Penerapan SDG 9 – Industri, Inovasi, dan Infrastruktur di Desa Wisata Tinalah -->
Mlaku Bareng Paket Wisata Jogja Dewi Tinalah

Penerapan SDG 9 – Industri, Inovasi, dan Infrastruktur di Desa Wisata Tinalah

Desa Wisata Tinalah menjadi salah satu contoh nyata penerapan SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) dalam lingkup pariwisata berbasis masyarakat. Dengan berkembangnya desa wisata ini, masyarakat lokal tidak hanya menikmati manfaat ekonomi, tetapi juga terus belajar dan beradaptasi dengan tata kelola industri pariwisata yang berkelanjutan.

Penerapan SDG 9 – Industri, Inovasi, dan Infrastruktur di Desa Wisata Tinalah

Dalam era pembangunan berkelanjutan, desa wisata tidak hanya menjadi ruang rekreasi, tetapi juga motor penggerak ekonomi, pusat inovasi, dan laboratorium hidup untuk mengembangkan infrastruktur yang mendukung kesejahteraan masyarakat. 

Desa Wisata Tinalah, yang terletak di Kulon Progo, Yogyakarta, menjadi contoh nyata bagaimana penerapan SDG 9 – Industri, Inovasi, dan Infrastruktur dapat berjalan seiring dengan pengembangan pariwisata berkelanjutan. 

Melalui tata kelola industri wisata berbasis masyarakat, inovasi produk dan layanan, hingga pembangunan infrastruktur penunjang, Desa Wisata Tinalah mampu membuktikan diri sebagai destinasi wisata yang berdaya saing dan berkelanjutan.

Apa Itu SDG 9 dan Relevansinya untuk Desa Wisata?

SDG 9 (Sustainable Development Goal 9) adalah tujuan pembangunan berkelanjutan yang berfokus pada Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Poin utama dari SDG 9 meliputi:

  • Mendorong pertumbuhan industri yang inklusif dan berkelanjutan.
  • Meningkatkan inovasi dalam berbagai sektor.
  • Memperkuat pembangunan infrastruktur yang andal, berkelanjutan, dan mendukung masyarakat.

Bagi desa wisata, penerapan SDG 9 sangat relevan. Pariwisata bukan hanya tentang menghadirkan hiburan, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi lokal, menghadirkan inovasi produk wisata, serta memastikan adanya infrastruktur dasar dan pariwisata yang mendukung kenyamanan wisatawan sekaligus meningkatkan kualitas hidup warga.

1. Tata Kelola Industri Pariwisata yang Menguntungkan

Masyarakat Desa Wisata Tinalah terlibat langsung dalam pengelolaan paket wisata, homestay, hingga penyediaan kuliner khas seperti Wingko Tinalah aneka keripik Tinalah. Model tata kelola ini menciptakan peluang usaha baru yang menguntungkan, sekaligus memperkuat ekonomi desa melalui partisipasi aktif warga. Desa wisata dikelola dengan pendekatan bisnis sosial (social enterprise) sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara merata oleh masyarakat.

2. Inovasi dalam Produk dan Layanan

Pengelola desa wisata terus melakukan inovasi produk, baik dalam pengembangan paket wisata berbasis edukasi, budaya, maupun jelajah alam. Selain itu, UMKM lokal seperti pengolahan makanan tradisional wingko Tinalah terus didorong dengan inovasi rasa, kemasan, hingga strategi pemasaran digital. Pemanfaatan teknologi digital seperti media sosial, website, hingga sistem reservasi online juga menjadi bentuk inovasi nyata dalam promosi dan pelayanan wisatawan.


Pengembangan inovasi menjadi pilar penting lain dalam penerapan SDG 9 di Desa Wisata Tinalah. Inovasi yang dilakukan mencakup:

Pengembangan Paket Wisata Edukasi

Wisatawan dapat mengikuti program seperti fun tubing, jelajah alam, outbound, live in, hingga kelas kreatif membuat topi dari daun kelapa atau piring lidi. Inovasi ini membuat wisata di Tinalah lebih dari sekadar rekreasi, tetapi juga pengalaman belajar.

Digital Marketing Desa Wisata

Dengan memanfaatkan teknologi digital, Desa Wisata Tinalah aktif memasarkan produk dan paket wisatanya melalui website, media sosial, hingga marketplace pariwisata. Inovasi digital ini memperluas jangkauan promosi dan memperkuat citra Tinalah sebagai destinasi unggulan.

Pengembangan UMKM Lokal

Produk seperti Wingko Tinalah bukan hanya menjadi oleh-oleh khas, tetapi juga bagian dari inovasi dalam diversifikasi produk wisata. Inovasi ini memperkuat nilai tambah ekonomi sekaligus menjaga warisan kuliner lokal.

Inovasi-inovasi tersebut menjadikan Desa Wisata Tinalah tidak hanya berorientasi pada wisatawan, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat dan pelestarian budaya.

3. Peningkatan Infrastruktur Dasar Desa

Hadirnya Desa Wisata Tinalah mendorong perbaikan infrastruktur desa, mulai dari akses jalan menuju lokasi, hingga perawatan jalur trekking untuk wisata alam. Selain itu, berbagai sarana umum pariwisata juga dibangun, seperti balai budaya untuk pertunjukan seni, toilet umum yang layak, gazebo sebagai area istirahat wisatawan, hingga penerapan panel surya di sekretariat Dewi Tinalah sebagai bentuk pemanfaatan energi terbarukan.

Beberapa infrastruktur yang telah dikembangkan antara lain:

  • Perbaikan Jalan Desa: Akses menuju Desa Wisata Tinalah semakin baik dengan adanya perbaikan jalan, sehingga mempermudah wisatawan untuk datang.
  • Balai Budaya: Menjadi pusat kegiatan seni, budaya, dan edukasi masyarakat sekaligus tempat untuk menyambut wisatawan.
  • Sarana Umum Wisata: Penyediaan toilet, gazebo, dan fasilitas publik lainnya demi kenyamanan wisatawan.
  • Pemanfaatan Energi Terbarukan: Sekretariat Desa Wisata Tinalah telah menggunakan panel surya sebagai sumber energi ramah lingkungan, menunjukkan komitmen terhadap pariwisata berkelanjutan.

4. Dampak Positif Bagi Masyarakat dan Lingkungan

Dengan adanya penerapan SDG 9, masyarakat Desa Wisata Tinalah kini memiliki akses lebih baik terhadap peluang ekonomi, infrastruktur publik yang mendukung kenyamanan wisatawan, serta kemampuan berinovasi dalam industri pariwisata. Hal ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga meningkatkan daya tarik wisata desa secara berkelanjutan dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan.


Penerapan SDG 9 – Industri, Inovasi, dan Infrastruktur di Desa Wisata Tinalah menunjukkan bahwa pembangunan pariwisata berbasis masyarakat mampu menjadi motor penggerak ekonomi desa. Melalui tata kelola industri yang inklusif, inovasi produk dan layanan wisata, serta pembangunan infrastruktur yang mendukung, Desa Wisata Tinalah tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga pusat pembelajaran pembangunan berkelanjutan di Yogyakarta.

Jika Anda adalah akademisi, komunitas, instansi, maupun wisatawan yang ingin belajar lebih jauh tentang penerapan SDG 9 Desa Wisata Tinalah, atau ingin berkolaborasi dalam pengembangan industri inovasi infrastruktur desa wisata, mari kunjungi dan rasakan langsung pengalaman di Desa Wisata Tinalah.