Home » blog
Tempat Outbound Samigaluh Kulon Progo di Dewi Tinalah Pilihan Seru untuk Kegiatan Outing Sehari Penuh
Dewi Tinalah Outbound Jogja Center untuk Fun Game dan Team Building
Keseruan Kegiatan Outbound di Dewi Tinalah
1. Fun Game
2. Team Building
3. Outing di Tengah Alam
Baca Juga: Manfaat Penting Outbound Untuk Anak Orang Tua dan Guru Wajib Tau
Manfaat Kegiatan Outbound di Dewi Tinalah
Meningkatkan Kekompakan Tim
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Melatih Problem Solving
Memperkuat Hubungan Sosial
Melepaskan Stres
Baca Juga: Team Building Paket Outbound Jogja di Dewi Tinalah
Cocok untuk Instansi, Perusahaan, Sekolah, dan Komunitas
Ajak Tim Anda ke Dewi Tinalah!
Baca Juga: Daftar Paket Wisata Jogja Desa Wisata Tinalah
Peran Desa Wisata Tinalah dalam Dinamisasi Pariwisata Indonesia
Baca Juga: Tentang Desa Wisata Tinalah - Pesona Alam dan Budaya
Terima Kasih untuk Semua Pihak
Baca Juga: Spirit Sungai Tinalah
Keberlanjutan dengan "Guyup Rukun, Sambung Rasa"
Baca Juga: Desa Wisata Tinalah Raih Penghargaan Silver Award dalam Responsible Tourism Awards Southeast Asia 2024
Menuju Masa Depan yang Lebih Lebih Baik
Akses Kelas Desa Wisata: Strategi Pengembangan Desa Wisata Tinalah Wujudkan Pemberdayaan & Keberlanjutan Ekonomi
Desa Wisata Tinalah Raih Penghargaan Silver Award dalam Responsible Tourism Awards Southeast Asia 2024
Desa Wisata Tinalah kembali menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih Silver Award dalam ajang bergengsi Responsible Tourism Awards Southeast Asia (RTA-SEA) 2024. Penghargaan ini diumumkan dalam acara International Conference on Responsible Tourism and Hospitality (ICRTH) yang digelar di Kuching, Sarawak, Malaysia pada 9 Agustus 2024. Pencapaian ini semakin mengukuhkan posisi Desa Wisata Tinalah sebagai salah satu destinasi wisata yang mengedepankan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
Kategori yang diraih oleh Desa Wisata Tinalah adalah Employing and Upskilling Local Communities, yang menekankan pentingnya menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal sekaligus meningkatkan keterampilan mereka. Melalui pendekatan ini, Desa Wisata Tinalah telah berhasil memastikan bahwa manfaat dari industri pariwisata dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar.
Manfaat Penghargaan untuk Desa Wisata Tinalah
Penghargaan ini membawa sejumlah manfaat strategis bagi Desa Wisata Tinalah. Pertama, pengakuan ini meningkatkan reputasi Desa Wisata Tinalah sebagai destinasi wisata yang berkomitmen terhadap pemberdayaan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Hal ini akan menarik lebih banyak wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri, yang tertarik untuk mengunjungi destinasi yang mendukung pariwisata berkelanjutan.
Baca juga: Dewi Tinalah Raih Dua Penghargaan Bergengsi Tingkat Nasional Dari Mark Plus Tourism 2023
Kedua, penghargaan ini menjadi motivasi bagi desa untuk terus mengembangkan program-program pemberdayaan masyarakat. Desa Wisata Tinalah selama ini telah melaksanakan berbagai pelatihan bagi masyarakat setempat, seperti pelatihan kerajinan tangan, kuliner lokal, dan manajemen homestay. Dengan penghargaan ini, Desa Wisata Tinalah berkomitmen untuk memperluas cakupan dan kualitas program-program tersebut.
Ketiga, keberhasilan ini membuka peluang kolaborasi yang lebih luas dengan berbagai pihak, baik dari sektor pemerintahan, swasta, maupun lembaga internasional. Kolaborasi ini akan sangat penting untuk memperkuat infrastruktur desa, memperluas jaringan pemasaran, serta meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi tantangan global di sektor pariwisata.
Komitmen untuk Masa Depan
Ke depan, Desa Wisata Tinalah tidak hanya berpuas diri dengan pencapaian ini. Penghargaan ini justru menjadi dorongan bagi seluruh elemen masyarakat desa untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan pariwisata. Salah satu fokus utama adalah pada pengembangan potensi lokal berbasis pemberdayaan masyarakat yang mampu memberikan dampak positif secara berkelanjutan.
Galuh sebagai pengelola Desa Wisata Tinalah menegaskan komitmen untuk terus memperkuat basis ekonomi lokal melalui pariwisata yang bertanggung jawab. “Penghargaan ini adalah bukti bahwa pariwisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan dapat membawa manfaat besar bagi masyarakat lokal. Kami akan terus berupaya untuk memperkaya pengalaman wisatawan sekaligus menjaga kelestarian alam dan budaya desa kami,” ungkapnya.
Dengan semangat gotong royong, Desa Wisata Tinalah siap melangkah ke depan sebagai pengelola pariwisata berkelanjutan di Indonesia. Prestasi ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa wisata lain di Indonesia untuk mengembangkan potensi mereka dengan tetap menjaga keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat lokal.
Ingin belajar pengembangan desa wisata, dapatkan sumber belajar desa wisata dari praktik Desa Wisata Tinalah yang telah eksis dari 2012 dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat. Akses kelas secara online, akses sekarang kelas desa wisata.
Percepatan Pengembangan Desa Wisata dengan Digital Marketing: Kunci Penggerak Ekonomi Kerakyatan
Pentingnya Digital Marketing dalam Pengembangan Desa Wisata
Jangkauan yang Lebih Luas
Biaya yang Efektif
Kemudahan Interaksi dengan Wisatawan
Analisis dan Monitoring
Prasyarat Pengembangan Desa Wisata dengan Digital Marketing
1. Kelembagaan
2. Sumber Daya Manusia (SDM)
3. Produk Wisata
Percepatan Pengembangan Desa Wisata dengan Digital Marketing
Bagi Anda yang ingin belajar mengenai desa wisata dan ingin mengembangkan desa wisata dengan strategi digital marketing dapat belajar dari Desa Wisata Tinalah. Narahubung Desa Wisata Tinalah WA 085729546678. Mari tumbuhkan desa wisata di era digital dengan penuh daya manfaat.
