Desa Wisata Tinalah -->
Paket Wisata Jogja Dewi Tinalah

8 Kebijakan Pengembangan Kawasan Pariwisata Kulon Progo



Kabupaten Kulon Progo saat ini mendapatkan tantangan dengan adanya pembangunan bandara baru di Yogyakarta. Berbagai sektor yang ada di kabupaten harus bisa beradaptasi dan memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan perekonomian daerah.

8 Kebijakan Pengembangan Kawasan Pariwisata Kulon Progo
 
Dampak yang nantinya banyak dirasakan dari pembangunan bandara adalah sektor pariwisata, mulai dari tempat wisata, penginapan, kuliner, aneka oleh-oleh, pertunjukan budaya dan kesenian. Sektor pariwisata harus mempunyai strategi matang agar siap dengan segala efek pembangunan bandara.

Baca Juga: Tempat Camping dan Outbound Kulon Progo

Dengan ini, Pemda Kabupaten Kulon Progo mengeluarkan kebijakan untuk mewujudkan kawasan pariwisata yang maju. Kebijakan ini dituangkan dalam RTRW Kabupaten Kulon Progo tahun 2012 – 2032 (Pasal 66 Ayat &).

Kebijakan pengembangan kawasan pariwisata Kulon Progo sebagai berikut:

  1. Mengembangkan jaringan promosi pariwisata dengan daerah lain.
  2. Menetapkan kawasan unggulan, andalan dan potensial pengembangan pariwisata.
  3. Mengembangkan brand daerah.
  4. Meningkatkan akses menuju objek wisata.
  5. Meningkatkan fasilitas pendukung objek wisata.
  6. Diverivikasi produk pendukung pariwisata.
  7. Melindungi situs budaya masa lampau.
  8. Meningkatkan peran serta masyarakat pelaku pariwisata.
Dengan kebijakan tersebut merupakan langkah tepat bagi Kabupaten Kulon Progo siap menghadapi gelobang besar setelah selesainya pembangunan bandara baru. Peluang pariwisata harus ditangkap dari sekarang agar kita bisa menjadi pemain langsung sebagai penggerak perekonomian Kulon Progo.

Info Grafik 8 Kebijakan Pengembangan Kawasan Pariwisata Kulon Progo

8 Kebijakan Pengembangan Kawasan Pariwisata Kulon Progo
 
 


Desa Wisata Tinalah Mengikuti Workshop Pariwisata Tingkat ASEAN Plus Three




Desa Wisata Tinalah mengikuti kegiatan workshop pengembangan desa wisata di tingkat negara ASEAN Plus Three yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dengan tema ASEAN Plus Three Workshop on Tourism Village Community Service and Product Enhancement to Attract Youth Travellers. Kegiatan dilaksanakan pada 10 s.d. 12 September di Daerah Istimewa Yogyakarta. 

workshop-pariwisata-asean-three-plus-v1
Pengelola Desa Wisata Tinalah Mengikuti Worksop Pariwisata Tingkat ASEAN

ASEAN Three Plus merupakan hubungan kerja sama ASEAN Plus Three (APT) yang terbentuk sejak tahun 1997 yang melibatkan tiga negara Asia Timur yakni Cina, Jepang, dan Korea. Kerja sama APT berdasar Joint Statement on East Asia Cooperation (1997) mencakup perdagangan, investasi, keuangan dan perbankan, transfer teknologi, teknologi telematika, e-commerce, industri, pertanian, usaha kecil dan menengah, pariwisata, pengembangan wilayah pertumbuhan, jejaring dunia usaha, dan iptek. 



ASEAN Three Plus yang diselenggarakan oleh Kementrian Pariwisata Republik Indonesia  merupakan forum diskusi dan berbagi pengalaman dalam pengembangan desa wisata di negara Asia Tenggara, Korea, Jepang dan Tiongkok agar dapat menarik bagi para wisatawan muda (youth travellers).

