Home » pelatihan desa wisata
Studi Desa Wisata IAIN Syekh Nurjati Cirebon di Dewi Tinalah
Studi Banding Desa Wisata Gunungkidul di Dewi Tinalah Jadi Ruang Berbagi
Dewi Tinalah – Desa Wisata saat ini menjadi salah satu upaya program penting untuk meningkatkan partisipasi masyarakat melalui kegiatan pariwisata pedesaan. Desa Wisata Gunungkidul Bersama Dinas Pariwisata Gunungkidul yang terdiri dari Desa Wisata Ngawen, Nglipar, dan Kedungpoh lakukan studi banding pengembangan dan pengelolaan desa wisata di Dewi Tinalah (Desa Wisata Tinalah) pada hari Kamis 18 November 2021. Kegiatan Studi Banding Desa Wisata Gunungkidul di Dewi Tinalah Jadi Ruang Berbagi bersama.
Kegiatan ini menjadi sesi berbagi antara desa wisata Kulon Progo – Dewi Tinalah dengan Desa Wisata Gunungkidul. Kegiatan studi banding desa wisata Gunungkidul di Dewi Tinalah berfokus pada kebijakan peraturan desa / kalurahan, peran Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) dan Tata Kelola Desa Wisata.
Dalam pembahasan desa wisata dari segi kebijakan peraturan desa, penting Pemerintah Desa setempat untuk mengetahui berbagai kebijakan baik dari pusat sampai daerah. Kemudian dari kebijakan atau peraturan tersebut diturunkan dalam peraturan desa / kalurahan setempat sesuai dengan potensinya.
Pemerintah Desa memberikan arahan dan fasilitasi kepada masyarakat dengan memberikan arahan kebijakan dan sosialisasi kepada masyarakat, legalitas, serta alokasi pendanaan terkait dengan pengembangan desa wisata. Hal mendasar ini yang sangat diperlukan sebelum desa wisata nantinya jauh akan dikembangkan menjadi inovasi desa wisata berkelanjutan.
Studi banding desa wisata Gunungkidul di Dewi Tinalah juga membahas tentang peran POKDARWIS untuk desa wisata. Pokdarwis adalah kelembagaan ditingkat masyarakat yang anggotanya terdiri dari para pelaku pariwisata yang memiliki kepedulian dan tanggungjawab serta berperan sebagai penggerak dalam mendukung terciptanya iklim kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan dan memanfaatkannya bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.
Awal mula berdiri, beberapa tokoh masyarakat berkumpul dengan berbagi ide untuk merintis dan mengembangkan Potensi SDA di kawasan Kalurahan Purwoharjo sejak tahun 2012. Modal Awal rintisan Desa Wisata Tinalah adalah semangat untuk maju “ SEMANGAT TANPO SAMBAT” yang dimulai dari beberapa perwakilan Tokoh Masyarakat, peran pemuda beberapa dusun di Kalurahan Purwoharjo melalui wadah Komunitas penggiat pariwisata. Tokoh – tokoh Pokdarwis Tinalah bergerak dari tahun 2013, terdiri dari beberapa unsur pemerintah Desa, Tokoh Masyarakat, aktifis pemuda sebagai motor penggeraknya.
Peran POKDARWIS
- Membutuhkan komitmen dari semua pihak
- Membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
- Memerlukan usaha yang banyak untuk melatih dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia.
- Perlunya pendampingan pengembangan komponen produk dan kerajinan.
- Membutuhkan swadaya baik berupa tenaga maupun material.
Dukungan Sumber Daya Manusia dari tokoh pemuda yang sholid untuk memanfaatkan potensi Sumber Daya Alam berupa Goa, Jalur Trakking Bukit, Area Camping Ground, Sungai dan pesona alam sebagai daya tarik wisata yang akan dikelola untuk menghasilkan karya.
Semangat Swadaya yang sangat luar biasa berupa ide, tenaga dan material Bersama Pengelola Desa Wisata Tinalah dan dengan tekad keras untuk mengawali sebuah karya dengan membeli Joglo dan Rumah Kampung oleh beberapa tokoh pendiri dan konsep Paket Wisata yang telah dikemas.