Topik Populer Menjelajahi Keindahan dan Keunikan Desa Wisata Tinalah
Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah) terletak di Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta, menawarkan pengalaman wisata yang memadukan keindahan alam dan kekayaan budaya lokal. Banyak wisatawan yang datang ke Dewi Tinalah terpesona oleh berbagai aspek menarik yang ada. Berikut ini adalah beberapa topik yang sering dibicarakan orang tentang Desa Wisata Tinalah berdasarkan ragam kegiatan dan ulasan dari Google Review dan menjadi Topik Populer Menjelajahi Keindahan dan Keunikan Desa Wisata Tinalah.
Camping dan Outbound - Petualangan di Alam Terbuka
Salah satu daya tarik utama Dewi Tinalah adalah fasilitas camping dan outbound yang tersedia. Dengan lokasi yang strategis di kaki perbukitan Menoreh, tempat ini menawarkan suasana yang sejuk dan alami, cocok untuk kegiatan berkemah. Wisatawan dapat mendirikan tenda di area camping yang sudah disediakan dan menikmati malam di bawah bintang-bintang sambil mendengarkan suara alam.
Selain itu, Dewi Tinalah juga menyediakan berbagai layanan outbound yang menarik, seperti tema buliding, fun game, trekking, dan permainan tim. Kegiatan outbound ini sangat populer di kalangan komunitas dan kelompok sekolah yang ingin mengadakan kegiatan team building sambil menikmati keindahan alam.
Sungai Tinalah - Keindahan Alam yang Menyegarkan
Sungai Tinalah adalah salah satu spot favorit di Dewi Tinalah. Aliran sungai yang jernih dan segar menjadi tempat yang sempurna untuk bermain air atau sekadar menikmati pemandangan. Wisatawan sering menghabiskan waktu di tepi sungai untuk berfoto, bersantai, atau bahkan berendam di air yang menyegarkan.
Sungai ini juga menjadi titik awal untuk beberapa rute trekking yang menantang, di mana pengunjung dapat menjelajahi alam dan perbukitan di sekitar desa. Pemandangan yang ditawarkan sepanjang rute trekking sungguh memukau, dengan panorama sawah dan pepohonan yang hijau.
Atraksi Budaya dan Keramahan Masyarakat
Dewi Tinalah tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga kekayaan budaya yang masih lestari. Wisatawan dapat menyaksikan berbagai atraksi budaya, seperti pertunjukan tari tradisional, wayang wong, dan gamelan. Masyarakat setempat sangat ramah dan selalu siap menyambut wisatawan dengan hangat, memberikan pengalaman yang autentik dan berkesan.
Pengunjung juga memiliki kesempatan untuk belajar dan ikut serta dalam berbagai kegiatan budaya, seperti membatik, membuat anyaman, dan memasak makanan tradisional. Ini adalah kesempatan yang luar biasa untuk merasakan kehidupan sehari-hari masyarakat desa dan memahami budaya lokal lebih dalam.
Panorama Sawah dan Bangunan Pendopo
Desa Wisata Tinalah terkenal dengan pemandangan sawahnya yang indah. Sawah yang terhampar luas dengan latar belakang perbukitan Menoreh menciptakan pemandangan yang sangat menenangkan. Wisatawan sering kali berjalan-jalan di sekitar sawah untuk menikmati udara segar dan keindahan alam.
Selain itu, Dewi Tinalah juga memiliki bangunan pendopo yang khas dan menjadi pusat berbagai kegiatan. Pendopo ini sering digunakan untuk acara-acara budaya, workshop, dan pertemuan komunitas. Desainnya yang tradisional dengan sentuhan arsitektur Jawa menambah daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin merasakan suasana desa yang otentik.
Mari Ke Dewi Tinalah
Desa Wisata Tinalah menawarkan berbagai pengalaman wisata yang kaya dan beragam. Mulai dari kegiatan camping dan outbound yang penuh petualangan, keindahan alam Sungai Tinalah, atraksi budaya yang memikat, keramahan masyarakat, hingga panorama sawah yang menenangkan.
Semua ini menjadikan Dewi Tinalah sebagai destinasi wisata yang lengkap dan menarik untuk dikunjungi. Wisatawan dapat melihat, melakukan, membeli, dan merasakan keunikan desa ini, menciptakan kenangan yang tak terlupakan. Jadi, jika Anda mencari destinasi wisata yang menawarkan segalanya, Dewi Tinalah adalah pilihan yang tepat, mari Menjelajahi Keindahan dan Keunikan Desa Wisata Tinalah.
Definisi dan Konsep Potensi Wisata Serta Contoh Jenisnya
Potensi Alam di Desa Wisata Tinalah untuk kegiatan Hiking |
Membicarakan pariwisata, erat sekali dengan penyebutan potensi wisata. Hal ini tentu menjadi pertanyaan mendasar, apa definisi dan konsep potensi wisata serta contoh jenisnya? Di artikel ini akan dibahas mengenai pemahaman tentang definis dan konsep dari potensi wisata tersebut dan juga apa saja jenis-jenis potensi wisata.
Pengertian atau Definisi dan Konsep Potensi Wisata
Potensi wisata merujuk pada semua aspek dan elemen yang dapat menarik wisatawan untuk mengunjungi suatu destinasi. Potensi ini mencakup keunikan, keindahan, dan nilai yang dimiliki oleh sebuah lokasi yang dapat memberikan pengalaman berharga dan berbeda bagi pengunjung.
Baca Juga: Pariwisata adalah: Pengertian, Karakteristik, Manfaat, dan Promosi
Potensi wisata bisa berasal dari berbagai faktor seperti alam, budaya, sejarah, hingga fasilitas buatan yang sengaja dibuat untuk menarik wisatawan.