Baca Juga: Kegiatan Atraksi Wisata di Dewi Tinalah

Dalam diskusi ini membahas tiga hal pokok, pertama mengenai Developing The Product Of Tourism Village Based On Community Based Tourism yang membahas tentang Community empowerment to create creative product and develop tourism package in tourism village dengan narasumber Mr. Benito C. Bengzon (Jr, Undersecretary for Tourism Development and Head of NTO, the Phillipines), Destha Titi Raharjana (Dosen Universitas Gadjah Mada), Ir. Doto Yogantoro (Praktisi Desa Wisata).

Kedua, RURAL TOURISM DESIGN FOR MILLENIAL TOURISM EXPERIENCE membahas tentang Strategy and policy to implement rural tourism as a new alternative to attract youth travellers in millennial era dengan narasumber Madam Khaing Mee Mee Htun (Head of Culture and Tourism Unit, ASEAN Korea Centre), Dr. Vitria Ariani (Chair of the Acceleration of Rural and Urban Tourism Team, Ministry of Tourism of the Republic of Indonesia), Mujimin (Head of Tebing Breksi Tourism Awareness Group).

Baca juga: Pengertian Desa Wisata

Ketiga, SHARING EXPERIENCE BY COUNTRY membahas tentang Sustainable Rural Tourism Bussiness and Best Practices dengan narasumber Ms. Praphatsorn Vardhanabhuti (Head of Creative Tourism Division, Designated Areas for Sustainable Tourism Administration, the Kingdom of Thailand), Mangku Kandia (Executive Director Awitour and Travel), dan Sugeng Handoko (Sekretaris Desa Wisata Ngglanggeran).


workshop-pariwisata-asean-three-plus
Peserta Worksop Mengikuti Atraksi Wisata Gamelan di Desa Wisata Pentingsari

Kegiatan ASEAN Plus Three  dibuka di Desa Wisata Pentingsari, Sleman, Yogyakarta. Di Desa Wisata Pentingsari, peserta workshop menginap di homestay dan mengikuti paket wisata kegiatan seperti membatik, membuat wayang, dan gamelan. Peserta merasakan kehidupan tinggal di desa yang lestari dengan kelestarian budaya dan kearifan lokalnya.

Kegiatan dilanjutkan di Tebing Breksi dan Candi Ijo, yang merupakant empat wisata hits dan instagramable untuk kaum milenials. Peserta menikmati tour dengan jeep melintasi kawasan Tebing breksi dan melihat sunset di Candi Ijo.

Baca Juga: Kegiatan Wisatawan Mancanegara di Dewi Tinalah

Penutupan workshop dilaksanakan di Hotel Phoenik (berdiri tahun 1918), merupakan bangunan yang sudah dimasukkan dalam Daftar Entitas Kebudayaan sebagai cagar budaya berdasarkan Data Referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada saat bernama Hotel Merdeka pada 1951, Presiden pertama RI, Soekarno bahkan sempat berkantor sementara di hotel ini ketika ibu kota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.



Tantangan pariwisata berkelanjutan di era milenial perlunya kemampuan kewirausahaan, digital marketing, distribusi pendapatan yang berkeadilan, dan harus mampu think out of the box. Konsep pariwisata di era milenial adalah pemasaran, kearifan lokal, dan story telling. Forum diskusi dan berbagi pengalaman dalam pengembangan desa wisata di negara Asia Tenggara, Korea, Jepang dan Tiongkok diharapkan dapat  menarik wisatawan muda (youth travellers) untuk berkunjung ke destinasi wisata ASEAN Plus Three. 





