariwisata Kulon Progo sebagai berikut:

  1. Mengembangkan jaringan promosi pariwisata dengan daerah lain.
  2. Menetapkan kawasan unggulan, andalan dan potensial pengembangan pariwisata.
  3. Mengembangkan brand daerah.
  4. Meningkatkan akses menuju objek wisata.
  5. Meningkatkan fasilitas pendukung objek wisata.
  6. Diverivikasi produk pendukung pariwisata.
  7. Melindungi situs budaya masa lampau.
  8. Meningkatkan peran serta masyarakat pelaku pariwisata.
Dengan kebijakan tersebut merupakan langkah tepat bagi Kabupaten Kulon Progo siap menghadapi gelobang besar setelah selesainya pembangunan bandara baru. Peluang pariwisata harus ditangkap dari sekarang agar kita bisa menjadi pemain langsung sebagai penggerak perekonomian Kulon Progo.

Info Grafik 8 Kebijakan Pengembangan Kawasan Pariwisata Kulon Progo

8 Kebijakan Pengembangan Kawasan Pariwisata Kulon Progo
 
 


Desa Wisata Tinalah Mengikuti Workshop Pariwisata Tingkat ASEAN Plus Three




Desa Wisata Tinalah mengikuti kegiatan workshop pengembangan desa wisata di tingkat negara ASEAN Plus Three yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dengan tema ASEAN Plus Three Workshop on Tourism Village Community Service and Product Enhancement to Attract Youth Travellers. Kegiatan dilaksanakan pada 10 s.d. 12 September di Daerah Istimewa Yogyakarta. 

workshop-pariwisata-asean-three-plus-v1
Pengelola Desa Wisata Tinalah Mengikuti Worksop Pariwisata Tingkat ASEAN

ASEAN Three Plus merupakan hubungan kerja sama ASEAN Plus Three (APT) yang terbentuk sejak tahun 1997 yang melibatkan tiga negara Asia Timur yakni Cina, Jepang, dan Korea. Kerja sama APT berdasar Joint Statement on East Asia Cooperation (1997) mencakup perdagangan, investasi, keuangan dan perbankan, transfer teknologi, teknologi telematika, e-commerce, industri, pertanian, usaha kecil dan menengah, pariwisata, pengembangan wilayah pertumbuhan, jejaring dunia usaha, dan iptek. 



ASEAN Three Plus yang diselenggarakan oleh Kementrian Pariwisata Republik Indonesia  merupakan forum diskusi dan berbagi pengalaman dalam pengembangan desa wisata di negara Asia Tenggara, Korea, Jepang dan Tiongkok agar dapat menarik bagi para wisatawan muda (youth travellers).

Baca Juga: Kegiatan Atraksi Wisata di Dewi Tinalah

Dalam diskusi ini membahas tiga hal pokok, pertama mengenai Developing The Product Of Tourism Village Based On Community Based Tourism yang membahas tentang Community empowerment to create creative product and develop tourism package in tourism village dengan narasumber Mr. Benito C. Bengzon (Jr, Undersecretary for Tourism Development and Head of NTO, the Phillipines), Destha Titi Raharjana (Dosen Universitas Gadjah Mada), Ir. Doto Yogantoro (Praktisi Desa Wisata).

Kedua, RURAL TOURISM DESIGN FOR MILLENIAL TOURISM EXPERIENCE membahas tentang Strategy and policy to implement rural tourism as a new alternative to attract youth travellers in millennial era dengan narasumber Madam Khaing Mee Mee Htun (Head of Culture and Tourism Unit, ASEAN Korea Centre), Dr. Vitria Ariani (Chair of the Acceleration of Rural and Urban Tourism Team, Ministry of Tourism of the Republic of Indonesia), Mujimin (Head of Tebing Breksi Tourism Awareness Group).

Baca juga: Pengertian Desa Wisata

Ketiga, SHARING EXPERIENCE BY COUNTRY membahas tentang Sustainable Rural Tourism Bussiness and Best Practices dengan narasumber Ms. Praphatsorn Vardhanabhuti (Head of Creative Tourism Division, Designated Areas for Sustainable Tourism Administration, the Kingdom of Thailand), Mangku Kandia (Executive Director Awitour and Travel), dan Sugeng Handoko (Sekretaris Desa Wisata Ngglanggeran).


workshop-pariwisata-asean-three-plus
Peserta Worksop Mengikuti Atraksi Wisata Gamelan di Desa Wisata Pentingsari

Kegiatan ASEAN Plus Three  dibuka di Desa Wisata Pentingsari, Sleman, Yogyakarta. Di Desa Wisata Pentingsari, peserta workshop menginap di homestay dan mengikuti paket wisata kegiatan seperti membatik, membuat wayang, dan gamelan. Peserta merasakan kehidupan tinggal di desa yang lestari dengan kelestarian budaya dan kearifan lokalnya.

Kegiatan dilanjutkan di Tebing Breksi dan Candi Ijo, yang merupakant empat wisata hits dan instagramable untuk kaum milenials. Peserta menikmati tour dengan jeep melintasi kawasan Tebing breksi dan melihat sunset di Candi Ijo.

