Desa Wisata Tinalah -->
Paket Wisata Jogja Dewi Tinalah

Pengelola Dewi Tinalah Jadi Narasumber Kewirausahaan

kuliah-kewirausahaan-desa-wisata-tinalah-galuh-alif-fahmi-rizki
Galuh Alif Fahmi Rizki saat menjadi Narasumber Kuliah Kewirausahaan

Universitas Ahmad Dahlan, 18 Juni 2023 - Pada Jumat, 16 Juni 2023, Galuh Alif Fahmi Rizki, pengelola Dewi Tinalah dan alumni Pendidikan Biologi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan (UAD), memberikan kuliah umum kewirausahaan yang menginspirasi para mahasiswa Pendidikan Biologi. Kegiatan ini diadakan di Ruang Serbaguna Lantai 10 Kampus 4 UAD dan menghadirkan Galuh sebagai narasumber.

Dalam kuliah umum tersebut, Galuh Alif Fahmi Rizki menyampaikan pesan yang kuat tentang pentingnya memiliki mindset berwirausaha dan mengoptimalkan potensi diri serta lingkungan sekitar. Ia membagikan pengalaman pribadinya sebagai pengelola Dewi Tinalah dan bagaimana ia terlibat dalam pengembangan Desa Wisata Tinalah sejak 2013.

Sebagai alumni Pendidikan Biologi, Galuh memahami bahwa Pendidikan Biologi memiliki ruang yang luas untuk dijadikan ladang berwirausaha, terutama melalui pengembangan potensi lingkungan. Desa Wisata Tinalah bukan hanya menjadi sumber belajar yang berharga bagi para pelajar dan mahasiswa, tetapi juga memberdayakan masyarakat setempat dan memberikan nilai tambah ekonomi.

Mahasiswa yang hadir dalam kuliah umum ini mendapatkan manfaat yang besar. Mereka memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya berwirausaha dan strategi untuk mengembangkan potensi diri dalam bidang Pendidikan Biologi. Mereka juga mempelajari bagaimana mengoptimalkan potensi lingkungan sebagai lahan berwirausaha, seperti yang telah dilakukan oleh Galuh di Desa Wisata Tinalah.

Dalam kegiatan ini, Universitas Ahmad Dahlan memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk belajar dari pengalaman nyata dan mendapatkan inspirasi langsung dari Galuh Alif Fahmi Rizki. Dalam konteks yang kompetitif dan terus berkembang, kuliah umum ini memberikan bekal berharga bagi mahasiswa untuk menjalani masa depan yang sukses dan berpengaruh.

Universitas Ahmad Dahlan mengundang Galuh Alif Fahmi Rizki sebagai pembicara dalam kuliah umum ini, mengakui kontribusinya dalam pengembangan Desa Wisata Tinalah dan kesuksesannya sebagai pengelola desa wisata. Diharapkan, kehadiran Galuh dapat menginspirasi mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri, berwirausaha, dan berkontribusi dalam pembangunan masyarakat.

Dalam akhir kuliah umum ini, Galuh Alif Fahmi Rizki memberikan motivasi kepada para mahasiswa untuk mengambil peran aktif dalam mengembangkan potensi lingkungan dan menciptakan dampak positif dalam masyarakat. Ia menekankan bahwa kesuksesan dan pengaruh dapat dimulai dari desa kecil seperti Tinalah. Galuh mengajak  para mahasiswa untuk melihat Desa Wisata Tinalah sebagai contoh nyata bahwa kesuksesan dan pengaruh dapat dimulai dari desa kecil. Ia mendorong mereka untuk memanfaatkan ilmu dan keterampilan yang mereka peroleh di bidang Pendidikan Biologi untuk mengembangkan potensi lingkungan dan berwirausaha.

Selain itu, Galuh berbagi strategi yang dapat dilakukan oleh peserta kuliah umum ini untuk mengikuti jejaknya. Pertama, mereka perlu memiliki visi yang jelas dan semangat yang kuat dalam mengembangkan potensi lingkungan di sekitar mereka. Kedua, mereka harus terus belajar dan mengembangkan diri agar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan bidang pariwisata dan pengelolaan desa. Terakhir, mereka perlu mengembangkan jaringan dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait, seperti pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat lokal.

Dengan menerapkan strategi ini, para mahasiswa memiliki peluang untuk menjadi agen perubahan dalam pengembangan desa wisata dan pariwisata berkelanjutan. Mereka dapat berkontribusi dalam pelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat, dan pengembangan ekonomi lokal. Galuh percaya bahwa melalui kolaborasi dan kerja keras, desa-desa kecil seperti Tinalah dapat menjadi destinasi pariwisata yang sukses dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat.

Kuliah umum ini menjadi titik awal bagi para mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan untuk memperluas wawasan dan menjadikan keberwirausahaan sebagai pilihan karir yang menarik. Desa Wisata Tinalah menjadi inspirasi nyata bahwa karya dan kontribusi yang berharga dapat dilakukan dari desa, dan dengan semangat inovasi dan keberanian, mereka dapat mengubah dunia sekitar mereka.

Universitas Ahmad Dahlan memberikan apresiasi kepada Galuh Alif Fahmi Rizki sebagai pembicara yang inspiratif dan berhasil dalam mengembangkan Desa Wisata Tinalah. Diharapkan, kuliah umum ini dapat memotivasi dan mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan masa depan dengan kreativitas, kepemimpinan, dan semangat berwirausaha.

Kuliah umum tentang kewirausahaan ini memberikan harapan baru bagi mahasiswa Pendidikan Biologi dan menginspirasi mereka untuk menjadi agen perubahan dalam pengembangan desa dan pariwisata berkelanjutan. Melalui pengetahuan, kerja sama, dan semangat berwirausaha, mereka dapat menciptakan masa depan yang cerah dan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.

Dewi Tinalah Ikuti Pelatihan Tata Kelola Desa Wisata Wujudkan Pariwisata Berkelanjutan

Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah) di Kalurahan Purwoharjo Kapanewon Samigaluh, salah satu destinasi pariwisata yang menarik di Kulon Progo, mengambil langkah maju dalam pengembangan dan pengelolaan desa wisata dengan mengirimkan dua perwakilan untuk mengikuti Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Kulon Progo. Pelatihan ini berlangsung pada tanggal 13 hingga 15 Juni 2023 dan bertujuan untuk meningkatkan profesionalitas layanan serta pengelolaan desa wisata di wilayah Kulon Progo.

desa-wisata-tinalah-pelatihan-tata-kelola-desa-wisata-pariwisata-berkelanjutan


Dalam upaya mendorong kesetaraan gender dan keberlanjutan aspek sosial, Desa Wisata Tinalah mengirimkan dua perempuan muda yang berdedikasi, yaitu Arista Putri Winarwati dan Nur Haslinda Rahmawati. Keikutsertaan mereka sebagai pengelola desa merupakan langkah nyata dalam memberikan kesempatan kepada kaum wanita dan generasi muda untuk meningkatkan pendidikan dan keterampilan di sektor pariwisata.