Desa Wisata berbasis Ekowisata - Dewi Tinalah



Ekosistem sungai merupakan sumber daya alam potensial yang dapat dikembangkan sebagai objek dan daya tarik ekowisata untuk menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dan mendorong program konservasi sungai. Kawasan sungai Tinalah dikembangkan lebih lanjut dengan prinsip-prinsip pemanfaatan sumber daya alam berkelanjutan untuk pengembangan desa wisata.


ekowisata-desa-wisata-yogyakarta
Kawasan Ekowisata Desa Wisata Tinalah - Wisata Kulon Progo

Pengembangan pariwisata berkelanjutan yaitu pariwisata yang aktivitasnya tetap memperhatikan keseimbangan alam, lingkungan, budaya dan ekonomi agar pariwisata tersebut terus berlanjut. Dengan kata lain, pengelolaannya haruslah dapat memberikan keuntungan secara ekonomi bagi seluruh pihak terkait baik itu pemerintah, sektor swasta, serta masyarakat setempat. 

Baca Juga: Camping di Desa Wisata Tinalah

Pengembangan kawasan sungai sebagai ekowisata terdapat beberapa prinsip yang harus dimengerti, yaitu pelestarian, pendidikan, pariwisata, perekonomian, dan partisipsi masyarakat setempat. Dengan mengedepankan pariwisata yang bertanggung jawab, serta memberi kontribusi terhadap kelestarian alam, InsyaAllah akan ada peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat setempat.




Tempat Makrab Jogja - 0852-0055-2054




Tempat Makrab Jogja di Desa Wisata Tinalah (0852-0055-2054) tempat Wisata Jogja untuk menyelenggarakan kegiatan mahasiswa di tahun ajaran baru berupa makrab (malam keakraban). Desa Wisata Tinalah (Dewi Tinalah) memberikan solusi bagi penyelenggaran makrab dengan memberikan paket kegiatan Makrab dengan konsep Camping Activity, Outbound, dan Jelajah Alam

tempat-makrab-jogja
Tempat Makrab Jogja - 0852-0055-2054

Kebanyakan mahasiswa Jogja bingung menentukan Tempat Makrab di Jogja karena berbagai hal. Mulai dari jarak, fasilitas, kemanan, dan pelayanan dari penyedia jasa Tempat Makrab Jogja. 

Jarak dan Fasilitas Tempat makrab Jogja

Kini Dewi Tinalah memberikan jawaban atas kebingungan tersebut. Mahasiswa Jogja mudah untuk menjangkau Tempat Makrab di Dewi Tinalah. Jarak dari Kota Jogja sekitar 20Km. Fasilitas Tempat Makrab lengkap (Joglo pertemuan, Omah Inap di Omahku, Tempat Ibadah, Tempat Parkir, Gazebo, Kamar mandi dan atau Toilet, camping ground, area outbound, jalur trekking alam, tempat wisata, layanan penerangan, layanan keamanan, layanan konsultasi kegiatan makrab).

Paket Tempat Makrab Jogja 

Di Dewi Tinalah, mahasiswa dapat memilih pilihan Paket Makrab, terdapat Paket Makrab 2 Hari 1 Malam, Paket 3 Hari 2 Malam. Paket kegiatan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dari penyelenggara makrab. Dapat juga menyelenggarakan kegiatan makrab 4 Hari 3 Malam. Semua dapat disesuaikan dengan rencana kegiatan dari panitia makrab.

Harga Paket Tempat Makrab Jogja 

Bagaimana dengan haraga paket Makrab Jogja? Apakah mahal? Paket makrab di Dewi Tinalah terjangkau untuk siapa saja, harga Paket 3 Hari 2 Malam untuk tahun 2019 adalah Rp40.000 dengan minimal peserta 50 orang. Harga Paket 3 Hari 2 Malam Rp35,000 untuk minimal peserta 50 orang. 

Apakah ada Paket Menu Makan di Tempat Makrab Jogja? 

Tidak usah bingung dengan kebutuhan konsumsi ketika kegiatan Makrab di Dewi Tinalah. Jika tidak mau repot menyiapkan kebutuhan konsumsi, panitia makrab dapat memesan menu kuliner yang disediakan di Dewi Tinalah. Harga bervariasi, mulai dari Rp10,000 s.d. Rp20,000. Semua dapat menyesuaikan kebutuhan anggaran kegiatan makrab. 

Segera Reservasi Tempat Makrab Jogja Sekarang!

