Desa Wisata Tinalah -->
Paket Wisata Jogja Dewi Tinalah

Buku Panduan Kegiatan Wisata Era Normal Baru di Wisata Jogja

Buku Panduan Kegiatan Wisata Era Normal Baru di Wisata Jogja - Pedoman ini merupakan salah satu bentuk respon cepat Dinas Pariwisata DIY mengupayakan agar roda perekonomian di DIY tetap berjalan dengan menerapkan protokol CHS di masa New Normal yang selaras dengan Keputusan Menteri Kesehatan No HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi khususnya untuk desa wisata.

Panduan Baru Wisata Jogja Desa Wisata Tinalah

Buku pedoman ini juga merupakan tindak lanjut Pergub Nomor 48 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Panduan Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Publik dan Perekonomian Masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019.




Adapun buku pedoman ini disusun berdasarkan dari hasil indentifikasi, simulasi di beberapa titik destinasi wisata yang ada di DIY yang kemudian didiskusikan oleh Tim Gugus Covid-19 DIY bekerja sama dengan Dinas Pariwisata DIY dan juga Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY yang mendukung terbitnya buku pedoman ini dan juga kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi atas buku ini. Semoga pedoman ini dapat dimanfaatkan dengan baik serta menjadi acuan dalam semua di masa New Normal.


Dapatken Ebook Panduan Desa Wisata lainnya di koleksi Ebook berikut yang telah disediakan oleh Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah). Cek Ebook Panduan lainnya.

Strategi Pemasaran Efektif untuk Desa Wisata

Strategi Pemasaran Efektif untuk Desa Wisata - Metode Whatsapp Marketing

Setiap usaha tentu perlu strategi pemasaran yang efektif, begitu juga dengan desa wisata, pengelola desa wisata perlu memahami pentingnya strategi pemasaran untuk menarik wisatawan berkunjung di desa wisata. Dengan ini desa wisata mempunyai harapan untuk  tumbuh dan berkembang dalam menjalankan bisnis di sektor pariwisata. Untuk bisa mendatangkan wisatawan ke desa wisata perlu strategi pemasaran yang tepat.

strategi-pemasaran-desa-wisata-whatsapp=marketing
Menjangkau Wisatawan dengan Whastapp Marketing


Pada artikel ini  Dewi Tinalah akan membahas apa itu strategi pemasaran desa wisata, mengapa desa wisata membutuhkannya, dan tentu saja strategi-strategi apa saja yang harus diterapkan di desa wisata.

Apa Itu Strategi Pemasaran Desa Wisata?

Strategi pemasaran desa wisata merupakan perencanaan untuk menjangkau target pasar pariwisata dan mengubah orang-orang menjadi wisatawan yang menikmati paket atraksi yang dihasilkan oleh desa wisata.

Baca Juga: 3 Hal Penting Pengembangan Desa Wisata

Jadi pengelola desa wisata tidak bisa serta merta memasarkan jasa atau produk desa wisata kepada semua orang. Pengelola desa wisata memerlukan strategi pemasaran yang tepat untuk bisa mengubah target pasar wisata menjadi wisatawan yang berkunjung di desa wisata.

Selain berfungi untuk mengantarkan desa wisata kepada calon wisatawan yang tepat, strategi pemasaran juga bermanfaat untuk membangun jaringan komunikasi dan branding desa wisata.

Banyak yang strategi pemasaran yang dapat diterpakan oleh desa wisata, salah satunya dengan pemasaran online. Pada artikel ini Dewi Tinalah akan membahas tentang strategi pemasaran online desa wisata.

Panduan Lengkap Optimasi WhatsApp Marketing

Pemakaian Whatsapp tidak akan optimal jika tidak digunakan dengan semestinya. Pengelola desa wisata perlu memahami dasar penggunaan WhatsApp Marketing untuk pemasaran desa wisata. Di video ini dibahas secara lengkap langkah demi langkah strategi WhatsApp marketing untuk desa wisata.



Mengapa Desa Wisata Memerlukan Strategi Pemasaran Online

Perkembangan internet dan digital mau tidak mau harus diikuti oleh setiap pelaku usaha tidak terkecuali oleh desa wisata yang bergerak di sektor industri pariwisata berbasis komunitas. Desa wisata saat ini harus melek teknologi untuk bisa memanfaatkan perkembangan TIK melalui pemasaran online menggunakan internet.