Jenis Potensi Wisata
Dalam mengidentifikasi potensi wisata, kita dapat mengelompokkannya ke dalam beberapa kategori utama berdasarkan karakteristiknya sebagai berikut:
Potensi Alam (Natural Attractions)
Pegunungan: Contoh dari potensi wisata alam ini adalah pemandangan gunung yang indah, jalur pendakian, dan aktivitas outdoor seperti hiking dan camping. Pegunungan menawarkan suasana sejuk dan panorama yang memikat, yang bisa menjadi daya tarik besar bagi wisatawan yang mencari pengalaman alam.
Pantai: Pantai menawarkan berbagai aktivitas seperti berenang, snorkeling, diving, dan berjemur. Keindahan alam bawah laut dan keunikan pasir serta ombaknya menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan.
Hutan: Hutan tropis, hutan lindung, dan taman nasional merupakan potensi wisata yang menawarkan keindahan alam, keanekaragaman hayati, dan aktivitas seperti trekking, bird watching, dan edukasi lingkungan.
Potensi Budaya (Cultural Attractions)
Tari Tradisional: Tari tradisional merupakan salah satu bentuk ekspresi budaya yang unik dan menarik. Wisatawan bisa menyaksikan pertunjukan tari dan bahkan belajar tarian tersebut.
Festival: Festival budaya lokal, seperti festival musik, festival makanan, dan perayaan tradisional, menarik wisatawan dengan keunikan dan kekayaan tradisi lokal.
Kesenian dan Kerajinan: Pembuatan kerajinan tangan, batik, anyaman, dan seni rupa lokal yang bisa dipelajari dan dibeli oleh wisatawan sebagai oleh-oleh khas.
Potensi Sejarah (Historical Attractions)
Situs Bersejarah: Situs bersejarah seperti candi, kastil, benteng, dan monumen memberikan wawasan tentang masa lalu suatu daerah. Wisatawan yang tertarik dengan sejarah akan menemukan tempat-tempat ini menarik untuk dijelajahi.
Museum: Museum menyimpan berbagai koleksi artefak, seni, dan informasi tentang sejarah dan budaya suatu daerah. Ini merupakan tempat edukatif yang sangat menarik bagi wisatawan.
Potensi Buatan (Man-Made Attractions)
Taman Hiburan: Taman hiburan dengan berbagai wahana dan atraksi menawarkan hiburan bagi keluarga dan wisatawan dari segala usia.
Fasilitas Olahraga: Arena olahraga, lapangan golf, pusat kebugaran, dan tempat-tempat untuk olahraga air menawarkan aktivitas rekreasi yang dapat menarik wisatawan yang gemar berolahraga.
Dengan memahami dan mengidentifikasi berbagai potensi wisata ini, kita dapat merencanakan dan mengembangkan strategi untuk mengoptimalkan daya tarik setiap kategori, serta mengintegrasikan berbagai elemen tersebut untuk menciptakan pengalaman wisata yang holistik dan memikat bagi para pengunjung.
Identifikasi potensi wisata ini juga membantu dalam menyusun paket wisata yang beragam dan menarik, serta mengelola sumber daya wisata secara berkelanjutan. Ingin belajar pengembangan pariwisata berbasis alam dan masyarakat? Anda dapat berkunjung ke Desa Wisata Tinalah secara langsung atau dapat mengikuti kelas online pariwisata desa wisata.
Galuh Alif Fahmi Rizki: Dosen Praktisi yang Menginspirasi dalam Program Praktisi Mengajar Kampus Merdeka
Galuh Alif Fahmi Rizki berkesempatan menjadi Dosen Praktisi di program Praktisi Mengajar Kampus Merdeka. Program ini diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia agar lulusan perguruan tinggi lebih siap untuk masuk ke dunia kerja. Sebagai upaya untuk membangun bangsa dan mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kampus dengan kontribusi langsung dari praktisi yang berpengalaman.
Latar Belakang Program Praktisi Mengajar
Program Praktisi Mengajar dilatarbelakangi oleh adanya kesenjangan antara keahlian lulusan perguruan tinggi dan kebutuhan dunia kerja. Seringkali, dunia kerja mengeluhkan kualitas lulusan yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Menindaklanjuti tantangan tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menginisiasi program ini untuk mendorong kolaborasi aktif antara perguruan tinggi dan dunia kerja. Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan relevansi mata kuliah yang diajarkan di perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia kerja, sehingga lulusan lebih siap berkarya di dunia nyata.
Ikuti Sekarang: Kelas Online Strategi Pengembangan Desa Wisata di Dewi Tinalah
Melalui program ini, proses alih pengetahuan dan keahlian dari dunia kerja ke sivitas akademika dapat terus berkesinambungan. Perguruan tinggi akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan kurikulum yang lebih sesuai dengan kebutuhan industri, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang lebih kompeten dan siap bersaing di dunia kerja.
Galuh Alif Fahmi Rizki: Praktisi Berpengalaman dari Desa Wisata Tinalah
Galuh Alif Fahmi Rizki adalah seorang praktisi yang berpengalaman dalam mengelola Desa Wisata Tinalah sejak tahun 2013. Pengalaman ini menjadi sumber belajar yang berharga bagi mahasiswa, sekaligus membuka peluang kolaborasi baru antara perguruan tinggi dan industri pariwisata. Desa Wisata Tinalah, di bawah pengelolaan Galuh, telah berkembang pesat menjadi destinasi wisata yang dikenal luas. Pengalaman ini memberikan Galuh wawasan yang mendalam tentang pengelolaan destinasi wisata, strategi pemasaran, pengembangan produk wisata, serta adopsi teknologi digital dalam pengelolaan pariwisata.
Selain mengelola Desa Wisata Tinalah, Galuh juga berpengalaman dalam penerapan teknologi pembelajaran. Beliau telah mengembangkan berbagai sumber belajar digital yang diterapkan di Desa Wisata Tinalah. Pengalaman ini menjadikan Galuh sebagai narasumber yang sangat relevan dalam program Praktisi Mengajar, karena mampu memberikan wawasan praktis dan contoh nyata penerapan teknologi dalam pengelolaan pariwisata.