Dan akhirnya Semangat kami dapat perhatian dari pemerintah sehingga ada pendampingan peningkatan SDM dari dinas terkait (Dinas paiwisata Kabupaten Kulon progo) berupa pelatihan – pelatihan, dan mendapat dana PNPM Pariwisata Tahun 2013 berupa fasilitasi : Camping Ground, Goa Sriti, dan mendirikan Joglo serta Rumah Kampung yang sudah di beli, tetapi karena keterbatasan biaya sehingga di fasilitasi dana PNPM tersebut.
Pokdarwis merupakan penggerak pariwisata dan sebagai bentuk kelembagaan informal yang dibentuk oleh masyarakat yang merupakan salah satu unsur mengembangkan dan mewujudkan Sadar Wisata dan Sapta Pesona di daerahnya.
Pentingnya Tata Kelola Desa Wisata
Pembahasan Studi Banding Desa Wisata Gunungkidul di Dewi Tinalah membahas terkait dengan tata Kelola desa wisata Tinalah. Desa wisata sebagai kepariwisataan berbasis masyarakat menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama. Melalui pemberdayaan masyarakat dalam berbagai kegiatan kepariwisataan, manfaat diprioritaskan sebesar-besarnya bagi masyarakat sehingga kesejahteraan meningkat.
Desa Wisata merupakan suatu bentuk integrasi antara Atraksi – Akomodasi – Fasilitas (Amenitas) pendukung yang di sajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku di dalam desa.
Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah) merupakan kawasan di Pegunungan Menoreh di Kulon Progo yang mempunyai kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Tinalah mempunyai unsur penting berupa air, tanah, udara, energi, dan berbagai mineral yang menjadi penopang kehidupan baik untuk manusia, flora, dan fauna.
Melestarikan lingkungan secara turun – temurun (teologi, falsafah dan budaya) menjadi bagian penting yang dapat dirasakan oleh generasi saat ini di Dewi Tinalah. Lingkungan dapat digunakan untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan melalui desa wisata berbasis masyarakat dengan pesona alam dan budaya.
Desa Wisata Tinalah merupakan landscape yang didalamnya terdapat berbagai sumber kehidupan dan kehidupan itu sendiri. Menjaga alam Dewi Tinalah merupakan peran masyarakat agar lingkungan tetap lestari.
Tata Kelola desa wisata secara bertahap akan memberikan dampak manfaat bagi lingkup sosial, lingkungan, dan ekonomi.
Pembangunan Sosial
Pemenuhan hak dasar manusia yang berkualitas secara adil dan setara untuk meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
Pembangunan Lingkungan
Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang berkelanjutan sebagai penyangga seluruh kehidupan.
Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi berkualitas melalui keberlanjutan peluang kerja dan usaha, inovasi, infrastruktur memadai, energi bersih yang terjangkau dan didukung kemitraan.
Pembangunan Hukum dan Tata kelola
Kepastian hukum dan tata kelola yang efektif, transparan, akuntabel dan partisipatif untuk menciptakan tata kelola desa wisata.
Pentingnya Rasa Memiliki Desa
Desa wisata yang diwakili oleh orang-orang yang rasa memilikinya tinggi dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik karena mereka secara sukarela melakukan tugas-tugas yang diemban tanpa rasa terbebani.
Mereka dengan sepenuh hati mendedikasikan diri pada desa wisata. Masyarakat desa harus mempunyai budaya kreatif untuk memunculkan gagasan baru, ide-ide baru, dan inovasi baru. Inovasi tidak melulu berbentuk produk baru, bisa juga berupa metode, cara, pengetahuan, teknologi, dan objek baru.
Hal ini yang mendorong Desa Wisata Tinalah berpartisipasi dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia, menjadi salah satu 50 terbaik desa wisata dengan tata Kelola pengembangan konten kreatif dan digitalisasi.
Bagi Anda yang ingin belajar mengenai Pokdarwis, Desa Wisata dan cara pengelolaanya dapat menghubungi Desa Wisata Tinalah. Selain itu Dewi Tinalah juga dapat menjadi narasumber berbagai kegiatan workshop, bimtek, sosialisasi, ataupun pelatihan.
Mindset Bertumbuh Infinite Game untuk Kembangkan Desa Wisata Berkelanjutan
Dewi Tinalah - Masyarakat dan desa merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan sejak jaman lampau. Masyarakat pun sudah pandai dan lihai akan potensi desa dan dirinya. Terbukti kini pun hadir ruang baru dengan desa wisata.