Hal yang paling mudah diterapkan oleh desa wisata yaitu menggunakan media online promosi gratis, murah, dan mudah digunakan. Banyak media online yang dapat digunakan semisal facebook, instagram, blog, dan media chat whatsapp.

 

Baca juga: Pengertian Konsep Desa Wisata

Dari beberapa media yang mudah digunakan oleh pengelola desa wisata yaitu media online chat whatsapp. Selain digunakan untuk sehari-hari, whatsapp bisa digunakan untuk media promosi menggunakan fitur story, pesan grub, maupun pesan siaran (Broadcast).

Whasapp Media Promosi Yang Efektif

Penggunaan Whatsapp saat ini telah masiv digunakan, bahkan satu orang bisa menggunakan dua atau tiga nomor whatsapp yang berbeda. Hal ini menjadi salah satu kesempatan untuk memasarkan produk desa wisata.
Hal yang paling mendasar untuk mempromosikan produk desa wisata dengan memposting konten promosi ke fitur story atau chat dengan pengguna whatsapp lainnya. Selain itu bisa menerapkan promosi di grup yang diikuti. Atau jika ingin lebih personal bisa menggunakan fitur pesan siaran (Broadcast).

Menjangkau Ribuan Calon Wisatawan dengan Fitur Broadcast

Adanya fitur pesan siaran (broadcast), pengelola dapat membuat grup siaran dengan jumlah 256 peserta siaran. Artinya jika pengelola desa wisata mempunyai 1000 pelanggan atau lebih dapat menggunakan empat grup siaran ini untuk menyampaikan informasi atau promosi tentang desa wisata.

Jika pesan yang disampaikan ke 1000 orang pelangan dengan suka rela dishare ke grup masing masing peserta siaran artinya pesan yang dibuat oleh pengelala desa wisata dapat menjangkau 1000 peserta x 256 peserta grup, yaitu 256.000 orang yang dijangkau dengan sekali melakukan pesan siaran.
Belum lagi jika penerima pesan dari grup tersebut juga suka rela melakukan share konten ke setiap grubnya, berarti pesan tersebut akan didistribusikan sebanyak 256.000 x 256, yaitu 65.536.000 pesan tersampaikan. Apalagi jika mempunyai kontak database pelanggan lebih dari seribu, misal 5000 atau 10.000 kontak.

Desa Wisata Wajib Memanfaatkan Fitur Whatsapp Bisnis

Aplikasi Whatsapp terdapat tiga jenis, yaitu whatsapp personal, bisnis, dan perusahaan. Whatsapp bisnis merupakan kebanyak whatsapp yang digunakan oleh orang banyak.

Whatsapp bisnis digunakan untuk mengakomodasi penggunanya yang mempunyai usaha, dan whatsapp perusahaan untuk sektor perusahaan besar dengan tanda verifikasi hijau.

Whatsapp bisnis (WAB) merupakan aplikasi ideal saat ini yang dapat digunakan oleh desa wisata dalam membangun profil usahanya.  Di WAB terdapat profil usaha dari jenis usaha, nama usaha, alamat usaha, map usaha, waktu buka, link (email, mediasosial, web), dan katalog produk.
Selain itu terdapat fitur balas cepat untuk chat yang baru pertama kali masuk, balas chat diluar jam kerja, balas cepat menggunak kode template, dan fitur labeling untuk membuat kategorisasi kontak.

Kategorisasi ini dapat untuk memberikan label bagi chat yang telah masuk, bisa label tahap tanya-tanya, memilih paket, tahap uang muka, pelunasan, telah melakukan kegiatan, pelanggan loyal, dan berbagai  label lain.

Dengan label tersebut pengelola desa wisata dapat memberikan pesan berbeda sesuai dengan kategori masing-masing. Pesan untuk semua pelanggan dan label pembayaran bisa dibedakan, sehingga mudah untuk mengelola konten informasi yang akan disampaikan.

https://dewitinalah.wbspro.me/
Dapatkan diskon menggunakan kupon DEWITINALAH


Inilah pentingnya pengelola memahami pentingnya strategi pemasaran khususnya pemasaran online yang saat ini mudah digunakan dan diterapkan. Tanpa biaya iklan, pengelola dapat memanfaatkan fitur Whatsapp secara powerfull dengan membuat profil usaha desa wisata dan dapat menjangkau ribuan calon wisatawan yang akan datang ke desa wisata.