Penguatan dan Manfaat dalam Pengembangan Pariwisata
Dengan bergabungnya Galuh Alif Fahmi Rizki dalam program Praktisi Mengajar, mahasiswa akan mendapatkan banyak manfaat. Pertama, mahasiswa akan memperoleh wawasan langsung dari praktisi yang berpengalaman dalam mengelola destinasi wisata. Hal ini sangat penting untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang industri pariwisata, yang seringkali tidak dapat diperoleh hanya dari teori di kelas.
Akses sekarang: Jelajah Desa Wisata Tinalah Virtual
Kedua, pengalaman Galuh dalam adopsi teknologi digital dapat memberikan inspirasi dan pengetahuan praktis kepada mahasiswa tentang bagaimana teknologi dapat digunakan untuk mengelola dan mempromosikan destinasi wisata. Dengan demikian, mahasiswa akan lebih siap untuk menghadapi tantangan industri pariwisata yang semakin digital dan dinamis.
Ketiga, melalui kolaborasi ini, perguruan tinggi dapat mengembangkan kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan industri pariwisata. Mata kuliah yang diajarkan akan lebih sesuai dengan perkembangan terkini di industri, sehingga lulusan lebih siap untuk bekerja dan berkontribusi secara efektif di sektor pariwisata.
Dampak Positif bagi Desa Wisata Tinalah
Partisipasi Galuh dalam program ini juga memberikan dampak positif bagi Desa Wisata Tinalah. Melalui kolaborasi dengan perguruan tinggi, Desa Wisata Tinalah dapat memperoleh akses ke penelitian dan inovasi terbaru yang dapat diterapkan untuk mengembangkan destinasi wisata. Selain itu, mahasiswa yang terlibat dalam program ini dapat memberikan ide-ide segar dan inovatif yang dapat meningkatkan daya tarik dan kualitas layanan di Desa Wisata Tinalah.
Baca Juga: Pengembangan Desa Wisata di Era Digital Bersama Galuh Alif Fahmi Rizki
Kesimpulannya, partisipasi Galuh Alif Fahmi Rizki dalam program Praktisi Mengajar Kampus Merdeka merupakan langkah yang sangat positif untuk mengatasi kesenjangan antara pendidikan dan dunia kerja. Dengan menggabungkan pengalaman praktisi dan teori akademis, program ini diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang lebih kompeten, siap kerja, dan mampu berkontribusi dalam pengembangan pariwisata di Indonesia.
Ingin berkolaborasi dengan Praktisi Galuh Alif Fahm Rizki? Anda dapat terhubung dengan kotak WA beliau melalui WhatsApp 085729546678. Mari berkolaborasi untuk pengembangan pariwisata yang berkelajutan dan berketahanan.
Pengertian FGD (Focus Group Discussion) beserta Contoh dan Manfaatnya untuk Desa Wisata
Di sektor pariwisata terlebih di desa wisata tidak terlepas dari adanya Focus Group Discussion. Lalu apa itu Focus Group Discussion serta contoh dan manfaatnya di desa wisata? Pengertian Focus Group Discussion (FGD) adalah metode pengumpulan data kualitatif yang melibatkan diskusi kelompok kecil peserta yang dipandu oleh moderator.
Diskusi ini difokuskan pada topik atau isu tertentu yang ingin diteliti atau dievaluasi. Peserta FGD dipilih secara representatif dari kelompok sasaran yang relevan, dan tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan wawasan mendalam tentang persepsi, pandangan, dan pengalaman peserta terkait dengan topik yang dibahas.
Tujuan diadakannya Focus Group Discussion
Di desa wisata, FGD memiliki banyak tujuan, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
Mendapatkan Wawasan Mendalam
FGD bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang pandangan, sikap, dan pengalaman peserta terkait dengan topik tertentu. Dalam konteks desa wisata, FGD dapat membantu pengelola untuk memahami preferensi dan harapan wisatawan serta masukan dari masyarakat lokal terkait pengembangan dan pengelolaan desa wisata.
Mengidentifikasi Masalah dan Solusi
FGD dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah atau tantangan yang dihadapi oleh desa wisata dan mencari solusi bersama dengan partisipasi aktif peserta. Diskusi ini memungkinkan pemangku kepentingan untuk berbagi pandangan mereka dan merumuskan strategi yang lebih efektif.
Mendukung Pengambilan Keputusan
Hasil dari FGD dapat menjadi dasar bagi pengambil keputusan dalam merencanakan dan mengambil langkah-langkah yang tepat dalam pengembangan desa wisata. Diskusi yang terarah dan mendalam memungkinkan para pengelola desa wisata untuk membuat keputusan yang lebih informasional dan berbasis bukti.
Mendorong Partisipasi dan Keterlibatan
FGD juga dapat menjadi sarana untuk mendorong partisipasi dan keterlibatan aktif masyarakat lokal dalam proses pengembangan desa wisata. Dengan melibatkan mereka dalam diskusi dan pengambilan keputusan, akan tercipta rasa memiliki dan tanggung jawab bersama terhadap kesuksesan desa wisata.
Proses Pelaksanaan FGD
Terdapat proses pelaksanaan FGD yang dilakukan di desa wisata, proses tersebut meliputi:
- Perencanaan, yaitu tahap awal dalam pelaksanaan FGD adalah perencanaan. Ini melibatkan penentuan tujuan, pemilihan peserta yang representatif, penyusunan panduan diskusi, dan penjadwalan waktu dan tempat yang sesuai.
- Pelaksanaan pada saat pelaksanaan FGD, moderator memandu diskusi sesuai dengan panduan yang telah disiapkan. Peserta diajak untuk berbagi pandangan, pengalaman, dan pendapat mereka terkait dengan topik yang dibahas. Diskusi berlangsung secara terstruktur dan terarah, dengan moderator memastikan bahwa semua aspek yang relevan dibahas.
- Analisis Data, yaitu setelah FGD selesai, data yang diperoleh dari diskusi direkam dan dianalisis. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi pola, tema, atau temuan yang muncul dari diskusi. Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk membuat kesimpulan dan rekomendasi yang dapat digunakan dalam pengembangan desa wisata.