Baca Juga: Pengelola Dewi Tinalah Ikuti Sertifikasi Pemandu Outbound

Pelatihan ini memuat materi yang beragam, termasuk Membangun Masyarakat Desa Sadar Wisata Melalui Sapta Pesona, Kebijakan dan Program Pembangunan Kepariwisataan Daerah Kulon Progo untuk Pengembangan Desa Wisata, Membangun Kelembagaan Pengelolaan Desa Wisata, Pengelolaan Desa Wisata Pada Masa Penanganan Covid-19, Desa Wisata Dalam Sistem Kepariwisataan, Membangun Strategi Pemasaran dan Jejaring Kerjasama, Menyusun Paket Wisata Berbasis Masyarakat, serta Pengembangan dan Pengelolaan Produk Pariwisata Berbasis Masyarakat.

 

Manfaat Pelatihan Desa Wisata

Kegiatan ini memberikan manfaat yang baik bagi Desa Wisata Tinalah. Pertama, melalui pelatihan ini, pengelola desa diberikan pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik dalam mengelola destinasi wisata secara profesional. Nantinya dapat memanfaatkan praktik terbaik dalam membangun kelembagaan pengelolaan desa wisata, mengembangkan strategi pemasaran yang efektif, dan mengelola produk pariwisata berbasis masyarakat dengan lebih baik.

Kedua, keikutsertaan perempuan muda sebagai perwakilan Desa Wisata Tinalah menunjukkan komitmen desa dalam mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan kaum wanita dalam sektor pariwisata. Ini memberikan inspirasi kepada perempuan lainnya untuk mengambil peran aktif dalam pengembangan pariwisata lokal dan memberikan kontribusi yang berarti.

Baca Juga: Pengelola Dewi Tinalah Jadi Tim Pelatih Sadar Wisata 5.0 Kemenparekraf

Ketiga, pelatihan ini juga memberikan panduan dalam menghadapi tantangan masa depan yang dihadapi Desa Wisata Tinalah di bidang pengelolaan dan keberlanjutan pariwisata akan dapat ditangani dengan langkah-langkah konkret yang diambil melalui pelatihan ini. Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi termasuk pengelolaan lingkungan yang lebih baik, perubahan tren wisatawan, dan dampak dari perkembangan teknologi.

Melalui pelatihan ini, Desa Wisata Tinalah mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya keberlanjutan lingkungan dalam pariwisata. Dengan ini semakin tahu cara mengelola sumber daya alam secara bertanggung jawab, termasuk pengelolaan limbah, pelestarian flora dan fauna, serta mengurangi jejak karbon.

Selain itu, pelatihan ini juga membantu Desa Wisata Tinalah untuk mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan tren wisatawan. Dapat pemahaman baru tentang pengembangan paket wisata berbasis masyarakat yang menarik, kegiatan budaya dan tradisional yang dapat menarik minat wisatawan, serta strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan kunjungan.

Baca Juga: Dewi Tinalah Ikuti Sosialisasi Pariwisata Berkelanjutan di Bali

Dalam era teknologi yang terus berkembang, pelatihan ini juga akan membantu Desa Wisata Tinalah untuk memanfaatkan teknologi secara cerdas dalam pengelolaan pariwisata. Pelatihan ini memberikan pengetahuan tentang penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk mempromosikan destinasi, meningkatkan kualitas layanan, dan meningkatkan efisiensi operasional.

 

Pentingnya Tata Kelola Desa Wisata

Tata kelola yang baik dalam pengelolaan Desa Wisata Tinalah sangat penting untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan. Melalui tata kelola yang efektif, Desa Wisata Tinalah dapat memastikan bahwa pariwisata yang ditawarkan dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan yang berkelanjutan.

Pertama-tama, tata kelola yang baik memungkinkan adanya koordinasi dan kerjasama antara pemerintah desa, komunitas lokal, dan pelaku pariwisata. Dalam hal ini, perencanaan yang matang dan partisipasi aktif dari semua pihak sangat penting. Dengan adanya tata kelola yang kuat, Desa Wisata Tinalah dapat mengidentifikasi tujuan jangka panjang, mengembangkan strategi pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, dan melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.

Baca Juga: EBoook Digitalisasi Desa Wisata Dewi Tinalah

Selain itu, tata kelola yang baik juga melibatkan pengelolaan yang bijaksana terhadap sumber daya alam dan budaya. Dalam konteks pariwisata, ini berarti menjaga kelestarian lingkungan, menghormati dan melestarikan warisan budaya, serta mempromosikan partisipasi dan kesejahteraan masyarakat lokal.

Terakhir, tata kelola yang baik juga melibatkan pengelolaan risiko dan pengawasan yang efektif. Ini meliputi pengaturan regulasi yang jelas, pengawasan terhadap operasional pariwisata, dan pengendalian dampak negatif yang mungkin timbul.

Melalui penerapan tata kelola yang baik, Desa Wisata Tinalah nantinya dapat mencapai pengembangan pariwisata yang berkelanjutan secara holistik. Hal ini akan membantu meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan, memperkuat ekonomi lokal, melestarikan lingkungan, dan membangun hubungan yang harmonis antara komunitas lokal dan wisatawan.

Dengan mengambil langkah-langkah nyata dalam menghadapi tantangan masa depan, Desa Wisata Tinalah nantinya dapat mengembangkan pariwisata dengan lebih berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, dan menjaga keunikan budaya dan lingkungan alam yang dimiliki. Melalui pelatihan ini, Dewi Tinalah menjadi lebih siap dan mampu bersaing di tingkat regional maupun internasional, sehingga menjadi contoh Desa Wisata di seluruh Indonesia.

Pengelola Dewi Tinalah Ikuti Sertifikasi Pemandu Outbound, Wujudkan Layanan Prima Desa Wisata

Desa Wisata Tinalah, salah satu destinasi wisata di Kulon Progo, terus berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan dan pengelolaan paket wisata bagi para pengunjungnya. Hal tersebut dibuktikan dengan mengirimkan tiga pengelola, yaitu Hety, Fendy dan Riky sebagai Tim Pemandu Outbound Jogja Dewi Tinalah untuk mengikuti Sertifikasi Pemandu Outbound yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kulon Progo pada tanggal 5 Mei 2023.


pengelola-dewi-tinalah-ikuti-sertifikasi-pemandu-outbound

Kegiatan Sertifikasi Pemandu Outbound ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalitas layanan dan pengelolaan paket wisata di desa wisata di Kulon Progo. Kegiatan ini juga membantu para pengelola untuk memahami standar keamanan, kesehatan, dan lingkungan dalam melakukan kegiatan outbound.


Baca Juga


Dalam kegiatan ini, para pengelola Desa Wisata Tinalah belajar dan mengikuti serangkaian tes sertifikasi tentang teknik-teknik outbound. Selain itu, mereka juga belajar tentang cara mengelola tim dan memberikan briefing keamanan sebelum melakukan kegiatan outbound.