Baca Juga: Kegiatan Wisatawan Mancanegara di Dewi Tinalah

Penutupan workshop dilaksanakan di Hotel Phoenik (berdiri tahun 1918), merupakan bangunan yang sudah dimasukkan dalam Daftar Entitas Kebudayaan sebagai cagar budaya berdasarkan Data Referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada saat bernama Hotel Merdeka pada 1951, Presiden pertama RI, Soekarno bahkan sempat berkantor sementara di hotel ini ketika ibu kota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.



Tantangan pariwisata berkelanjutan di era milenial perlunya kemampuan kewirausahaan, digital marketing, distribusi pendapatan yang berkeadilan, dan harus mampu think out of the box. Konsep pariwisata di era milenial adalah pemasaran, kearifan lokal, dan story telling. Forum diskusi dan berbagi pengalaman dalam pengembangan desa wisata di negara Asia Tenggara, Korea, Jepang dan Tiongkok diharapkan dapat  menarik wisatawan muda (youth travellers) untuk berkunjung ke destinasi wisata ASEAN Plus Three. 





Desa Wisata berbasis Ekowisata - Dewi Tinalah



Ekosistem sungai merupakan sumber daya alam potensial yang dapat dikembangkan sebagai objek dan daya tarik ekowisata untuk menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dan mendorong program konservasi sungai. Kawasan sungai Tinalah dikembangkan lebih lanjut dengan prinsip-prinsip pemanfaatan sumber daya alam berkelanjutan untuk pengembangan desa wisata.


ekowisata-desa-wisata-yogyakarta
Kawasan Ekowisata Desa Wisata Tinalah - Wisata Kulon Progo

Pengembangan pariwisata berkelanjutan yaitu pariwisata yang aktivitasnya tetap memperhatikan keseimbangan alam, lingkungan, budaya dan ekonomi agar pariwisata tersebut terus berlanjut. Dengan kata lain, pengelolaannya haruslah dapat memberikan keuntungan secara ekonomi bagi seluruh pihak terkait baik itu pemerintah, sektor swasta, serta masyarakat setempat. 

Baca Juga: Camping di Desa Wisata Tinalah

Pengembangan kawasan sungai sebagai ekowisata terdapat beberapa prinsip yang harus dimengerti, yaitu pelestarian, pendidikan, pariwisata, perekonomian, dan partisipsi masyarakat setempat. Dengan mengedepankan pariwisata yang bertanggung jawab, serta memberi kontribusi terhadap kelestarian alam, InsyaAllah akan ada peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat setempat.




Desa Wisata Sebagai Pusat Sumber Belajar (Bagian 2) - Dewi Tinalah

Artikel Sebelumnya: Desa Wisata Sebagai Pusat Sumber Belajar (Bagian 1) - Dewi Tinalah

Alam di Dewi Tinalah sangat mendukung dijadikan sebagai pengembangan pusat sumber belajar. Disini terdapat potensi sumber belajar berupa alam yang terdiri dari sungai, persawahan, embung, goa, pegunungan, kebun, dan sumber belajar buatan berupa museum. 

pusat-sumber-belajar-desa-wisata-tinalah


Potensi sumber belajar tersebut merupakan kategori sumber belajar yang by utilization dan dapat dikembangkan sebagai by design. Semua orang dapat memperoleh berbagai informasi berdasarkan sumber belajar by utlitization, tetapi ketika akan disampaikan secara khusus untuk keperluan belajar dan membelajarkan di dalam dan di luar lembaga pendidikan perlu didesain secara khusus pada suatu pokok bahasan yang berdasarkan landasan teoritis pada masing-masing sumber belajar tersebut. 

Dari berbagai sumber belajar di Dewi Tinalah, baik yang tinggal digunakan atau didesain terlebih dahulu berdasarkan sumber yang ada dapat mengakomodasi belajar seseorang sesuai dengan kecakapan belajarnya masing-masing, baik secara visual, auditori, kinestetik maupun dari kombinasi dari kecakapan belajar tersebut.

Baca juga: Belajar di Desa Wisata dengan Kegiatan Outbound

Sumber belajar berupa alam yang ada di Dewi Tinalah adalah sungai, persawahan, dan goa yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar sains baik biologi, fisika maupun kimia. Hal ini dapat dikembangkan untuk jenjang sekolah dasar, menengah, atas bahkan perguruan tinggi. Sungai di Dewi Tinalah dapat dijadikan sebagai sumber belajar biologi, fisika, dan kimia. 

Sebagai contoh, sungai dapat dijadikan sumber belajar dalam bidang biologi untuk materi pelajaran ekosistem sungai, indikator biologi, dan keanekaragaman biota sungai. Bidang fisika diantaranya untuk materi pelajaran mengenai gerak dengan melakukan praktikum di arus sungai. Materi pelajaran kimia diantaranya untuk mengetahui asam basa air, BO dan DO. Potensi alam tersebut dapat dikembangkan secara lebih luas dengan berbagai identifikasi dan pengembangan sesuai kebutuhan dan perkembangan keilmuan.
 