Sekarang Makrab merupakan agenda tahunan untuk setiap jurusan di perguruan tinggi. Segera tentukan tanggal kegiatan makrab di tempat makrab Jogja di Dewi Tinalah. Hubungi  narahubung Dewi Tinalah untuk reservasi kegiatan di Tempat Makrab Jogja Dewi Tinalah.






Desa Wisata Sebagai Pusat Sumber Belajar (Bagian 2) - Dewi Tinalah

Artikel Sebelumnya: Desa Wisata Sebagai Pusat Sumber Belajar (Bagian 1) - Dewi Tinalah

Alam di Dewi Tinalah sangat mendukung dijadikan sebagai pengembangan pusat sumber belajar. Disini terdapat potensi sumber belajar berupa alam yang terdiri dari sungai, persawahan, embung, goa, pegunungan, kebun, dan sumber belajar buatan berupa museum. 

pusat-sumber-belajar-desa-wisata-tinalah


Potensi sumber belajar tersebut merupakan kategori sumber belajar yang by utilization dan dapat dikembangkan sebagai by design. Semua orang dapat memperoleh berbagai informasi berdasarkan sumber belajar by utlitization, tetapi ketika akan disampaikan secara khusus untuk keperluan belajar dan membelajarkan di dalam dan di luar lembaga pendidikan perlu didesain secara khusus pada suatu pokok bahasan yang berdasarkan landasan teoritis pada masing-masing sumber belajar tersebut. 

Dari berbagai sumber belajar di Dewi Tinalah, baik yang tinggal digunakan atau didesain terlebih dahulu berdasarkan sumber yang ada dapat mengakomodasi belajar seseorang sesuai dengan kecakapan belajarnya masing-masing, baik secara visual, auditori, kinestetik maupun dari kombinasi dari kecakapan belajar tersebut.

Baca juga: Belajar di Desa Wisata dengan Kegiatan Outbound

Sumber belajar berupa alam yang ada di Dewi Tinalah adalah sungai, persawahan, dan goa yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar sains baik biologi, fisika maupun kimia. Hal ini dapat dikembangkan untuk jenjang sekolah dasar, menengah, atas bahkan perguruan tinggi. Sungai di Dewi Tinalah dapat dijadikan sebagai sumber belajar biologi, fisika, dan kimia. 

Sebagai contoh, sungai dapat dijadikan sumber belajar dalam bidang biologi untuk materi pelajaran ekosistem sungai, indikator biologi, dan keanekaragaman biota sungai. Bidang fisika diantaranya untuk materi pelajaran mengenai gerak dengan melakukan praktikum di arus sungai. Materi pelajaran kimia diantaranya untuk mengetahui asam basa air, BO dan DO. Potensi alam tersebut dapat dikembangkan secara lebih luas dengan berbagai identifikasi dan pengembangan sesuai kebutuhan dan perkembangan keilmuan.
 

Alam di Dewi Tinalah dapat juga digunakan untuk sumber belajar tematik. Semisal di sungai, dapat digunakan untuk pelajaran matematika, agama, sejarah,  bahasa Indonesia, kesenian, geografi, sains, serta teknologi dan informasi. Semua tentang sungai dapat dijadikan materi secara tematik yang mengintegrasikan berbagai materi pelajaran dalam suatu kegiatan. 

Sumber Balajar ini menarik bagi seseorang sehingga termotivasi untuk belajar karena beragam informasi yang didapatkan dari satu sumber belajar tersebut. Belum lagi sumber-sumber belajar yang lain, seperti persawahan, goa, embung, dan museum yang dapat saling dikaitkan dalam berbagai materi pembelajaran.  Potensi sumber belajar berupa alam di Dewi Tinalah penting untuk dikembangkan sebagai pusat sumber belajar yang terdiri dari berbagai sumber belajar yang menjamin tersedianya lingkungan belajar. 
 
Dapatkan Ebook Panduan Desa Wisata - Download Panduan Desa Wisata
Kelas Digital Marketing Kelas Digital Marketing