- Pelaporan dan Implementasi, berdasarkan hasil dari FGD kemudian disusun dalam bentuk laporan atau ringkasan yang dapat digunakan oleh pengelola desa wisata. Rekomendasi yang dihasilkan dapat diimplementasikan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan selanjutnya terkait dengan pengembangan desa wisata.
Dengan melaksanakan FGD secara tepat, pengelola desa wisata dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan, preferensi, dan harapan dari masyarakat lokal dan wisatawan, serta mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat meningkatkan pengalaman wisata dan keberlanjutan desa wisata.
Contoh-contoh FGD di Desa Wisata
Banyak sekali contoh-contoh Focus Group Discussion yang dilakukan di Desa Wisata Tinalah, terdapat beberapa contoh sebagai berikut:
1. FGD untuk Mengevaluasi Pengalaman Wisatawan
Dalam FGD ini, peserta yang terdiri dari wisatawan yang telah mengunjungi desa wisata akan diminta untuk berbagi pengalaman mereka selama berkunjung. Moderator akan mengajukan pertanyaan terkait kesan, kepuasan, dan harapan mereka terhadap pengalaman wisata di desa tersebut. Contoh pertanyaan yang mungkin diajukan adalah tentang atraksi yang paling disukai, kualitas layanan, infrastruktur yang tersedia, dan saran untuk perbaikan. Hasil dari FGD ini akan memberikan wawasan berharga tentang apa yang perlu ditingkatkan atau disempurnakan dalam pengelolaan dan pengembangan desa wisata.
2. FGD untuk Merumuskan Pengembangan Produk Wisata
Dalam FGD ini, peserta yang terdiri dari masyarakat lokal, pemangku kepentingan terkait, dan pakar pariwisata akan berkumpul untuk mendiskusikan ide dan gagasan baru terkait pengembangan produk wisata di desa. Diskusi akan berfokus pada identifikasi potensi dan keunikan desa, serta pengembangan produk wisata yang dapat menarik wisatawan. Contoh pertanyaan yang diajukan mungkin termasuk tentang potensi budaya, alam, dan sejarah desa, serta jenis aktivitas atau pengalaman wisata yang dapat ditawarkan kepada pengunjung.
3. FGD untuk Merencanakan Strategi Pemasaran
Dalam FGD ini, peserta yang terdiri dari tim pemasaran desa wisata, ahli pemasaran, dan perwakilan dari industri pariwisata akan berkumpul untuk merumuskan strategi pemasaran yang efektif. Diskusi akan mencakup identifikasi target pasar, saluran distribusi, pesan pemasaran, dan kegiatan promosi yang dapat dilakukan. Contoh pertanyaan yang diajukan mungkin termasuk tentang preferensi dan perilaku konsumen, trend pemasaran terkini, dan strategi komunikasi yang efektif.
4. FGD untuk Mengidentifikasi Masalah dan Solusi dalam Pengelolaan Desa Wisata
Dalam FGD ini, peserta yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan seperti masyarakat lokal, pengelola desa wisata, dan perwakilan pemerintah akan berkumpul untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam pengelolaan desa wisata dan merumuskan solusi yang tepat. Diskusi akan mencakup berbagai aspek seperti infrastruktur, pengelolaan lingkungan, kualitas layanan, dan partisipasi masyarakat. Contoh pertanyaan yang diajukan mungkin termasuk tentang hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pengembangan desa wisata, peluang untuk peningkatan, dan langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk memperbaiki situasi.
Dengan melaksanakan FGD untuk berbagai tujuan seperti evaluasi pengalaman wisatawan, pengembangan produk wisata, strategi pemasaran, dan identifikasi masalah serta solusi, desa wisata dapat memperoleh masukan yang berharga untuk meningkatkan pengalaman wisata, mengembangkan produk yang menarik, dan meningkatkan keberlanjutan pengelolaan desa wisata secara keseluruhan.
Manfaat FGD bagi Pengembangan Desa Wisata
1. Memperoleh Wawasan dan Perspektif yang Lebih Luas
FGD memberikan kesempatan bagi berbagai pihak terkait, termasuk masyarakat lokal, pengelola desa wisata, dan pakar pariwisata, untuk berbagi pandangan, pengalaman, dan ide-ide mereka. Hal ini memungkinkan pengembang desa wisata memperoleh wawasan yang lebih luas tentang potensi, tantangan, dan peluang yang ada.
2. Mendorong Partisipasi Aktif Masyarakat Lokal
Dengan melibatkan masyarakat lokal dalam FGD, mereka merasa lebih terlibat dan memiliki peran dalam pengembangan desa wisata. Hal ini dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap keberhasilan proyek, serta memperkuat dukungan mereka terhadap inisiatif pengembangan desa wisata.
3. Mengidentifikasi Kebutuhan dan Preferensi Wisatawan
FGD membantu dalam mengumpulkan informasi tentang kebutuhan, keinginan, dan preferensi wisatawan. Dengan demikian, pengelola desa wisata dapat merumuskan produk dan layanan yang lebih sesuai dengan ekspektasi target pasar, meningkatkan daya tarik destinasi wisata, dan memenuhi harapan pengunjung.
4. Mendukung Pengambilan Keputusan yang Lebih Tepat dan Akurat
Hasil dari FGD memberikan pemahaman yang lebih baik tentang berbagai isu terkait pengembangan desa wisata, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih tepat dan akurat. Ini membantu dalam perencanaan strategis, alokasi sumber daya, dan implementasi program yang efektif.
5. Meningkatkan Kualitas Produk dan Layanan Wisata
Dengan memahami kebutuhan dan harapan wisatawan melalui FGD, pengelola desa wisata dapat meningkatkan kualitas produk dan layanan yang mereka tawarkan. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan pengunjung, memperkuat citra destinasi, dan meningkatkan daya saing desa wisata di pasar pariwisata.