Alam di Dewi Tinalah dapat juga digunakan untuk sumber belajar tematik. Semisal di sungai, dapat digunakan untuk pelajaran matematika, agama, sejarah,  bahasa Indonesia, kesenian, geografi, sains, serta teknologi dan informasi. Semua tentang sungai dapat dijadikan materi secara tematik yang mengintegrasikan berbagai materi pelajaran dalam suatu kegiatan. 

Sumber Balajar ini menarik bagi seseorang sehingga termotivasi untuk belajar karena beragam informasi yang didapatkan dari satu sumber belajar tersebut. Belum lagi sumber-sumber belajar yang lain, seperti persawahan, goa, embung, dan museum yang dapat saling dikaitkan dalam berbagai materi pembelajaran.  Potensi sumber belajar berupa alam di Dewi Tinalah penting untuk dikembangkan sebagai pusat sumber belajar yang terdiri dari berbagai sumber belajar yang menjamin tersedianya lingkungan belajar. 
 
Dapatkan Ebook Panduan Desa Wisata - Download Panduan Desa Wisata

Desa Wisata Sebagai Pusat Sumber Belajar (Bagian 1) - Dewi Tinalah

Desa wisata merupakan suatu daerah tujuan wisata yang mengintegrasikan daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata dan aksesbilitas yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat. Kesatuan komponen desa wisata merupakan salah satu yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.  Setiap orang membutuhkan sumber belajar untuk dapat mengetahui, memahami dan menginterprestasikan sesuatu dari suatu sumber belajar. 

sumber-belajar-desa-wisata-tinalah
Desa Wisata sebagai Sumber Belajar yang Beragam

Segala potensi yang ada di desa wisata dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi masyarakat pada umumnya. Hal ini yang perlu digali lebih lanjut untuk mengetahui sumber belajar apa saja yang terdapat di suatu desa wisata dan dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang kaya akan nilai-nilai edukasi. Sumber belajar yang ada di desa wisata dapat dijadikan untuk pengembangan pendidikan di Indonesia. Sumber belajar sebagai sarana utama memperoleh, menerapkan, dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Komunikasi (IPTEKS) sehingga kegiatan belajar akan terakomodasi dengan baik.

Baca juga: 3 Hal Pengembangan Desa Wisata

Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah) merupakan salah satu desa wisata yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, berada di Desa Purwoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. Dewi Tinalah merupakan desa wisata yang berada di kawasan pegunungan Menoreh dan sungai Tinalah. Terdapat persawahan, embung, bukit,dan area lahan yang luas untuk mendukung berbagai kegiatan di Dewi Tinalah. 

Kegiatan wisata di Dewi Tinalah diantaranya adalah camping atau kemah, jelajah alam, kunjungan ke museum Rumah Sandi Negara, wisata alam Puncak Kleco, wisata Goa Sriti, outbound (mancakraida), dan river tubing. Kegiatan tersebut merupakan potensi sumber belajar yang dapat digunakan untuk pengembangan kegiatan pembelajaran, baik di dalam sekolah maupun luar sekolah. Di dalam sekolah, artinya kegiatan wisata tersebut dihadirkan dalam ruang kelas yang telah disiapkan dengan dokumentasi dan dipresentasikan. Di luar sekolah, artinya seseorang dapat terlibat langsung di kegiatan wisata dan dapat mengetahui secara langsung informasi-informasi dari sumber primernya.

Baca juga: Desa Wisata Sumber Belajar dengan Kegiatan Camping

Lingkungan merupakan sumber belajar yang sangat beragam. Berdasarkan penelitian, seseorang lebih aktif, berpikir kritis, dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terhadap sesuatu serta dapat menumbuhkan kesadaran seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya. Seperti lingkungan di Desa Wisata, dari penelitian yang dilakukan, pemanfaatan desa wisata sebagai sumber belajar berbasis ekowisata menghasilkan hasil belajar afektif peserta didik yang lebih antusias dalam mempelajari lingkungan hidup. Lingkungan sekitar merupakan sumber belajar yang mudah dijangkau dan bermanfaat.

Ditulis oleh Galuh Alif Fahmi Rizki, M.Pd
(Penggiat Teknologi Pembelajaran dan Pendidikan Biologi serta pengelola Desa Wisata Tinalah, pejuang ekonomi kreatif desa)

Referensi Bacaan:
  1. Sudiasih, Kusnindyah (2017) Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar pada Mata Pelajaran Ipa Kelas III-b SD Negeri Panggang, Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Yogyakarta: UNY.
  2. Sari, Indah Puspita. (2015). Pengaruh Pemanfaatan Desa Wisata Keseneng sebagai Sumber Belajar Geografi Berbasis Ekowisata terhadap Hasil Belajar Afektif Siswa SMA Muhammadiyah Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2015. Semarang: UNES.

Desa Wisata Sebagai Pusat Sumber Belajar (Bagian 2) - Dewi Tinalah
Kelas Digital Marketing Kelas Digital Marketing