Melihat potensi yang ada, masyarakat di kawasan Sungai Tinalah di Kalurahan Purwoharjo pun pandai melihat peluang akan potensi desa. Alam, Budaya dan segala seluk beluk kehidupan di desa menjadikan tantangan bagi masyarakat untuk terus menjadi kontributor, baik secara jangka pendek dan jangka panjang.
Pola pikir masyarakat di Desa Wisata Tinalah www.dewitinalah.com pun kini bertumbuh, pemikiran bahwa "Make money to do good," sudah tidak relevan lagi. "Do good making money"-lah yang menjadi prinsip kontribusi masyarakat bahkan sampai budaya kegiatan di desa wisata.
Do Good making money ini yang terwujud dalam setiap kontribusi desa wisata. Masyarakat dengan kemampuan diri masing-masing berkontribusi secara baik melalui pemikiran dan skillnya. Misal dengan menjadi pemandu terbaik dalam setiap sesi Kegiatan Wisata.
Desa Wisata berkelanjutan ibarat pola The Infinite Game, Menjadi masyarakat kontributor yang memunculkan keberanian tak terbatas, untuk menemukan keberanian mengoptimalkan kemampuan di desa wisata.
Desa Wisata bukanlah permainan terbatas seperti sepak bola ataupun catur. Mengadopsi pola pikir tak terbatas membangun tim, organisasi, karier, dan kehidupan yang lebih kuat, lebih inovatif, dan menginspirasi. Pada akhirnya, masyarakat di Desa Wisata yang hidup dengan pola pikir tak terbatas adalah orang-orang yang memimpin generasi semua menuju masa depan.
4 Desa Wisata Kulon Progo Raih Penghargaan Nasional
Dewi Tinalah - Kulon Progo merupakan Kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan mayoritas kawasan pegunungan dan pertanian dengan kearifal lokal dan budaya yang kental. Terdapat beberapa desa wisata di Kulon Progo yang telah meraih penghargaan tingkat nasional.
Penghargaan yang diraih ini tentu merupakan hasil proses panjang dari semangat masyarakat untuk mengoptimalkan potensi yang ada di desa, baik alam, sejarah, budaya, dan potensi lainnya. Desa Wisata Kulon Progo menjadi salah satu desa wisata yang telah mendapatkan penghargaan tingkat nasional. Berikut daftar desa wisata Kulon Progo yang telah mendapatkan penghargaan nasional.
Desa Wisata Tinalah
Terkenal dengan Dewi Tinalah, pada tahun 2021 Desa Wisata Tinalah di Kecamatan / Kapanewon Samigaluh mendapatkan penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia dalam 50 Besar Desa Wisata Indonesia dari Kementrian Pariwisata Ekonomi Kreatif. Konten Kreatif dan Digitalisasi Desa Wisata Tinalah menjadi salah satu keunggulan dalam pengembangan daya tarik wisata.
Penguatan digitalisasi membawa Dewi Tinalah menjadi satu-satunya desa wisata di Kulon Progo yang mendapatkan Anugerah Desa Wisata Indonesia. Pada tanggal 11 Oktober 2021, Dewi Tinalah secara resmi ditetapkan oleh Mas Menteri Sandiaga Uno sebagai salah satu desa wisata Terbaik Indonesia. Penilaian Anugerah Desa Wisata Indonesia meliputi daya tarik wisata, homestay, CHSE, toilet, souvenir, digitalisasi, konten kreatif.
Dengan penghargaan ini Dewi Tinaah akan mendapatkan pendampingan untuk pengembangan desa wisata berkelanjutan lintas sektor kementrian, seperti Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementrian Pedesaan dan Daerah Tertinggal, Kementrian Komunikasi dan Informatika, Kementrian Koperasi dan UKM.
Baca Juga: Layanan Study Banding Desa Wisata
Desa Wisata Jatimulyo
Desa Wisata yang berlokasi di Kecamatan / Kapanewon Girimulyo ini meraih penghargaan sebagai Desa Wisata Berkelanjutan (2/3/2021). Penghargaan ini mengacu pada pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan, pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat lokal, pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung, serta pelestarian lingkungan yang kemudian diintegrasikan dalam Aspek Pedoman Desa Wisata yaitu Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas, Sumber Daya Manusia, Masyarakat, Industri, Promosi dan Pemasaran.