6. Memperkuat Keterlibatan Stakeholder dalam Pengelolaan Desa Wisata
FGD membuka ruang untuk berbagai pihak terlibat dalam diskusi terbuka dan kolaboratif tentang pengembangan desa wisata. Ini membantu membangun hubungan yang kuat antara berbagai stakeholder, termasuk masyarakat lokal, pemerintah daerah, dan sektor pariwisata, serta memperkuat keterlibatan mereka dalam pengelolaan desa wisata secara keseluruhan.
Melalui FGD, pengembangan desa wisata dapat didukung dengan informasi yang lebih lengkap, partisipasi yang lebih luas, dan pengambilan keputusan yang lebih tepat, sehingga mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan desa wisata secara keseluruhan.
Langkah-langkah untuk Mengadakan FGD Digital Marketing di Desa Wisata
Dengan pengembangan digital marketing di Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah) tentu telah menjadi hal yang penting, kemajuan digital marketing di Dewi Tinalah tidak terlepas dari kegiatan FGD, hal-halyang dilakukan dikegiatan FGD digital marketing Dewi Tinalah seperti berikut:
Menentukan Tujuan dan Cakupan Diskusi
Pertama-tama, tentukan dengan jelas tujuan dari FGD Digital Marketing yang akan diadakan di desa wisata. Apakah tujuannya untuk mengevaluasi strategi pemasaran digital yang sudah ada, mengidentifikasi peluang baru, atau merumuskan rencana digital marketing yang lebih efektif? Pastikan juga untuk menetapkan cakupan topik diskusi yang akan dibahas.
Memilih Partisipan yang Representatif
Pilihlah partisipan yang representatif dari berbagai kelompok terkait, seperti pengelola desa wisata, pelaku usaha lokal, perwakilan komunitas, pakar digital marketing, dan masyarakat umum. Partisipan yang beragam akan membantu memperoleh sudut pandang yang komprehensif dan mendalam.
Menyusun Panduan atau Daftar Pertanyaan
Persiapkan panduan diskusi atau daftar pertanyaan yang terstruktur dan sesuai dengan tujuan FGD. Pertanyaan dapat mencakup evaluasi terhadap strategi pemasaran digital yang sudah ada, analisis tren pasar, identifikasi kebutuhan dan keinginan target pasar, serta ide-ide untuk meningkatkan kehadiran digital desa wisata.
Menyusun Agenda dan Jadwal FGD
Buatlah agenda yang terinci dan jadwal yang jelas untuk FGD Digital Marketing. Tentukan durasi masing-masing sesi diskusi, termasuk waktu untuk presentasi, tanya jawab, dan diskusi kelompok. Pastikan untuk mengatur waktu yang cukup untuk setiap topik yang akan dibahas.
Mengadakan Sesi Diskusi dan Dokumentasi Hasil
Selanjutnya, laksanakan sesi diskusi sesuai dengan agenda yang telah disusun. Pastikan untuk memoderasi diskusi dengan baik agar semua partisipan dapat berkontribusi secara aktif. Selain itu, lakukan dokumentasi terhadap hasil diskusi, termasuk catatan, rekaman, atau resume yang dapat digunakan sebagai acuan untuk langkah-langkah selanjutnya.
Langkah-langkah tersebut, membuat FGD Digital Marketing di desa wisata akan dapat dijalankan secara efektif dan memberikan hasil yang berharga dalam mengembangkan strategi pemasaran digital yang lebih baik dan efisien.
Studi Kasus Keberhasilan Implementasi FGD di Desa Wisata Tinalah
Studi Kasus Keberhasilan Implementasi FGD di Desa Wisata Tinalah sebagai berikut:
1. Pendahuluan tentang Desa Wisata
Desa Wisata Tinalah, yang terletak di daerah pedesaan yang indah, memutuskan untuk melaksanakan FGD untuk mengembangkan strategi pemasaran digital dan produk wisata. FGD ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pengelola desa wisata, pelaku usaha lokal, akademisi, dan pakar digital marketing. Tujuan utama dari FGD ini adalah meningkatkan daya saing desa wisata di era digital dan memperkuat partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata.
2. Proses Pelaksanaan FGD dan Hasil yang Diperoleh
Proses pelaksanaan FGD dimulai dengan menentukan tujuan yang jelas, menyusun panduan diskusi, dan memilih partisipan yang representatif. Selama sesi diskusi, berbagai topik dibahas, termasuk evaluasi terhadap strategi pemasaran digital yang sudah ada, identifikasi peluang baru, dan merumuskan rencana tindak lanjut. Hasil yang diperoleh dari FGD mencakup pemahaman mendalam terhadap kebutuhan pasar, ide-ide inovatif untuk pengembangan produk, dan strategi pemasaran digital yang lebih efektif.
3. Dampak Positif yang Dirasakan oleh Desa Wisata Setelah Mengadakan FGD
Setelah mengadakan FGD, Desa Wisata Tinalah mengalami dampak positif yang signifikan. Pengembangan produk wisata yang didasarkan pada hasil FGD mendapatkan respon positif dari wisatawan, yang meningkatkan jumlah kunjungan dan pendapatan desa. Selain itu, adopsi strategi pemasaran digital yang baru juga meningkatkan visibilitas desa wisata di media sosial dan situs web, menarik minat wisatawan baru, dan memperluas jaringan kemitraan.
4. Rekomendasi untuk Desa Wisata Lain yang Ingin Melaksanakan FGD
Berdasarkan pengalaman Desa Wisata Tinalah, beberapa rekomendasi untuk desa wisata lain yang ingin melaksanakan FGD adalah:
- Memastikan keterlibatan semua pemangku kepentingan terkait.
- Menyusun panduan diskusi yang terstruktur dan relevan dengan tujuan yang ingin dicapai.
- Melakukan dokumentasi yang komprehensif terhadap hasil FGD dan menyebarkannya kepada semua pemangku kepentingan.
- Mengadopsi rencana tindak lanjut yang konkret dan memprioritaskan implementasi hasil FGD.
Dengan adanya FGD ini, Desa Wisata Tinalah telah menjadi contoh keberhasilan dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan, berbasis masyarakat, dan berorientasi digital.