Dengan mengikuti kegiatan Sertifikasi Pemandu Outbound, pengelola Desa Wisata Tinalah diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para pengunjungnya. Mereka juga dapat memberikan pengalaman outbound yang lebih aman, menyenangkan, dan bermanfaat bagi para pengunjung yang ingin menikmati wisata alam di Desa Wisata Tinalah.


paket-outbound-jogja

Sertifikasi Pemandu Outbound ini merupakan bagian dari upaya pengelola Desa Wisata Tinalah untuk meningkatkan kualitas layanan dan memperluas pengalaman wisata bagi para pengunjungnya. Dengan memiliki pemandu outbound yang terlatih dan berkompeten, pengunjung Desa Wisata Tinalah akan merasa lebih nyaman dan terjamin keselamatannya saat melakukan kegiatan outbound di lokasi tersebut.


Cek Update: Paket Outbound Jogja di Dewi Tinalah

Dalam hal ini, Desa Wisata Tinalah terus berkomitmen untuk memberikan pengalaman wisata yang berkualitas dan berkesan bagi para pengunjungnya. Desa Wisata Tinalah juga berharap, dengan adanya kegiatan Sertifikasi Pemandu Outbound ini, dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan pariwisata di Kulon Progo serta meningkatkan daya tarik pariwisata di daerah tersebut.


Dengan adanya kegiatan ini dapat membantu masyarakat (wisatawan) untuk memahami manfaat dari kegiatan Sertifikasi Pemandu Outbound yang dilakukan oleh pengelola Desa Wisata Tinalah. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan dan memberikan pengalaman wisata yang lebih baik bagi para pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam di Kulon Progo. Yuk ke Desa Wisata Tinalah.

Dewi Tinalah Ikuti Sosialisasi Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan

Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah) mengikuti Sosialisasi dan Workshop Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan. Kegiatan ini diadakan pada tanggal 15-16 April 2023 di Hotel Aryaduta Kuta Bali, dan melibatkan 36 desa wisata dari seluruh Indonesia, termasuk Desa Wisata Tinalah. Partisipasi dalam kegiatan ini merupakan langkah konkret dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkualitas dan berkelanjutan di Indonesia.

 

bimtek-sertifikasi-pariwisata-berkelanjutan-desa-wisata


Dalam workshop tersebut, Dewi Tinalah mendapatkan arahan dan pemaparan mengenai Destinasi Pariwisata Berkelanjutan, Program Kegiatan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) dalam Pengembangan Desa Wisata di Indonesia, Percepatan Desa Wisata Mandiri, serta kriteria dan indikator Desa Wisata Berkelanjutan. Mereka juga mendapatkan pemahaman tentang penerapan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan di Desa Wisata Taro, termasuk pengelolaan, aspek sosio-ekonomi, budaya, dan lingkungan yang berkelanjutan. Selain itu, Dewi Tinalah juga siap mengikuti pendampingan penilaian mandiri yang akan membantu mereka dalam meningkatkan kualitas dan keberlanjutan desa wisata mereka.

Kegiatan ini memberikan manfaat yang besar bagi Desa Wisata Tinalah. Melalui sosialisasi dan workshop ini, mereka dapat mengakses informasi dan pengetahuan terbaru tentang praktik dan pedoman destinasi pariwisata berkelanjutan. Hal ini akan membantu mereka dalam mengembangkan dan mengelola desa wisata mereka dengan lebih efektif dan bertanggung jawab. Dewi Tinalah akan dapat menerapkan kriteria dan indikator yang telah dipelajari dalam pengelolaan desa wisata mereka, memastikan bahwa aktivitas pariwisata berdampak positif secara sosio-ekonomi, budaya, dan lingkungan.

Selain itu, keikutsertaan Dewi Tinalah dalam kegiatan ini juga memberikan kesempatan untuk berkolaborasi dan bertukar pengalaman dengan desa wisata lainnya di Indonesia. Mereka dapat belajar dari praktik terbaik dan inovasi yang telah dilakukan oleh desa wisata lain, memperluas wawasan mereka dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan. Dalam jangka panjang, kolaborasi ini dapat membentuk jaringan yang kuat antara desa wisata di Indonesia, saling mendukung dan memperkuat upaya mereka dalam mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan dan berkualitas.



Desa Wisata Tinalah berkomitmen untuk menerapkan pengetahuan dan wawasan yang didapat dari sosialisasi dan workshop ini. Mereka akan terus mengembangkan desa wisata mereka dengan tetap menjaga keberlanjutan lingkungan, memperhatikan aspek sosio-ekonomi dan budaya, serta memberikan pengalaman pariwisata yang autentik dan berkesan bagi wisatawan. Dengan mengadopsi pedoman destinasi pariwisata berkelanjutan, Desa Wisata Tinalah akan menerapkan praktik pengelolaan yang ramah lingkungan, menjaga keanekaragaman budaya, serta memberdayakan masyarakat lokal. Hal ini akan menciptakan harmoni antara wisatawan, masyarakat setempat, dan alam sekitar.

Dewi Tinalah juga menyadari pentingnya memanfaatkan teknologi dan pemasaran digital untuk meningkatkan visibilitas dan daya tarik desa wisata mereka. Dengan mengikuti workshop mengenai strategi viral digital marketing, mereka memperoleh wawasan baru dalam memanfaatkan media sosial, konten digital, dan strategi pemasaran online lainnya untuk meningkatkan okupansi dan popularitas desa wisata mereka. Mereka akan menerapkan langkah-langkah tersebut dengan kreativitas dan inovasi, menjangkau audiens yang lebih luas dan menarik minat wisatawan dari berbagai belahan Indonesia dan dunia.

Pada akhirnya, partisipasi Dewi Tinalah dalam workshop ini adalah langkah yang penting dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Mereka tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga memiliki kesempatan untuk berinteraksi dan berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait seperti Direktorat Ekonomi Digital, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Ini membuka peluang kerjasama yang lebih luas dan mendapatkan dukungan yang lebih baik dalam mengembangkan desa wisata mereka.

Desa Wisata Tinalah siap melangkah maju dengan komitmen yang kuat untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan, berkualitas, dan berdaya saing tinggi. Mereka akan terus meningkatkan kualitas pelayanan, memperhatikan kelestarian alam dan budaya, serta melibatkan masyarakat setempat dalam pengembangan dan manajemen desa wisata. Dewi Tinalah mengundang semua pihak, baik wisatawan maupun pemerintah dan stakeholder terkait, untuk bersama-sama mendukung dan mengapresiasi upaya mereka dalam menciptakan pengalaman pariwisata yang tak terlupakan dan memberi dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Dengan semangat kolaborasi, kesadaran akan keberlanjutan, dan penerapan strategi digital marketing yang efektif, Desa Wisata Tinalah siap menjadi contoh yang menginspirasi bagi desa wisata lainnya di Indonesia. Mari kita dukung dan berkontribusi dalam pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, memperkaya kehidupan masyarakat lokal, serta menjaga keindahan dan keunikan alam dan budaya Indonesia yang memikat dunia.