Desa Wisata Nglinggo
Penghargaan bergengsi juga didapatkan Desa Wisata Nglinggo, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia memberikan apresiasi usaha masyarakat dalam pengelolaan Community Based Tourism (CBT) dan Homestay (5/12/2018). Desa Wisata Nglinggo meraih juara 1 dalam kategori pengelola Community Based Tourism dan Homestay Rejo meraih juara 1 dalam kategori pengelolaan Homestay.
Desa Wisata Kalibiru
Desa Wisata Kalibiru di tahun 2017 sebagai destinasi wisata meraih penghargaan Anugerah Pesona Indonesia. Kegiatan Anugerah Pesona Indonesia membantu dalam memberitakan dan mempromosikan berbagai obyek dan tujuan wisata di Indonesia. Penilaian dalam Anugerah Pesona Indonesia 2017 dilakukan dengan pemungutan suara. Suara yang masuk sebanyak 213.820, meningkat 4 kali lipat dari tahun sebelumnya. Kalibiru meraih juara ketiga kategori wisata Dataran Tinggi Terpopuler.
Itu tadi daftar desa wisata Kulon Progo yang telah mendapatkan penghargaan tingkat nasional. Semoga desa wisata ini menjadi inspirasi desa-desa wisata lain di Kulon Progo dan Yogyakarta untuk tetap semangat dalam pengembangan desa wisata berkelanjutan. Bagi Anda yang ingin study banding desa wisata dapat menghubungi narabubung Desa Wisata Tinalah.
Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Belajar Pengelolaan Desa Wisata di Dewi Tinalah
Pentingnya Transformasi Digital Desa Wisata
Pelatihan Manajemen Pengelolaan Desa Wisata Dinas Pariwisata Sleman di Dewi Tinalah
Pelatihan Manajemen Pengelolaan Desa Wisata 8 Desa (Kecamatan Tempel) Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman di Dewi Tinalah. Desa Wisata saat ini menjadi salah satu ruang masyarakat untuk berkreasi. Selain itu dengan adanya desa wisata kondisi desa secara bertahap dapat tertata dengan rapi dan semakin lestari.
Hari Kamis 28 Oktober 2021, Dinas Pariwisata Sleman berkunjung di Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah) dalam rangka Pelatihan Manajemen Pengelolaan Desa Wisata 8 Desa (Kecamatan Tempel) Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman.
Baca Juga: Definisi dan Konsep Desa Wisata
Desa wisata menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk mengelola potensi di desa berdasarkan kemampuan masyarakat setempat (SDM) dalam mengelola kegiatan pariwisata agar memberikan manfaat kepada masyarakat, lingkungan dan ekonomi secara optimal sekaligus sebagai upaya untuk menghambat perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Pengembangan desa wisata tidak terlepas dari adanya kelembagaan, daya tarik wisata dan infrastruktur. Kelembagaan merupakan komponen penting dalam keberhasilan parwisata. Kelembagaan berperan untuk mengatur sumber daya dan distribusi manfaat dalam upaya peningkatan potensi desa wisata.
Baca Juga: Strategi Pemasaran Desa Wisata Menggunakan WhatsApp
Dengan adanya kelembagaan, desa wisata dapat mempersiapkan diri, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, program kerja, pendanaan, dan berbagai dukungan komponen masyarakat.
Pengembangan Potensi Desa Wisata yang Bersinergi dan Berkelanjutan
Dalam rangka pengembangan potensi desa wisata yang bersinergi dan berkelanjutan diperlukan langkah-langkah berikut:
1. Membangun komitmen bersama
2. Pemetaan potensi dan permasalahan desa
3. Membentuk / memperkuat kelembagaan
4. Menyusun rencana strategis
5. Mempersiapkan SDM desa wisata
6. Menata lingkungan, sarana prasarana pendukung
7. Formulasi branding desa wisata
8. Rancangan paket wisata
9. Pemasaran dan kemitraan
10. Pemantauan dan evaluasi
Kegiatan ini sealigus menjadi ruang silaturahmi antar pelaku desa wisata di Kabupaten Sleman dan Kulon Progo. Dengan adanya kegiatan ini juga menjadi ruang untuk berbagi kondisi dan perjalanan desa-desa wisata yang ada di Kecamatan Temple Sleman dengan Desa Wisata Tinalah. Harapannya kegiatan ini menjadi semangat bersama untuk membangun desa berbasis masyarakat dengan semangat gotong royong.