Dalam akhir pembahasan ini, FGD (Focus Group Discussion) memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan desa wisata. Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, FGD memungkinkan pengumpulan wawasan yang berharga, perspektif yang lebih luas, dan ide-ide inovatif untuk meningkatkan pengalaman wisatawan, mengembangkan produk wisata, dan merumuskan strategi pemasaran yang lebih efektif.
Selain itu, FGD juga mendorong partisipasi aktif masyarakat lokal, memperkuat keterlibatan stakeholder, dan mendukung pengambilan keputusan yang lebih tepat dan akurat dalam pengelolaan desa wisata. Dengan demikian, bagi para pembaca yang tertarik dalam pengembangan desa wisata mereka sendiri, penting untuk mempertimbangkan pelaksanaan FGD sebagai salah satu langkah kunci dalam merancang strategi dan mengimplementasikan inisiatif pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan berorientasi masyarakat.
Itu tadi pembahasan lengkap mengenai Pengertian FGD (Focus Group Discussion) beserta Contoh dan Manfaatnya untuk Desa Wisata. Bagi Anda yang ingin belajar pengembangan dan pengelolaan desa wisata dapat berkunjung ke Desa Wisata Tinalah dan memilih paket studi desa wisata. Narahubung 085729546678
Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 Usung Tema Pariwisata Hijau Berkelas Dunia
Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) sudah diselenggarakan 3 tahun berturut-turut dari tahun 2021-2023. Tahun 2024 ini, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kembali menyelenggarakan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 dengan tema Desa Wisata Menuju Pariwisata Hijau Berkelas Dunia.
ADWI sebagai media pembelajaran, memberi motivasi dan inspirasi bagi desa di Indonesia untuk menggali dan mengidentifikasi potensi lokal hingga mendorong kualitas kesejahteraan masyarakat melalui desa wisata salah satu penggerak ekonomi daerah yang berkelanjutan.
Hal ini menjadi komitmen bersama untuk membangun Indonesa kedepand engan tekad yang kuat dan kemampuan tanpa batas. Bekerja lebih keras cerdas tuntas dan dengan hati yang iklas mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif dengan potensi desa wisata yang Keindahan alam bangsa yang masyhur, Adat, Budaya, Kreatifitas Masyarakat Desa dan beragam Karya abadi Warisan Leluhur.
Dengan ADWI ini diharapkan Indonesia sebagai Negara Tujuan Pariwisata Berkelas Dunia, Berdaya Saing, Berkelanjutan, dan Mampu Mendorong Pembangunan Daerah dan Kesejahteraan Rakyat. Menjadikan Indonesia tujuan wisata dunia.
Membangun Indonesia Dari Desa Wisata
Inovasi dan adaptasi masyarakat desa membuka ruang untuk berkarya, menciptakan lapangan kerja serta mempersiapkan desa wisata lebih mendunia melalui pariwisata dan ekonomi kreatif. Menyajikan pilihan bagi wisatawan untuk menikmati alam terbuka, sembari merasakan pengalaman berwisata di tengah kehidupan masyarakat pedesaan.
Ada tiga hal penting nantinya desa wisata mengikuti ADWI 2024, yaitu desa wisata dapat menaikkan kualitas desa wisata ke tingkat nasional dan dunia, mempromosikan desa wisata ke segala penjuru dunia, serta memotivasi desa wisata lainnya untuk berkembang.
Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) memberikan wadah bagi para pengelolah desa untuk dapat meningkatkan kualitas desa utamanya dalam hal promosi pariwisata sehingga dapat lebih dikenal oleh kalangan luas. Selain itu, pengelola desa juga akan mendapatkan pendampingan intensif oleh Kemenparekraf dalam upaya memajukan pariwisata di desa wisata.
Klasifikasi Desa Wisata
Dalam penyelenggaran ADWI 2024 ini terdapat klasifikasi desa wisata yang menjadi penilaian dari desa wisata rintisa, berkembang, maju dan mandiri. Seperti apa kriteria klasifikasi tersebut? Berikut penjelasannya
- Desa wisata rintisan: Desa wisata yang baru mulai beroperasi dan masih dalam lingkup yang terbatas.
- Desa wisata berkembang:Menunjukkan desa wisata yang telah stabil dan memiliki kepengurusan yang jelas.
- Desa wisata maju: Memiliki peran aktif terhadap perkembangan ekonomi warga desa dan sekitarnya.
- Desa wisata mandiri: Klasifikasi ketika desa wisata sudah memiliki pengunjung dari lingkup yang lebih luas.
Kategori Penilaian ADWI 2024
Seperti tahun-tahin sebelumnya, ADWI 2024 ini terdapa beberapa klasifikasi penilaian, yaitu daya tarik wisata, amenitas, digital, kelembangaan dan SDM, serta resiliensi. Daya tarik alam merupakan potensi utama desa wisata yang memiliki keunikan, keautentikan, dan kreativitas yang menjadi Daya Tarik Wisata berupa produk wisata (wisata alam, buatan, budaya) & produk ekonomi kreatif (kriya, kuliner, fesyen).
Pada ADWI 2024 terdapat penggabungan kategori dari aspek penilaian yang saling berkaitan, yang semula 7 kategori, diringkas menjadi 5 kategori dengan kesesuaian indikator-indikator penilaian.
Penilaian amenitas meliputi peningkatan standar kualitas amenitas pariwisata dengan standar CHSE melalui fasilitas homestay, toilet, serta fasilitas penungjang pariwisata lainnya (restoran, tempat ibadah, dan parkir) untuk pemenuhan sarana dan prasarana kenyamanan Wisatawan.
Kategori penlilaian digital, yaitu desa wisata dapat melakukan akselerasi transformasi digital melalui pelayanan infrastruktur dan menciptakan konten kreatif sebagai sarana promosi desa wisata melalui media digital.
Klasifikasi penilaian Kelembagaan & SDM terkait pemberdayaan SDM di Desa Wisata untuk meningkatkan lapangan kerja, dampak ekonomi, serta mendukung kesetaraan gender dalam pelibatan SDM di Desa Wisata.
Sedangkan penilaian resiliensi berkaitan dengan pengelolaan desa wisata yang berkelanjutan dengan memperhatikan isu lingkungan serta memiliki manajemen risiko.