Pelatih Desa Wisata dari Dewi Tinalah tergabung dalam Kampanye Sadar Wisata 5.0 Kemenparekraf

Desa wisata saat ini menjadi program unggulan dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Tahun 2022 ini terdapat program Kampanye Sadar Wisata untuk desa wisata di daerah super prioritas.

Tim Trainer Kampanye Sadar Wisata Kemenparekraf RI Galuh Alif Fahmi Rizki Dewi Tinalah
Galuh Alif Fahmi Rizki menjadi Tim Pelatih Kampanye Sadar Wisata 5.0 Kemenparekraf

Pengelola Dewi Tinalah yaitu Galuh Alif Fahmi Rizki tergabung dalam kegiatan Kampanye sadar wisata 5.0 yang diselenggarakan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

KampanyeSadar Wisata 5.0 adalah sebuah program berkelanjutan yang terdiri dari sosialisasi, pelatihan, pendampingan dan penghargaan dalam upayamengembangkan wisata di desa dengan menerapkanperan kemajuan teknologi.

Info: Undang Galuh Alif Fahmi Rizki untuk Pelatihan Desa Wisata (085729546678)

Program ini merupakan program pelatihan desa wisata yang terintegrasi dalam mendorong desa wisata mengelola potensi desa secara kelembagaan. Kampanye Sadar Wisata 5.0 sebagai pelatihan pengembangan inovasi dan kapasitas bidang parekraf.

Dalam kesempatan ini, Pengelola Dewi Tinalah terpilih menjadi tim trainer  / pelatih dalam program Kampanye Sadar Wisata 5.0. Tahun ini menjadi pelatih dalam packaging dan presentation produk pariw

Pengembangan Kerjasama UNY Bidang Pendidikan, Seni Dan Budaya Dengan Kabupaten Kulon Progo DIY

Salah satu Tridarma perguruan tinggi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yaitu menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat atau yang saat ini lebih dikenal dengan kegiatan Dosen Berkegiatan di Luar Kampus. UNY memiliki program tentang menjalin kerjasama dengan lembaga mitra baik dalam dan luar negeri. 

Pengembangan Kerjasama Uny Bidang Pendidikan, Seni Dan Budaya Dengan Kabupaten Kulonprogo DIY

Bentuk kerjasama Dosen Berkegiatan di Luar Kampus yang ditawarkan meliputi: peningkatan potensi daerah, pengadaan pelatihan, peningkatan sumber daya manusia. Diharapkan dengan adanya Dosen Berkegiatan di Luar Kampus, akan meningkatkan kualitas daerah yang disasar dalam PPM sesuai dengan pengajuan rencana kegiatan, sehingga dapat menimbulkan pengaruh yang positif dan dapat menjalin kerjasama yang lebih baik bagi daerah ke depannya.

Kegiatan Dosen Berkegiatan di Luar Kampus juga bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada para dosen di UNY untuk melakukan kegiatan Kerjasama dalam rangka peningkatan produktifitas kineerja serta mewujudkan Tri Darma Perguruan Tinggi terutama di bidang pengabdian, serta mempercepat pembangunan baik sektor pendidikan, non pendidikan dan sumber daya manusia diseluruh wilayah di Indonesia. 

Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang menyimpan segudang potensi seni dan budaya baik budaya-budaya peninggalan nenek moyang yang sampai saat ini masih di lestarikan oleh masyarakat kulon Progo, maupun budaya baru yang dikembangkan masyarakat. Meskipun potensi bidang pendidikan, seni dan budaya di Kabupaten Kulonprogo banyak, namun hingga saat ini potensi tersebut kurang di garap dengan maksimal. 

Pengembangan Kerjasama Uny Bidang Pendidikan, Seni Dan Budaya Dengan Kabupaten Kulonprogo DIY (2)

Sebagai salah satu institusi bidang pendidikan UNY merasa terpanggil untuk dapat terus membina dan mengembangkan potensi pendidikan, seni dan budaya di Kabupaten Kulonprogo dengan menjalin kerjasama melalui kegiatan Dosen Berkegiatan di Luar Kampus. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu Pemda Kulonprogo untuk terus menggali potensi pendidikan, seni dan budaya di Kabupaten Kulonprogo sehingga kedepannya Kulonprogo menjadi lebih maju. Hingga saat ini kerjasama antara UNY dan Kabupaten Kulonprogo memang telah terlaksana, namun kegiatan Dosen Berkegiatan di Luar Kampus ini diharapkan dapat lebih mempererat dan meningkatkan intensitas dan kualitas kerjasama anatara UNY dan Kabupaten Kulonprogo.

Identifikasi dan Perumusan Masalah

Potensi bidang pendidikan, seni dan budaya di Kabupaten Kulonprogo yang belum di garap dengan maksimal memerlukan pendampingan dari ahli di bidang pendidikan, seni dan budaya. Pendampingan yang dimaksud dapat diwujudkan melalui berbagai kegiatan seperti workshop maupun lokakarya dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan yang dilaksanakan antara Kabupaten Kulonprogo dengan UNY.

Intensitas dan kualitas kerjasama antara UNY dan Kulonprogo masih memiliki potensi untuk dapat ditingkatkan kedepannya mengingat masih cukup banyak potensi bidang pendidikan, seni dan budaya di Kabupaten Kulonprogo yang masih bisa di maksimalkan.

Tujuan Kegiatan

Melalui proses pendampingan intensif dalam bentuk workshop bersama dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulonprogo. kegiatan Dosen Berkegiatan di Luar Kampus ini diharapkan mampu meningkatkan potensi bidang pendidikan, seni dan budaya di Kabupaten Kulonprogo. 

Kegiatan Dosen Berkegiatan di Luar Kampus ini juga diharapkan mampu mempererat kerjasama dalam bidang Pendidikan, Seni dan Budaya antara UNY dan Kabupaten Kulonprogo, khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Manfaat Kegiatan

Kegiatan Dosen Berkegiatan di Luar Kampus ini diharapkan mampu meningkatkan potensi bidang pendidikan, seni dan budaya di Kabupaten Kulonprogo serta mempererat kerjasama anatara UNY dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulonprogo.

Kerangka Pemecahan Masalah

Masih cukup banyak potensi bidang pendidikan, seni dan budaya di Kabupaten Kulonprogo yang belum di garap dengan maksimal. Kegiatan Dosen Berkegiatan di Luar Kampus ini direncanakan untuk dapat dilaksanakan dalam bentuk workshop atau lokakarya dengan personel dari Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulonprogo sehingga adanya potensi bidang pendidikan, seni dan budaya bisa lebih digali dan di kembangkan lagi.

Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran kegiatan ini adalah petugas atau personel Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulonprogo yang menangani bidang pendidikan, seni dan budaya di Kulonprogo.

Metode Kegiatan

Metode kegiatan yang akan digunakan dalam program Dosen Berkegiatan di Luar Kampus ini adalah pendampingan selama satu semester dengan struktur program seperti yang diuraikan pada tabel berikut.