Kondisi Pariwisata di Indonesia

Dewi Tinalah - Industri pariwisata merupakan industri yang dikembangkan dan diandalkan sebagai salah satu sektor pendorong pertumbuhan ekonomi, karena sektor pariwisata berpengaruh signifikan terhadap perekonomian masyarakat.

pariwisata-indonesia-dewi-tinalah
Kearifan lokal pariwisata Indonesia di Desa Wisata Tinalah


Industri Pariwisata merupakan kegiatan yang tidak mengenal batas ruang dan wilayah (borderless).Pengaruh globalisasi akibat perkembangan teknologi informasi yang diikuti dengan kemudahan akses membuat pergerakan manusia menjadi lebih cepat, lebih bervariasi, lebih nyaman, lebih ekonomis, lebih mudah.

Berwisata merupakan salah satu kebutuhan manusia. Rekreasi, relaksasi, mencari pengalaman,kekaguman, nostalgia, keindahan dan beberapa alasan lain,membuat orang untuk melakukan perjalanan ke berbagai destinasi untuk menikmati berbagai produk pariwisata dan fasilitas yang tersedia.


Baca Juga: Panduan Pokdarwis
 

Beberapa negara bahkan mengandalkan industri pariwisata sebagai pandapatan utamanya (sektor yang diandalkan untuk perkembangan ekonomi). Agar mampu bersaing dengan Destinasi lain, mereka mengemas potensi obyek dan tujuan wisatanya secara sistematis,terprogram, terencana, konsisten, integrated dan holistik.

Berbagai kemudahan, fasilitas, pelayanan prima, kemudahan iklim dan regulasi dijadikan sebagai alat promosi. Komitmen yang tinggi dengan perencanaan yang berkelanjutan (sustainable) serta penjagaan (pelestarian) yang benar menjadi ciri beberapa destinasi yang mampu bertahan. Mereka sadar akan konsekuensi yang akan diterimanya, apabila tidak menjaga potensi dan produk wisatanya secara komprehensif.

Industri Pariwisata memiliki konsumen (pasar)yang tak dapat diatur atau dipaksa agar pergi kesuatu destinasi tertentu. Kebebasan wisatawan untuk berkunjung ke destinasi tertentu bersifat absolut.

Suatu Destinasi harus mengubah sikap dari eksklusif kedaerahan(spasial) ke sikap yang saling bekerja sama, menjalin kemitraan dan mengembangkan jejaring (networking) dengan program-program yang integrated dan saling menguntungkan (simbiosis mutualisme).Namun, sesuai hukum pasar, suatu destinasi harus mengerti benar kaidah dan permasalahan pasar. Kepercayaan, adalah kata kuncibila akan bergerak dibidang jasa. 



Baca Juga: Sejarah Rumah Sandi Negara di Desa Wisata Tinalah


Berbagai bidang jasa salingberhubungan erat dalam Industri Pariwisata seperti perbankan,money changer, jasa tranportasi, pertanian dan perkebunan (agrowisata), dan masih banyak lagi. Persaingan, perjanjian,penghindaran klaim, proteksi, inteljen bisnis dilakukan oleh parapelaku dan pengelola pariwisata.

Dia harus mengenal siapakonsumennya, kompetitornya dan potensinya sehingga destinasi tersebut dapat mengerti posisi dan kemampuannya dalam mempengaruhi pasar. Analisa komprehensif terhadap keinginankonsumen diperlukan untuk mengetahui varian dan kualitas produkyang diinginkan atau laku Dijual.

Kualitas dan bauran(keanekaragaman) produk yang dihasilkan, merupakan cermin kemampuan produsen. Kemampuan produsen merupakan output dari proses pembinaan dan pembelajaran. 


Baca Juga: Konsep Desa Wisata


Pemberdayaan masyarakat dengan model atur diri sendiri dibarengi dengan kualitas dan bauran produksi signifikan serta ketergantungan penghidupan pada kelestrian destinasi, merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ekonomi rakyat, utamanya disekitar destinasi.

Kualitas, validitas, ketersediaan dan menejemen data merupakanhal terpenting dalam upaya untuk mengerti terhadap kemampuan diri sendiri dan kemampuan pesaing. Output Perencanaan (solusi)yang tepat hanya akan diperoleh apabila masukan (data) tentang permasalahan dapat diperoleh dengan cepat dan tepat.