Semua desa wisata yang terdaftar keanggotaan di JADESTA secara automatis menjadi peserta ADWI 2024. Penilaian menggunakan Treathment yang berbeda antara desa wisata pemenang dan non pemenang yang menjadi kewenangan Kemenparekraf, semua Desa Wisata memiliki peluang dan kesempatan yang sama menjadi yang terbaik di ADWI 2024.
Indikator Penlilaian Kategori Penilaian ADWI 2024
Indikator Daya Tarik Wisata
Produk Wisata
1. Memilki potensi daya tarik wisata (alam/budaya/kreatif) yang unik dan otentik
2. Mampu mengembangkan inovasi dan diversifikasi produk wisata
3. Mendukung konservasi dan nilai kearifan lokal
4. Memiliki paket wisata yang terintegrasi
Produk Ekraf
1. Ketersediaan produk ekonomi kreatif (kriya, kuliner dan fesyen) sebagai suvenir yang menggunakan material lokal dan diproduksi oleh masyarakat setempat
2. Desain produk memiliki ciri khas berbasis pada kearifan lokal setempat
3. Produksi dan pengemasan memenuhi standar kualitas
Kriteria Penilaian Amenitas
Homestay
1. Memiliki bangunan dengan pencahayaan dan sirkulasi yang baik
2. Memiliki kamar tidur dengan kelengkapan yang bersih dan terawat
3. Memiliki kamar mandi dengan perlengkapan mandi, air bersih dan sistem pembuangan
4. Memiliki dapur yang bersih dan terawat dengan peralatan dapur
5. Memiliki pelayanan dengan kearifan lokal
6. Memiliki standar pelayanan minimum: (a) perlengkapan: papan nama, buku tamu, ketersediaan air minum, perlengkapan P3K (b) penyediaan sarapan pagi dan (c) terjadi interaksi antara pengunjung dan pemilik homestay
Toilet
1. Memiliki toilet yang berfungsi, bersih dan terawat, dilengkapi dengan penerangan yang baik dan signage
2. Memiliki kloset duduk/jongkok dan urinoir, dengan ketersediaan air dan perlengkapannya (gayung, bidet, sabun, tisu dan tempat sampah)
3. Memiliki tempat cuci tangan, dengan ketersediaan air dan perlengkapannya (sabun, tisu dan tempat sampah)
Fasilitas Pendukung
1. Memiliki tempat ibadah
2. Memiliki tempat makan (warung/restoran)
3. Memiliki tempat parkir
Kriteria Penilaian Digital
Digital
1. Memiliki jaringan internet yang kuat dan WIFI
2. Memiliki sistem pencatatan secara digital (keuangan, pengunjung)
3. Terintegrasi dengan online travel agent atau e-commerce
Kreatif
1. Memiliki pengelolaan situs dan media sosial
2. Memiliki informasi desa wisata yang akurat dan berkualitas
3. Memiliki nilai konten yang kreatif dan menarik bernilai kearifan lokal
Kriteria Penilaian Kelembagaan dan SDM
Kelembagaan
1. Memiliki struktur organisasi pengelola desa wisata (Pokdarwis, Koperasi atau BUMDes)
2. Memiliki legalitas desa wisata (SK Desa Wisata)
3. Memiliki program kerja atau rencana pengembangan desa wisata
SDM
1. Menciptakan lapangan kerja di sektor pariwisata
2. Memiliki SDM yang memiliki kompetensi dan keterampilan dalam pendukung pengelolaan Desa Wisata
3. Mendukung kesetaraan gender di bidang pariwisata
4. Meningkatkan perekonomian desa
Kriteria Penilaian Resiliensi
Unit Pengelolaan Sampah
1. Memilki tempat sampah terpilah
2. Memiliki Unit Pengelolaan Sampah (UPS) (kelompok pengelola sampah)
3. Memiliki program pengelolaan sampah (berupa sosialisasi/edukasi/pelatihan/signage tentang pengelolaan sampah)
4. Memiliki Bank Sampah
Manajemen Resiko Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan
1. Memiliki jalur dan rambu evakuasi
2. Memiliki sarana prasarana mendukung keselamatan wisatawan (alat komunikasi darurat, APAR, kotak P3K, life jacket, dll)
3. Memiliki profilling resiko dari aktivitas wisata serta rencana antisipasi
4. Memiliki program terkait manajemen resiko keselamatan dan kesehatan yang sudah diinisasi baik oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah , pemerintah desa maupun pihak swasta.
Syarat dan Ketentuan Pelaksanaan ADWI 2024
Beberapa syarat dan ketentuan pelaksanaan ADWI 2024
- Lokasi desa berada di wilayah Republik Indonesia
- Peseta wajib menjadi bagian dari keanggotaan di JADESTA
- Peserta pendaftar diwakili oleh pengelola desa dan didampingi langsung oleh Dinas Pariwisata Daerah (provinsi dan kota/kabupaten). Peserta wajib melampirkan surat keputusan Bupati (SK-Desa Wisata)
- Peserta wajib melengkapi semua informasi potensi, atraksi, paket, fasilitas dan prestasi desa wisata pada konten yang ada di sistem Jadesta dengen mengunggah foto, video dan desciption Desa Wisata
- Jika lolos ketahap selanjutnya peserta wajib melengkapi berupa materi presentasi, foto dan mengunggah video profil sesuai dengan kriteria kontes yang diikuti pada fase bimbingan teknis dan workshop
- Penilaian berdasarkan 5 kategori, meliputi: Daya Tarik Desa Wisata, Amenitas, Digital, Kelembahaan & SDM, Resiliensi
- Pendaftaran peserta dimulai pada tanggal 9 Maret - 31 Maret 2024
- Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat
Anugerah Desa Wisata Indonesia menjadi program berkelanjutan yang diusung oleh Kemenparekraf. Menjadi kan kesempatan desa-desa di Indonesia untuk bertumbuh melalui desa wisata. Daftarkan desa Anda untuk dapat menjadi bagian dari perjalanan desa wisata di Indonesia.