Rancangan Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan sejak tahap persiapan yaitu pemilihan khalayak sasaran serta materi workshop sampai dengan pelaksanaan kegiatan dan presenitasi.

Built-in evaluation

Built-in evaluation adalah proses evaluasi yang terkait dengan proses dan materi workshop. Rancangan evaluasi ini mencakup presentasi materi, praktek, dan evaluasi unjuk kerja berupa identifikasi serta penyusunan tata kelola potensi pendidikan, seni serta budaya di Kabupaten Kulonprogo

On-progress evaluation

Selama metode praktik berlangsung, program ini menerapkan on-progress evaluation yakni evaluasi yang dimaksudkan untuk menilai kemajuan peningkatan kemampuan personel Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan Kabupaten Kulonprogo dalam identifikasi serta penyusunan tata kelola potensi pendidikan, seni serta budaya di Kabupaten Kulonprogo

Integrated evaluation

Integrated evaluation atau evaluasi terintegrasi merupakan bentuk evaluasi akhir pelatihan. Evaluasi ini mengulas secara keseluruhan hasil unjuk kerja peserta dalam mengimplementasikan apa yang sudah di identifikasi serta disusun terkait tata kelola potensi pendidikan, seni serta budaya di Kabupaten Kulon Progo.

Webinar Pemanfaatan Digital Marketing untuk Promosi dan Branding Desa Wisata

Pandemi covid 19 yang melanda dunia selama 2 tahun lebih membuat pariwisata terpuruk dan ekonomi masyarakat menurun drastis. Tahun 2022, seiring menghilangnya covid 19 membuat pariwisatamemiliki peluang untuk bangkit kembali. Pengelola destinasi terutama pengelola desa wisata menata kembali desa wisatanya dan membuat paket-paket wisata yang dapat menarik perhatian wisatawan.

Pemanfaatan Digital Marketing untuk Promosi dan Branding Desa Wisata

Hal penting lain yang harus diperhatikan setelah desa wisatanya siap menerima kunjungan adalah berpikir bagaimana cara agar wisatawan lokal maupun mancanegara mau mengunjungi dan menginap di desa wisata. wisatawan lokal maupun mancanegara mau mengunjungi dan menginap di desa wisata dapat terwujud jika mereka mengetahui keberadaan desa wisata tersebut sertaa wisatawan harus tahu nama desa wisata tersebut, lokasi, daya tarik dan paket wisata yang ditawarkan. Oleh karena itu desa wisata harus dikenal wisatawan sehingga desa wisata membutuhkan branding.

 

Baca Juga: Jadwal Webinar Desa Wisata Lainnya

Branding dapat dilakukan melalui promosi untuk target pasar yang dituju. Wisatawan sebagian besar yang menjadi target pasar adalah generasi milenial yang dalam kegiatannya sehari-hati menggunakan teknologi informasi (internet). Promosi dan branding dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi (internet) atau lebih tepatnya menggunakan digital marketing.

Oleh karena itu, dalam kegiatan praktisi mengajar dalam bentuk pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa maupun pengelola desa wisata dalam penggunaan digitak marketing. Dengan pelatihan ini diharapkan mahasiswa maupun pengelola desa wisata dapat mempraktekkan dalam kegiatan sehari-hari didesa wisata utnuk promosi. Pada akhirnya nanti dengan promosi yang bagus maka branding desa wisata menjadi lebih kuat.


Tujian Webinar Pemanfaatan Digital Marketing untuk Promosi dan Branding Desa Wisata

1. Memanfaatkan digital marketing untuk promosi dan branding desa wisata
2. Menambah pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa dan pengelola desa wisata dalam penggunaan digital marketing
3. Menjadi forum ilmiah yang berguna dalam pengembangan ilmu pengetahuan, baik yang bersifat praktis maupun akademis
4. Menjadi langkah awal untuk mengembangkan kerjasama antara pelaku bisnis pariwisata dan perguruan tinggi di masa yang akan datang.

Topik Webinar Pemanfaatan Digital Marketing untuk Promosi dan Branding Desa Wisata

Topik yang diangkat dalam kuliah tamu 2022 yaitu “PEMANFAATAN DIGITAL MARKETING UNTUK PROMOSI DAN BRANDING DESA WISATA”. materi yang disampaikan meliputi :
1. Jenis jenis media dalam digital marketing
2. Cara membuat promosi dengan menggunakan digital marketing (pemaparan cara membuatnya seperti pelatihan singkat)

Pelaksanaan Webinar Pemanfaatan Digital Marketing untuk Promosi dan Branding Desa Wisata

Kegiatan Kuliah Prakttisi Mengajar (pelatihan) akan dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Sabtu, 19 November 2022
Pukul : 14.00 -15.00 WIB
Tempat : daring melalui zoom meeting
Pembiacara : Galuh Alif Fahmi Rizki M.Pd (Pengelola Desa Wisata Dewi Tinalah, Kulon Progo, DIY)
Moderator : Dr. Eny Endah Pujiastuti, MSi (Dosen UPN “Veteran” Yogyakarta)

Daftar Webinar

Sinergi Dewi Tinalah Bersama Researcher Dalam Pelatihan Dan Focus Group Discussion

Dewi Tinalah merupakan desa wisata berjiwa edukasi yang kental dengan pesona alam dan budayanya. Dewi Tinalah membuka kesempatan belajar yang lebar bagi akademisi dan peneliti yang ingin melakukan observasi maupun riset. Dewasa ini, telah dilaksanakan pelatihan dari peneliti Universitas Atma Jaya Yogyakarta dibersamai oleh ahli drone dari USA dengan judul “Menggabungkan Drone, Pemetaan Partisipatif dan GIS untuk Meningkatkan Ketahanan Destinasi”


Sinergi Dewi Tinalah Bersama Researcher Dalam Pelatihan Dan Focus Group Discussion


Kegiatan ini dilaksanakan pada 13-14 Juli 2022 di Sekretariat Desa Wisata Tinalah. Diselenggarakan oleh tim peneliti dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Pada hari pertama, dilakukan pelatihan drone yang diikuti oleh 10 peserta dari pengelola desa wisata. Sedangkan untuk penyampaian materi dihadirkan ahli drone Dr. Aaron Kingsbury dari Maine Maritime Academy USA, Dr. Desideria Cempaka Wijaya Murti dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta serta Dr. Ignatius Cahyanto dari University of Louisiana at Lafayette. Tak hanya itu, kegiatan juga dibersamai oleh mahasiswa magang Travelxism Yogyakarta.


Pelatihan dilakukan dari pagi hingga siang diawali dengan pemaparan materi pengantar mengenai pengenalan, fungsi, manfaat, jenis, prosedur penggunaan serta pengaplikasian fungsi drone untuk kebutuhan pariwisata. Hasil awal yang ingin dicapai pada pelatihan ini ialah keterampilan dasar dalam mengoperasikan drone. Setelah mendapatkan materi pengantar, peserta pelatihan diajak untuk mengidentifikasikan objek-objek potensial di kawasan Dewi Tinalah yang kemudian akan dilakukan pengambilan gambarnya.