Sumber Tulisan: Kajian Pengembangan Desa Wisata

Indonesia Bisa Berdikari dengan Pengembangan Desa Wisata

Desa Wisata mempunyai harapan besar bagi Indonesia untuk masa depan negeri ini. Indonesia merupakan kumpulan desa-desa yang begitu luas. Jika desa-desa ini bisa berdikari (berdiri di atas kaki sendiri) diprediksi Indonesia akan bisa berkembang dan maju.



Harapan bisa terwujud dengan memprioritaskan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan kelengkapan fasilitas di desa. Hal ini nantinya bisa memberikan dampak pada sektor pembangunan produk lokal desa, akses dan konektivitas, tata ruang dengan promosi yang terintegrasi.

Desa memiliki potensi besar dalam industri pariwisata dan ekonomi kreatif dengan pengembangan desa wisata.  Terdapat 13 bidang industri pariwisata dan 16 bidang ekonomi kreatif. Integrasi industri pariwisata dengan daya tariknya dapat bersinergi dengan berbagai bidang ekonomi kreatif seperti seni pertunjukan, kriya, seni rupa, fotografi, fashion, desain produk, dan kuliner.

 

Baca: Strategi Pemasaran Desa Wisata di Era Digital

Tujuan berdikari Indonesia dari desa-desa dengan pengembangan desa wisata tentu harus memperhatikan prinsip penting, yaitu prinsip pengembangan dengan pendekatan berkelanjutan dan berbasis masyarakat. Dengan prinsip pendekatan tersebut nantinya akan terarah dalam pengembangan produk, sumber daya manusia, manajemen, kelembagaan, promosi dan pemasaran serta investasi.

Dengan kondisi seperti ini, jika diterapkan dengan maksimal dari seluruh aspek masyarakat di desa, Inodesia ini akan cepat dan mampu bedikari dari kekuatan desa-desa di Indonesia. Ini harapan bersama melalui pengembangan desa wisata.

Kesiapan Wisata Kulon Progo di Era New Normal dengan Uji Coba Operasional Terbatas

Memasuki awal era new normal tempat wisata baik desa wisata maupun destinasi wisata di Kulon Progo yang akan melakukan operasional wajib melakukan simulasi terlebih dahulu melalui koordinasi dengan dinas pariwisata, dinas kesehatan, dan tim satgas pencegahan dan pengendalian Covid-19.


Masa era new normal bulan Juli 2020 ini tidak merupakan bentuk buka tempat wisata di Kulon Progo tetapi merupakan masa uji coba operasional secara terbatas. Hal ini yang perlu dimengerti oleh masyarakat terkait kondisi new normal di sektor wisata di Kulon Progo. Terkait perpanjangan status tanggap darurat sampai dengan 31 Juli 2020, yang mengamanatkan diberlakukannya uji coba operasionalisasi secara terbatas sektor pariwisata.


Tempat wisata di Kulon Progo yang akan melakukan masa uji coba operasional terbatas ini harus melakukan simulasi terlebih dahulu terkait kesiapan protokol covid-19. Komponen simulasi ini diantaranya adalah sarana prasarana yang harus disiapkan di tempat wisata, seperti tempat cuci tangan, pengaturan jumlah wisatawan dan kesiapan SDM tempat wisata.



Penerapan SOP New Normal dalam masa uji coba terbatas meliputi sarana prasarana, sumber daya manusia, prosedur operasional (tahap persiapan, selama operasional, dan setelah operasional), petugas pendataan yang berlaku di tempat wisata secara umum baik di zona parkir wisata, tempat masuk, tempat tiket retribusi, zona kuliner, tempat ibadah, toilet, spot / wahana wisata, tempat belanja / souvenir, panggung / atraksi, dan jeep wisata.


Dalam masa uji coba operasional terbatas di tempat wisata dalam era normal baru bukan berarti bebas begitu saja. Semua lapisan komponen masyarakat harus selalu mematuhi protokol pencegahan dan pengendalian covid19. Artinya semua harus disiplin dan sadar akan kondisi era normal baru ini.

Kelengkapan tentang protokol covid19 yang harus diterapkan di tempat wisata dapat unduh di SOP berikut ini. Mari kita dukung kondusifitas di Daerah Istimewa Yogyakarta meski saat ini pemda DIY belum mencabut tanggap darurat dan masih berlaku sampai 31 Juli 2020. Mari kita bersama-sama memutus mata rantai covid19 demi kebaikan bersama.

Kelas Digital Marketing Kelas Digital Marketing