Proses identifikasi tersebut dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan pemantik meliputi area mana saja kah yang menunjukan lokasi terpencil, lanskap alami dan buatan, cagar budaya, area bernilai sejarah, area dengan potensi ekonomi, area berkegiatan lokalitas setempat, dll. Selanjutnya peserta diajak berpartisipasi langsung dalam mengoperasikan dan menggunakan fitur-fitur drone di areal lapangan Dewi Tinalah. Setelah mencoba mengambil foto, peserta pelatihan berpencar untuk mendapatkan foto area potensial di berbagai tempat berbeda yang telah diidentifikasi sebelumnya.


Setelah mendapatkan hasil yang cukup, kegiatan selanjutnya kembali ke Griya Wiguna untuk mendiskusikan hasil yang diperoleh serta kesan pesan setelah mencoba drone untuk pertama kalinya. Pada hari kedua, dilakukan FGD dengan masih bertemakan drone. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pemetaan lanjutan potensi di kawasan Dewi Tinalah. Pemetaan dilakukan dengan menempelkan tanda jenis potensi dalam peta raster area Dewi Tinalah. Dilanjutkan dengan diskusi mengenai potensi-potensi yang ditemukan selama pelatihan.


Diskusi dilakukan secara dua arah dengan melibatkan seluruh peserta untuk berpendapat seputar kegiatan yang telah dilakukan. FGD ini juga membahas potensi-potensi yang ada, potensi baru yang belum diolah, peluang wisata baru serta kelebihan dan kekurangan pengelolaan dan pengolahan potensi saat ini. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan menambah keterampilan pelaku wisata di Dewi Tinalah dalam pemanfaatan teknologi drone.


Temukan aktivitas wisata favoritmu di Dewi Tinalah seperti camping, fun tubing, outbond, rock painting, jelajah alam, workshop kerajinan, tangkap ikan dan studi banding. Lakukan reservasi untuk pengalaman wisata terbaikmu! (Astr)

Langkah Pemasaran Desa Wisata, Pengelola Wajib Tau!

Pemasaran desa wisata saat ini sangat penting dipelajari karena desa wisata sudah menjadi bagian penting dalam industri pariwisata berbasis masyarakat (CBT). Sebagai bentuk usaha diperlukan pemasaran desa wisata yang optimal agar dapat memberikan informasi yang tepat sasaran. Lalu apa saja langkap pemasaran desa wisata? Di artikel ini akan dibahas secara lengkap langkah-langkap pesaran desa wisata dan berbagai media yang dapat digunakan untuk promosi desa wisata.


langkah-pemasaran-desa-wisata


Apa itu Pemasaran Desa Wisata?

Bersamaan dengan bertambahnya keperluan wisatawan akan produk wisata desa, yang dituruti oleh perkembangan desa wisata di Indonesia yang semakin tumbuh subur, karena itu beberapa pengurus desa wisata wajib melakukan peranan pemasaran yang lebih bagus kembali supaya lebih populer dan banyak didatangi, hingga arah menyejahterakan warga lewat kepariwisataan bisa terwujud. 


Dalam masalah ini Dewi Tinalah ingin share berkenaan beberapa langkah yang bisa dilaksanakan oleh pengurus desa wisata dalam pasarkan desa wisatanya pada zaman ekonomi share (share economy) dan zaman digital di saat ini. Berikut beberapa langkah dari pemasaran desa wisata:


1. Analisis Produk Desa Wisata

Produk desa wisata sebagai pengalaman keseluruhan pengunjung sepanjang beraktivitas di desa wisata. Pengalaman keseluruhan itu terdiri atas sesuatu yang mereka saksikan (something to see), apa yang mereka kerjakan (something to do) dan apa yang mereka membeli (something to buy). Oleh karenanya, langkah awal dalam pemasaran desa wisata ialah menemukenali atau mengenali apa yang dapat disaksikan, dilaksanakan dan dibeli oleh pengunjung di desa wisata yang kita punyai.

Langkah mengenali produk ialah pertama dengan mencatat sebanyaknya kekuatan yang dipunyai, dan ingat suatu hal yang umum dan dilaksanakan setiap hari oleh masyarakat di desa kita, belum pasti biasa dimata pengunjung kita, seperti menyaksikan orang latihan seni tari kemungkinan biasa dimata kita sebagai masyarakat desa, tapi menjadi suatu hal yang mengagumkan dimata pengunjung, atau menanam padi kemungkinan hal yang umum untuk kita, tapi menjadi mengagumkan untuk pengunjung dari kota.


Langkah ke-2  yakni dengan berpikir inovatif, yakni membuat suatu hal yang tidak berada di desa kita jadi ada, seperti membuat gardu pandang dari bambu untuk swafoto (selfie), membuat sarana istirahat dengan hammock, membuat pentas atraksi dan lain-lain.

2. Definisikan USPs Desa Wisata

Tahapan ke-2  dalam pemasaran desa wisata ialah merangkum USPs (Unique Selling Proposition) atau umum disebutkan dengan Unique Selling Poin. USPs sebagai kekhasan yang hendak kita jual ke pasar yang disebut argumen kenapa pengunjung akan tiba ke desa wisata kita, tidak ke desa wisata lainnya, karena umumnya yang banyak dicari itu yang unik-unik. Disamping itu, USPs bisa menjadi senjata untuk keluar kompetisi harga, yang bisa berpengaruh jelek untuk keberlangsungan desa wisata.

USPs dirumuskan berdasar analisis produk yang sudah kita kerjakan dan USPs harus betul-betul unik dan berharga dimata pengunjung, dan tidak gampang diimitasi oleh desa wisata lainnya. Contoh Desa Wisata Ngelanggeran di Gunung Kidul memutuskan USPs-nya: Gunung Api Purba dan kolam besar seperti telaga yang umum disebutkan dengan Embung. Desa Wisata Panglipuran di Bali tinggalakan USPs-nya: rumah tradisi Bali yang paling asli Bali dan masih seragam tidak tercampur dengan kebudayaan kekinian sekarang ini.

Contoh lain USPs di Desa Wisata Tinalah dengan Pesona Alam dan Budaya. Kegiatan desa wisata berbasis masyarakat di Dewi Tinalah kental dengan kegiatan di alam dan budaya masyarakat setempat.

3. Tentukan Target Pasar Desa Wisata

Tahapan ke-3  dalam pemasaran desa wisata ialah cari fragmen pasar yang sesuai karakter produk dan USPs yang telah diputuskan. Dalam cari fragmen pasar target, pengurus desa wisata bisa memakai beragam tehnik segmentasi seperti segmentasi berdasar arah wisata, geografis, demografis, psikografis, sikap atau berbasiskan produk.


Anjuran saya untuk beberapa pengurus desa wisata, tehnik segmentasi yang pas ialah kombinasi di antara geografis, demografis, psikografis dan berbasiskan produk, mirip contoh berikut ini:

  • USPs : Dewi Tinalah untuk kegiatan live in dan outdoor kegiatan petualangan.
  • Fragmen : Geografis (Beberapa kota besar di Indonesia, beberapa negara sekitaran dengan capaian penerbangan kurang dari 8 jam), demografis (sebagian besar lelaki berumur 18-40 th, siswa, mahasiswa, periset, karyawan swasta/pemerintah), psikografis (ketertarikan yang tinggi pada aktivitas penjelajahan, integratif sosial, riset), pangkalan produk (hiker, trackker, explorer).

Adapun fragmen yang diincar itu, awalnya harus melalui proses penyeleksian, dengan persyaratan:

  • Fragmen yang diputuskan harus yang sanggup dilayani oleh pengurus desa wisata (product-market matching);
  • Fragmen yang diputuskan harus menunjukkan perkembangan yang menjanjikan;
  • Fragmen yang diputuskan agar lebih efektif dalam mencapainya dibandingkan dengan fragmen lainnya.

4. Definisikan Positioning Desa Wisata

Sesudah pasar diputuskan, karena itu tahapan seterusnya dalam pemasaran desa wisata ialah merangkum Positioning. Adapun Positioning ialah taktik dalam memberikan citra desa wisata dipikiran pasar supaya dipersepsikan unik dibandingkan dengan desa wisata lainnya. Pangkalan penentuan positioning ialah USPs yang telah dirumuskan awalnya. Contoh USPs-nya ialah sebagian besar warga peternak sapi dan perajin olahan dari susu sapi, karena itu bisa dirumuskan positioning sebagai sentral/pusat olahan susu sapi terkomplet di Indonesia.

5. Bangun Identitas (brand)

tahap selanjutnya dalam pemasaran desa wisata ialah membuat identitas, atau yang umumnya disebutkan dengan branding. Identitas umumnya berbentuk simbol, nama, ikon, jargon atau tagline. Desa wisata harus mempunyai identitas, agar diperbedakan dengan lainnya dan bisa gampang dikenang oleh pasar.

Dalam membuat identitas, yang pertama harus dilaksanakan ialah memutuskan satu merk (brand), seterusnya dikampanyekan lewat komunikasi pemasaran. Menurut Keller (2013), dalam memutuskan merk, ada banyak hal yang penting jadi perhatian misalnya:

  • Memorability; merk harus gampang dikenang, gampang dikenali/sederhana, gampang bisa dibaca, gampang jadi perhatian dan jadi fokus perhatian.
  • Meaningfullness; merk harus mempunyai makna dan akar yang terasosiasi dengan produk.
  • Likability; merk harus terkesan secara seni (eye-catching).
  • Transferability; merk harus bisa disamakan dalam bahasa atau rutinitas fragmen pasar.
  • Adaptability; merk harus fleksibel atau pas ditaruh pada semua media, keadaan atau keadaan.
  • Protectability; merk janganlah sampai diimitasi atau diduplikasi, oleh karenanya harus didaftarkan secara legal.

6. Bangun Produk Desa Wisata 

Tahapan keenam dalam pemasaran desa wisata ialah membuat dan meningkatkan produk. Sama seperti yang sudah saya terangkan awalnya, produk desa wisata pada intinya ialah pengalaman keseluruhan atas sesuatu yang disaksikan, dilaksanakan dan dibeli oleh pengunjung. Oleh karenanya, pengurus desa wisata bersama penopang kebutuhan lainnya harus bisa sediakan fasilitas dan prasarana supaya pengalaman keseluruhan dari pengunjung itu terlayani.


Produk harus bisa memberi jalan keluar atau faedah ke pasar yang sudah diincar, oleh karenanya, pengurus desa wisata harus cari tahu faedah apa yang diperlukan, yang diharapkan dan yang diharap oleh target pasar. Jika sudah dijumpai, bangunlah produk sesuai keperluan, kemauan dan keinginan target pasar itu, tapi dengan memerhatikan daya bantu lingkungan dan sosial supaya desa wisata bisa dipiara kebersinambungannya.

Formasi produk atau umum disebutkan dengan bauran produk yang bisa dibungkus oleh pengurus desa wisata ialah:

  • Produk fisik: terbagi dalam (1) pertunjukan seperti pertunjukan dari alam (pegunungan, persawahan, danau, bukit, sunset/sunrise, dll), bikinan (taman bermain, jembatan, air mancur, dan lain-lain.), budaya (tari-tarian, kehidupan warga, warisan riwayat dan lain-lain.); (2) sarana pendukung wisata (fasilitas, tempat minum dan makan, pusat info, toilet, dan lain-lain.); (3) fasilitas perolehan (jalan, model transportasi, petunjuk arah, dan lain-lain.)
  • Paket wisata: yakni produk bundel yang terbagi dalam kombinasi dari beberapa arah lawatan dengan 1 harga tertentu, seperti paket bertani yang terbagi dalam beraktivitas pertanian, makan/minum, melihat atraksi dan berkunjung sentral oleh-olehan.
  • Program: yakni beberapa acara (moment) yang bisa dibikin oleh pengurus desa wisata, baik secara reguler atau terencana, atau spontan, seperti acara perlombaan mengolah, acara keagamaan, hajatan 17 agustusan, dan lain-lain.

7. Tentukan Harga Paket Desa Wisata

Sesudah produk dibungkus, pengurus harus bisa membuat hitung-hitungan berapakah ongkos keseluruhan (harga dasar) yang perlu dikeluarkan dalam menyiapkan produk, baik berbentuk produk unit, paket atau moment. Kemudian, pengurus desa wisata bisa memutuskan nilai jual dengan beberapa tehnik penentuan harga seperti berikut:

  • Penetratif: yakni penentuan harga rendah diawalnya untuk menggairahkan lawatan, dan seterusnya menaikan harga sampai pada status harga biasa yang hendak dijajakan secara reguler.
  • Psikologikal: yakni penentuan harga untuk mendapat kesan-kesan emosional, seperti berkesan murah. Contoh supaya berkesan murah tidak memutuskan harga Rp. 200.000,-, tapi Rp. 199.000,-.
  • Macam: yakni memutuskan harga berdasarkan type-tipe pengunjung tertentu, seperti harga orang dewasa berlainan dengan anak kecil, harga untuk pengunjung luar negeri berlainan dengan dalam negeri, dan lain-lain. Atau memutuskan harga berdasar saat-saat tertentu seperti akhir minggu berlainan dengan beberapa hari biasa, musim berlibur berlainan dengan musim biasa.

8. Bangun Aliran Pemasaran Desa Wisata

Tahapan seterusnya dalam pemasaran desa wisata ialah membuat aliran pemasaran (kanal). Aliran pemasaran sebagai mediator desa wisata dalam meraih pengunjungnya. Ada banyak aliran yang bisa dipakai oleh pengurus desa wisata seperti berikut:

  • Tanpa aliran pemasaran: yakni pengurus desa wisata langsung datangkan pengunjung tanpa mediator, dapat dengan berkunjung komunitas-komunitas, mengundang warga, mengundang perusahaan, dan lain-lain.
  • Dengan memakai mediator: yakni pengurus dalam datangkan pengunjung melalui mediator seperti biro perjalanan, agen perjalanan wisata, pramuwisata (guide) dan lain-lain.

9. Kerjakan Komunikasi Pemasaran Desa Wisata

Langkah selanjutnya dalam pemasaran desa wisata ialah berkomunikasi pemasaran atau umum disebutkan dengan promo. Beberapa langkah saat lakukan komunikasi pemasaran ialah memutuskan arah komunikasi, merangkum pesan dan pilih alat yang pas.

  • Memutuskan arah komunikasi: pengurus desa wisata bisa memutuskan arah dari komunikasi pemasaran, apa untuk memberitahukan, untuk memengaruhi/persuasi, dan apa untuk mengingati. Dalam memutuskan arah komunikasi pemasaran, pengurus desa wisata bisa memutuskan satu arah saja atau gabungan dari 2 arah atau ketiganya. Yang perlu jadi perhatian dalam penentuan arah komunikasi pemasaran itu ialah harus dihubungkan dengan situasi dan kondisi yang terjadi. Misalnya jika kondisinya desa wisata baru ada ke pasar, karena itu yang lebih pas dari arah komunikasi marketingnya untuk memberitahukan, bila desa wisata telah populer dan banyak dikunjungai, karena itu bisa memutuskan arah komunikasi cuman untuk mengingati saja.
  • Merangkum pesan: pesan harus dirumuskan sesuai arah dari komunikasi pemasaran yang sudah diputuskan. Contoh: jika maksudnya untuk merangsan dan memengaruhi pasar untuk tiba, karena itu beberapa pesan persuatif yang bisa dirumuskan, seperti berpesan diskon atau harga khusus pada periode berlibur dan lain-lain.
  • Pilih alat (tools) komunikasi pemasaran: sesudah arah dan pesan dirumuskan, karena itu setelah itu pilih alat berkomunikasi yang bisa dipakai untuk menyampaikan pesan. Dalam masalah ini, ada banyak alat yang bisa diputuskan oleh pengurus desa wisata dalam menyampaikan pesan ke audiens-nya sebagai berikut:
Pemasaran desa wisata juga harus memperhatikan beberapa media pemasaran yang mudah digunakan dan mudah didistribusikan. Banyak strategi pemasaran yang dapat digunakan sebperti berikut.

  • Digital pemasaran: membuat web atau website, aktif dalam media sosial, (tergabung dengan ITX (Indonesia Tourism Exchange) dan desawisataindonesia.com), bekerja bersama dengan online travel agent (Trip Advisor, Airy Rooms, Traveloka, PegiPegi, dll), bekerja bersama dengan aggregator (Air Bnb, Home Away, dan lain-lain.).
  • Advertensi: menebarkan edaran, mengundang produser film atau film sinetron supaya jadi lokasi shooting, membuat buku petunjuk untuk pengunjung, dan lain-lain.
  • Pemasaran individual: sebagai wujud penawaran pemasaran dengan berhubungan secara individu baik dengan bertemu muka langsung atau lewat media (telephone, e-mail, media sosial, chat) dengan audience.
  • Jalinan warga: membuat dan menebarkan press release, ikuti seminar atau pameran dagang, mengadakan acara (moment), servis warga (layanan konsumen) dan lain-lain.
  • Promo pemasaran: memberi potongan harga, coupon berhadiah (bermalam gratis, ticket gratis, dll), hadiah langsung (farm-trip, souvenir, dan lain-lain.), hadiah pembelian (membeli paket A bisa kalender, dan lain-lain.), melangsungkan kontes berhadiah, dan lain-lain.


Cara pemasaran desa wisata tertera di atas tidak berjalan baik bila tidak ada kerjasama antara penopang kebutuhan, dimulai dari tingkat lokal sampai tingkat nasional. Karena itu, untuk beberapa pengurus desa wisata, dalam tiap lakukan keputusan marketingnya, harus didiskusikan dan dirumuskan bersama dengan beberapa penopang kebutuhan, supaya sama-sama berasa mempunyai.

Itu tadi langkah pemasaran desa wisata yang dapat dijadikan sebagai referensi untuk pengelolaan desa wisata khususnya dalam promosi desa wisata. Semoga bermanfaat.

Pelatihan Digitalisasi Desa Wisata Se-Yogyakarta di Dewi Tinalah

Dewi Tinalah – Adopsi teknologi saat ini masiv diterapkan di desa wisata. Adanya desa wisata ini menjadi salah satu ruang penting bagi masyarakat desa untuk berkreasi dan meningkatkan nilai tambah, baik untuk lingkungan, sosial dan ekonomi. Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta laksanakan Pelatihan Digitalisasi Desa Wisata Se-Yogyakarta di Dewi Tinalah dengan tema Digitalisasi, Branding, Pemasaran, dan Penjualan di desa wisata pada tanggal 16 Oktober 2021.


Pelatihan Digitalisasi Desa Wisata Se-Yogyakarta Dewi Tinalah
Pelatihan Digitalisasi Desa Wisata di Dewi Tinalah


Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta yang beralamat di Jl. Raya Janti No.4, Wonocatur, Banguntapan, Kec. Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan ini dengan tujuan untuk pengembangan komptensi SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk pengelola desa wisata, pelaku kuliner, homestay, kuliner dan fotografi.


Dalam sesi pembukaan ini, Bu Lita dari Dinpar DIY menyampaikan tentang pentingnya digitalisasi untuk desa wisata di Yogyakarta. Dewi Tinalah nantinya dapat memberikan tips dan trik untuk pengelolaan digitalisasi desa wisata karena telah meraih Anugerah Desa Wisata Indonesia dan menjadi Desa Wisata Digital.


Galuh Alif Fahmi Rizki selaku pengelola Desa Wisata Tinalah dan pegiat digitalisasi desa wisata menyampaikan tentang paradigma pariwisata 4.0 tentang adopsi tekonologi tepat guna, mulai dari internet of things, big data, dan cloud computing untuk pengelolaan desa wisata. Hal terpenting dalam digitalisasi dalah mindset dan paradigma untuk berkembang, SDM juga harus trampil.



Kegiatan ini tidak hanya sekedar membahas secara teoritis tentang digitalisasi desa wisata. Peserta kegiatan juga melakukan praktik tentang pembuatan video sebagai bagian dari dokumentasi kegiatan yang ada di kegiatan desa wisata.


Bagi Anda yang ingin belajar tentang digitalisasi desa seperti digitalisasi desa wisata, penerapan digitalisasi di Bumdesa dan pemasaran produk desa dengan internet dapat menghubungi Desa Wisata Tinalah sebagai narasumber desa digital. Kontak person 085729546678.

Kelas Digital Marketing Kelas Digital Marketing